67
pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik dan air minum, bangunan konstruksi, perdagangan, restoran dan perhotelan, pengangkutan dan
komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainnya, jasa-jasa, dan permintaan akhir. Pada dasarnya selalu terdapat saling ketergantungan perekonomian antar
satu wilayah ke wilayah lain, sehingga analisis model Input-Output juga akan berdampak ke wilayah lain. Untuk menangkap dampak yang terjadi ke wilayah
lain, dikembangkanlah model Input-Output antar wilayah Inter-regional Input- Output
yang sering disebut dengan IRIO. Model ini diajukan pertama sekali oleh Walter Isard tahun 1951 sehingga dikenal dengan nama model Isard.
3.1.2. Social Accounting Matrix
Kesejahteraan ekonomi yang diperoleh melalui pertumbuhan growth tidak lagi memadai. Todaro 2000 menyatakan bahwa pertumbuhan yang tinggi tidak
selalu dapat diikuti oleh pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, sehingga diperlukan pertumbuhan ekonomi yang lebih berorientasi kepada pemerataan
gowth with equity . Pembangunan yang berorientasi kepada pemerataan
kesejahteraan membutuhkan analisis yang komprehensif mengenai hubungan keseimbangan umum yang terkait aspek pendapatan dan distribusi pendapatan
income distribution serta tenaga kerja employment. Untuk menangkap dampak
ekonomi dan sosial seperti pendapatan rumahtangga dan ketenagakerjaan, maka digunakan Social Accounting Matrix SAM sebagai perluasan neraca Input-
Output Adelman and Robinson, 1986. Keterkaitan antar sektor dan antar pelaku
ekonomi dalam analisis Input-Output tetap berlaku dalam kerangka SAM. Model Input-Output hanya menguraikan arus transaksi ekonomi dari sektor
produksi ke faktor produksi, pemerintah, rumahtangga, perusahaan, dan luar negeri. Dalam kerangka SAM, pada transaksi ekonomi dapat dilakukan
68
disagregasi dirinci pada sektor produksi, faktor produksi, institusi dan beberapa variabel makro ekonomi lainnya seperti modal, pajak, subsidi, ekspor, impor, dan
sebagainya. Dengan demikian SAM mampu menggambarkan seluruh transaksi sektoral dan institusi secara utuh dalam sebuah neraca, seperti transaksi antar
rumahtangga serta transfer pemerintah dari dan ke rumahtangga. SAM juga dapat mengambarkan arus distribusi dan redistribusi pendapatan. Penggunaan SAM
sebagai alat bantu analisis kebijakan policy analysis memiliki keterbatasan yaitu hanya dapat mengukur parameter ekonomi pada suatu waktu tertentu, biasa dalam
setahun dan tidak dapat menganalisis dampak perubahan pada waktu ke waktu.
3.1.3. Computable General Equilibrium
Para ahli menyadari bahwa dalam suatu perekonomian, terdapat berbagai macam pasar yang saling terkait interdependency, sehingga perubahan pada
suatu pasar akan mempengaruhi pasar lainnya. Keseimbangan umun terjadi bila permintaan dan penawaran setiap pasar berada pada kondisi keseimbangan. Model
ekonomi yang menggambarkan perekonomian dimana semua pasarnya dalam kondisi seimbang disebut pendekatan komputasi keseimbangan umum atau
Computable General Equilibrium CGE .
Model CGE digunakan untuk menganalisis dampak kebijakan yang sifatnya economy-wide
secara kuantitatif, yaitu dampak yang sangat dipengaruhi oleh keterkaitan antar pasar dan antar sektor dalam ekonomi Kenneth, 2005,
Kebijakan tersebut dapat berupa kebijakan pajak, hambatan perdagangan, perubahan pengeluaran Pemerintah, harga komoditas, teknologi dan kebijakan di
bidang lingkungan. Model CGE masih menggunakan Input-Output dan SAM sebagai basis data, yaitu dalam Input-Output terkandung matrik Input-Output
sedangkan dalam matrik SAM terkandung matrik transaksi antara rumahtangga
69
dan tranfer pemerintah dari dan ke rumahtangga. Walaupun pengembangan SAM dan CGE masing-masing terjadi secara independent, namun keduanya memiliki
hubungan yang sangat erat, disebabkan sumber data utama dalam penyusunan CGE berasal dari SAM Melo, 1998. Keseimbangan umum terjadi bila
perekonomian berada pada kondisi Pasar Persaingan Sempurna PPS, dan tidak ada skala pengembalian yang meningkat increasing return to scale.
