Teori Kutub Pertumbuhan Pendekatan Ekonomi Regional

40 Pada model neo-klasik dibutuhkan pertumbuhan kapasitas penuh sehingga investasi sama dengan full employment. Syarat keseimbangan bila tingkat laba juga merupakan produk marginal dari modal marginal productivity of kapital = , maka syarat pertumbuhan mantap: ............................................................................ 2.16 Bila tertentu dan tetap konstan, maka dan harus tumbuh dengan tingkat yang sama. Pada pertumbuhan mantap Berbeda dengan Harrod-Domar, model neo-klasik mengandung teori mobilitas faktor yang dijelaskan dengan statika komparatif. Diasumsikan terdapat dua daerah dengan satu jenis barang homogen dan biaya transport nol. Penawaran tenaga kerja adalah tetap dan tidak ada kemajuan teknologi. Pasar beroperasi pada persaingan sempurna dan fungsi produksi identik disetiap daerah sebesar . Berdasarkan asumsi diatas, produk marginal tenaga kerja marginal productivity of labour = merupakan fungsi langsung marginal productivity of kapital = dimana adalah fungsi terbalik rasio modal-tenaga kerja. Dalam persaingan sempurna, sama dengan upah riil.

2.2.3. Teori Kutub Pertumbuhan

Pada tahun 1950-an muncul teori yang menekankan pentingnya peranan pusat-pusat pertumbuhan seperti teori kutup pertumbuhan growth pole theory oleh seorang ekonomi Perancis, Francois Perrox pada tahun 1955, teori kutub pembangunan teralokasi localized development theory oleh Boudeville, dan teori titik pertumbuhan growth point theory oleh Albert Hirschaman pada tahun 1958. Sjafrizal 2008 mengidentifikasi daerah tertentu yang tumbuh sangat cepat growing point , dan yang bertumbuh sangat lambat lagging region. Kondisi ini terjadi karena dalam proses pembangunan selalu terdapat efek rembesan 41 trickling-down effect dan efek konsentrasi polarization effect yang berbeda antara suatu daerah dengan daerah lainnya. Penentuan lokasi kegiatan ekonomi menjadi keputusan sangat penting dan strategis. Kutub pertumbuhan daerah didefinisikan sebagai seperangkat industri yang sedang berkembang berlokasi di daerah perkotaan dan mendorong perkembangan lanjutan dari kegiatan ekonomi melalui daerah pengaruhnya. Faktor utama ekspansi regional adalah interaksi antara industri inti industri penggerak yang merupakan pusat nadi dari kutup perkembangan. Industri berciri khas tertentu yaitu tingkat konsentrasi yang tinggi, elastisitas pendapatan dari permintaan yang tinggi, efek multiplier yang tinggi, tingkat teknologi yang sudah maju dan keahlian manajerial berbaur ke sektor lainnya. Kutub pertumbuhan tidak hanya melokalisasi industri inti, juga mendorong ekpansi yang besar di daerah sekitar. Analisis kutub pertumbuhan growth pole memiliki karakteristik khusus yang mengintegrasikan aspek pertumbuhan ekonomi, analisis keuntungan lokasi serta keterkaitan antarwilayah, sehingga dapat meningkatkan efisiensi ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi dapat didorong lebih maksimal. Analisis ini dapat mensinkronkan aspek pertumbuhan dan pemerataan pembangunan antarwilayah. Transfer pertumbuhan antarwilayah pada kenyataannya tidak pernah lancar, namun cenderung terkonsentrasi pada suatu daerah tertentu yang memiliki keunggulan lokasi. Analisis Perroux terhadap industri kendaraan menemukan tendensi mengelompok pada suatu lokasi tententu cluster of industries. Hal ini menyebabkan pertumbuhan cenderung berada pada daerah tersebut karena konsentrasi kegiatan ekonomi, dan selanjutnya mendorong pertumbuhan nasional. Keuntungan skala besar adalah keuntungan yang diperoleh dalam bentuk penurunan biaya produksi rata-rata per unit karena produksi dilakukan berskala 42 besar. Produksi skala besar dimungkinkan bila terdapat jaminan ketersediaan bahan baku dan market. Keuntungan lokalisasi adalah keuntungan dalam bentuk