Struktur Pengeluaran Rumahtangga STRUKTUR PEREKONOMIAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAHTANGGA

137 Persen Gambar 19. Distribusi Pendapatan Rumahtangga Jawa-Bali Tahun 2007 Persentase terbesar dengan sumber utama pendapatan dari upah dan gaji di Jawa-Bali diperoleh rumahtangga golongan atas di kota. Sedangkan sumber utama pendapatan yang berasal dari balas jasa kapital yang terbesar dibanding rumahtangga lain adalah rumahtangga golongan atas desa sebesar 38.33 persen, dimana 37.45 persen merupakan kompensasi balas jasa kapital yang berasal dari Jawa-Bali dan hanya 0.89 persen dari Sumatera. Sumber pendapatan terbesar yang berasal dari transfer, sama dengan wilayah Sumatera, yaitu rumahtangga buruh tanisebesar 33.60 persen, sebagian besar berasal dari rumahtangga Jawa-Bali 23.44 persen, sisanya berasal dari rumahtangga Sumatera, perusahaan, pemerintah, rest of Indonesia dan luar negeri.

5.3. Struktur Pengeluaran Rumahtangga

20.6 7.2 4.1 32.3 10.8 25 58.6 5.3 5.6 7.3 2 33.8 26.8 9.8 9.1 14.2 6.3 17.9 5.9 6 4.2 1 21.2 65 10 20 30 40 50 60 70 Sumatera Jaw a Bali-NTB-NTT Kalimantan Sulaw esi Maluku Papua Luas Wilayah Penduduk Panjang Jalan Kendaraan Pengeluaran rumahtangga umumnya untuk komsumsi, pembayaran transfer, pembayaran pajak langsung dan tabungan . Komsumsi digunakan untuk barang dan jasa, misalnya sandang, pangan dan papan atau disebut 138 juga sebagai pengeluaran konsumsi akhir. Pembayaran transfer terjadi antara rumahtangga dengan rumahtangga atau institusi lain. Pembayaran transfer antara rumahtangga dengan pemerintah misalnya pengeluaran pajak langsung, yaitu pengeluaran untuk pembayaran pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan bermotor dan sebagainya. Pembayaran transfer antarrumahtangga misalnya pengiriman uang kepada anak atau orangtua yang dipandang berbeda rumahtangga. Pembayaran transfer rumahtangga ke perusahaan misalnya pembayaran premi asuransi kecelakaan atau kerugian. Transfer rumahtangga keluar wilayah rest of Indonesia dan luar negeri adalah pengiriman sumbangan atau hibah keluar wilayah atau luar negeri. Tabungan merupakan selisih pendapatan dengan pengeluaran. Lampiran 12 dan 13 menyajikan persentase distribusi pengeluaran rumahtangga secara agregat di Sumatera dan Jawa-Bali tahun 2007. Pengeluaran rumahtangga lebih banyak digunakan untuk konsumsi akhir rata-rata golongan rumahtangga 76.80 persen di Sumatera dan 71.93 persen di Jawa-Bali. Rata-rata pengeluaran transfer 14.76 persen di Sumatera dan 19.17 persen di Jawa-Bali. persen Gambar 20. Distribusi Pengeluaran Rumahtangga Sumatera Tahun 2007 139 Pengeluaran transfer terbesar terjadi antar rumahtangga baik di Sumatera maupun di Jawa-Bali, masing-masing sebesar 5.74 persendan 5.32 persen. Rata- rata tabungan rumahtangga Sumatera tahun 2007sekitar 8.44 persen dari total pendapatan, sedangkan di Jawa-Bali sebesar 8.90 persen dengan rumahtangga golongan atas di kota yang paling banyak menabung untuk kedua wilayah. R umahtangga Sumatera yang membelanjakan pendapatannya untuk konsumsi barang dan jasa dengan porsi terbesar adalah rumahtangga golongan rendah di desa yaitu sebesar 82.95 persen dari total pendapatan rumahtangga tersebut. Gambar 21. Distribusi Pengeluaran Rumahtangga Jawa-Bali Tahun 2007 Sementara itu rumahtangga Jawa-Bali yang memiliki porsi terbesar dari pendapatannya untuk belanja komsumsi barang dan jasa adalah rumahtangga buruh tani dengan persentase yang lebih kecil dari Sumatera, yaitu 79.18 persen. Sebaliknya rumahtangga golongan atas kota baik di Sumatera maupun Jawa-Bali membelanjakan pendapatannya untuk konsumsi akhir paling kecil dibandingkan rumahtangga lainnya, masing-masing 68.22 persen dan 63.36 persen dari total pendapatannya. Rumahtangga berpendapatan tinggi memiliki pengeluaran komsumsi akhir yang relatif rendah namun memiliki tabungan yang lebih besar daripada rumahtangga lain.

VI. ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR PRODUKSI