Keseimbangan umum dalam struktur pasar persaingan sempurna menjamin tercapainya kondisi efisiensi pareto pareto efficient yaitu kondisi dimana satu
pihak tidak dapat meningkatkan kepuasannya tanpa mengurangi kepuasan pihak lain. Dengan kata lain pareto optimum adalah suatu kondisi dimana tidak mungkin
membuat salah seorang menjadi lebih baik better off tanpa membuat orang lain menjadi lebih buruk worst off. Dalam implementasinya, CGE memiliki
keterbatasan yang membutuhkan input data lebih luas dan komplit. Berdasarkan ulasan mengenai alat analisis diatas, dan mengacu kepada
tujuan penulisan yang bermaksud menganalisis dampak terhadap perekonomian dan sosial termasuk rumahtangga pada dua pulau utama di Indonesia dengan
pemberian dana penanganan prasarana jalan pada suatu waktu atau tahun anggaran tertentu, maka
alat analisisis yang lebih tepat digunakan adalah Inter- regional Social Accounting Matrix
Jawa-Sumatera yang selanjutnya disingkat dengan IRSAMJASUM. Disebabkan IRSAMJASUM berasal dari ekstraksi dan
perluasan tabel Inter Regional Input–Output IRIO tahun 2005, yang di
perbaharui ke tahun 2007, maka selanjutnya disebut dengan IRSAMJASUM
2007. 3.2. Kerangka Dasar Social Accounting Matrix
Pembangunan dan peningkatan prasarana transportasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan jalan yang akan mereduksi biaya operasional
70
kenderaan BOK bagi pengguna user pribadi maupun industri, dan melalui hubungan antar sektor akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara agregat
yang terkait dengan distribusi pendapatan income distribution dan lapangan kerja employment. Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE atau yang lebih
dikenal dengan Social Accounting Matrix SAM memperlihatkan keterkaitan ketiga parameter tersebut dan mampu menganalisis arus distribusi dan redistribusi
pendapatan maupun komsumsi antar kelompok rumahtangga, yang tidak ditemukan dalam model Input-Output.
SAM adalah stuatu kerangka data atau model yang merangkum berbagai variabel sosial-ekonomi secara komprehensif dan terintegrasi sehingga dapat
menyajikan gambaran umum perekonomian suatu negara atau wilayah pada waktu tertentu Pyatt, 1988. Salah satu tujuan penyusunan SAM adalah
memperluas gambaran sistem pendapatan nasonal atau System of National Account
SNA melalui penggabungan SNA dengan data distribusi pendapatan. SAM menyajikan suatu metode yang dapat mengubah SNA dari statistik produksi
menjadi statistik pendapatan, sehingga SAM lebih fokus pada analisis mengenai tingkat kesejahteraan kelompok sosial ekonomi yang berbeda.
Struktur SAM berbentuk matrik bujursangkar yang menggambarkan arus moneter dari berbagai transaksi ekonomi, terdiri dari baris lajur kesamping yang
menunjukkan transaksi penerimaan receipt dan kolom lajur kebawah yang menunjukkan transaksi pengeluaran expenditure. Total penerimaan harus sama
dengan total pengeluaran atau total nilai transaksi baris dan kolom harus sama agar syarat keseimbangan terpenuhi. Sumber data penyusunan SAM terutama dari
tabel Input-Output, statisik pendapatan nasional, dan statisttik pendapatan dan pengeluaran rumahtangga. SAM jauh lebih lengkap dari tabel I-O yang hanya
71
dapat merekam transaksi ekonomi tanpa menunjukkan latar belakang sosial dari pelaku transaksi tersebut, sementara SAM melakukan klasifikasi berbagai institusi
berdasarkan latar belakang sosial ekonomi pada suatu perekonomian. Model SAM merupakan perluasan Input-Output sehingga dapat memotret
lingkup yang lebih luas dan terperinci Sadoulet and de Janvry, 1995. Pada model Input-Output
yang dipaparkan adalah arus transaksi ekonomi dari sektor produksi ke faktor produksi, rumahtangga, pemerintah, perusahaan dan luar negeri. Dalam
SAM hal tersebut bisa didisagregasi lebih rinci, misalnya rumahtangga dibagi berdasarkan tingkat pendapatan atau kombinasi tingkat pendapatan dengan lokasi
pemukiman. SAM juga menjelaskan arus distribusi pendapatan, dan memasukkan beberapa variabel makroekonomi seperti pajak, subsidi, modal dan sebagainya,
sehingga SAM dapat menggambarkan seluruh transaksi makroekonomi, sektoral dan institusi secara utuh dan lengkap dalam sebuah neraca.