penghematan biaya perjalanan travel cost saving, baik bahan baku maupun pengangkutan hasil produksi, yang timbul karena lokasi terkonsentrasi dengan perusahaan terkait lainnya dalam pusat pertumbuhan yang sama. Peranan sarana dan prasarana jalan merupakan komponen penting dalam keuntungan lokalisasi. Keuntungan urbanisasi adalah keuntungan karena penggunaan fasilitas pada pusat pertumbuhan secara bersama seperti listrik, pergudangan, telepon, air minum, dan utilitas lainnya untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan. Karakteristik utama dari pusat pertumbuhan Richardson, 2001 yaitu: 1. Adanya sekelompok kegiatan ekonomi terkonsentrasi pada lokasi tertentu. 2. Konsentrasi tersebut mampu mendorong pertumbuhan yang dinamis. 3. Ada keterkaitan input output sesama kegiatan ekonomi pada pusat tersebut. 4. Terdapat sebuah industri induk propulsive industry pada pusat tersebut yang dapat berfungsi sebagai industri hulu penyedia bahan baku maupun industri hilir pengguna hasil produksi. Adisasmita 2005 terdapat elemen yang sangat menentukan dalam konsep pertumbuhan yaitu pengaruh suatu unit ekonomi terhadap unit ekonomi lainnya tidak dapat dihindari Gambar 5. Gambar 5. Struktur Ekonomi Pusat Pertumbuhan Usaha Terkait USAHA UTAMA Usaha Terkait Usaha Terkait Usaha Terkait 43 Industri pendorong yang dipandang sebagai titik awal dan merupakan elemen kunci pembangunan berkelanjutan memiliki ciri-ciri yang terkait yaitu: 1. Kapasitas industri pendorong harus relatif besar sehingga berpengaruh kuat, baik langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi; 2. Industri pendorong harus merupakan sektor yang dapat berkembang cepat; 3. Jumlah dan intensitas hubungan industri pendorong dengan sektor lain dipandang penting, sehingga besarnya pengaruh yang ditimbulkan dapat di implementasikan ke dalam unit-unit ekonomi lainnya. Kutub pertumbuhan akan berperan sebagai penggerak pertumbuhan dalam pembangunan wilayah, yakni menyebarkan hasil-hasil pembangunan ke wilayah pengaruh. Pengalaman di beberapa negara menunjukkan kegagalan peranan kutub pertumbuhan disebabkan pusat pertumbuhan berada di kota besar yang merupakan pusat konsentrasi penduduk dan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial, memiliki daya tarik yang kuat bagi urbanisasi. Akibatnya terjadi dampak negatif terhadap wilayah pengaruh yang disebut oleh Myrdal sebagai dampak serap balik backwash effect. Myrdal berpendapat pembangunan ekonomi menghasilkan suatu proses yang menyebabkan Si kaya mendapat keuntungan semakin banyak dan yang tertinggal di belakang semakin terhambat. Dampak serap balik cenderung membesar dan dampak sebar spread effect cenderung mengecil, yang secara kumulatif akan memperlebar ketimpangan internasional dan regional diantara negara-negara terbelakang. Dampak serap balik dapat diartikan sebagai semua perubahan yang merugikan dari ekspansi ekonomi di suatu tempat karena sebab diluar tempat itu. Dampak sebar adalah dampak momentum pembangunan ekonomi yang menyebar secara sentrifugal dari sentra ekonomi ke wilayah- 44 wilayah lain. Penyebab utama ketimpangan regional adalah kuatnya dampak balik dan lemahnya dampak sebar. Perbedaaan pendapatan regional dalam ekonomi yang maju jauh lebih kecil daripada perekonomian yang kurang berkembang. Konsep titik pertumbuhan growth point concept merupakan mata rantai penghubung antara struktur daerah-daerah nodal yang berkembang dengan sendirinya dan perencanaan fisik dan regional. Keuntungan aglomerasi menyebabkan konsentrasi produksi lebih efisien daripada terpencar-pencar. Pemikiran dasar titik pertumbuhan adalah bahwa kegiatan ekonomi disuatu daerah cenderung beraglomerasi disekitar sejumlah kecil titik-titik fokal pusat kontrolpusat yang dominan yang disebut dengan titik pertumbuhan.

2.2.4. Model Von Thunen