SAM sebagai kerangka data sosial ekonomi mampu menjelaskan mengenai: 1. Kinerja pembangunan ekonomi suatu negara, seperti distribusi Produk
Domestik Bruto PDB, komsumsi, tabungan dan sebagainya. 2. Distribusi pendapatan faktorial, yaitu distribusi pendapatan yang dirinci
menurut faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal. 3. Distribusi pendapatan rumahtangga dan distribusi tenagakerja menurut sektor,
termasuk distribusi pendapatan tenagakerja yang diperoleh sebagai kompensasi keikutsertaannya dalam proses produksi.
SAM juga digunakan sebagai dasar penyusunan model ekonomi lanjutan seperti analisis parsial partial equilibrium dan analisis keseimbangan umum general
equilibrium dalam rangka analisis kebijakan policy analysis.
72
Selain memiliki banyak keunggulan dibanding model I-O, Model SAM juga memiliki sejumlah keterbatasan pada asumsi-asumsi yang mendasarinya, yaitu :
1 semua produk yang dihasilkan setiap sektor habis dikonsumsi, 2 hubungan Input-Output
dalam kegiatan produksi bersifat linier sesuai model Leontif atau constant return to scale
, 3 tidak dimungkinkan substitusi antara faktor produksi yang digunakan, 4 suatu kelompok produk tidak dihasilkan bersama-sama oleh
dua perusahaan atau lebih, 5 harga konstan tidak dipengaruhi perubahan harga, 6 tidak ada eksternalitas negatif, dan 7 perekonomian keadaan keseimbangan.
Sumber : Badan Pusat Statistik 2007 Gambar 8. Diagram Modular Social Accounting Matrix
SAM memiliki beberapa karakteristik yaitu: 1 bersifat modular Gambar 8 yang dapat menghubungkan variabel sosial dan ekonomi di dalam maupun
antara berbagai sub-sistem satu sama lain secara terpadu, 2 memiliki sistem klasifikasi yang konsisten karena menjamin keseimbangan setiap neraca di
dalamnya, dan 3 memiliki kerangka data yang komprehensif dan terintegrasi karena mencakup berbagai data ekonomi dan sosial dalam suatu kerangka data
secara lengkap.
Komsumsi Pemerintah Pengeluaran
Rumahtangga Permintaan Akhir
Investasi Distribusi
Pendapatan Rumahtangga
Pemerintah Ekspor, Impor dan Neraca
Pembayaran PDB dan Distribusi
Pendapatan
Kebutuhan Dasar
Kegiatan Produksi
73
Kerangka dasar SAM Indonesia memiliki empat blok neraca utama yaitu: 1 blok neraca faktor produksi, 2 blok neraca institusi, 3 blok neraca sektor
aktivitas produksi, dan 4 neraca eksogen, yang terdiri dari neraca modal dan rest of the world
Daryanto, 2001. Ketiga neraca pertama disebut neraca endogen endogeneous
. Bentuk kerangka dasar SAM adalah matrik bujur sangkar 4 x 4 berbasis neraca pelaku ekonomi dengan masing-masing elemen matrik terdiri dari
sub-matrik sub-sistem. Pada masing-masing neraca, baris menunjukkan transaksi penerimaan income dan kolom menggambarkan transaksi pengeluaran
expenditure. Setiap neraca terdiri dari satu baris dan satu kolom, yang memiliki
nomor kode yang sama, yang menunjukkan jenis transaksi yang sama Tabel 6. Tabel 6. Kerangka Dasar Struktur Social Accounting Matrix
Pengeluaran Penerimaan
Neraca Endogen Neraca
Eksogen
Jumlah
Faktor Produksi Institusi
Sektor Produksi
1 2
3 4
5
Neraca Endogen
Faktor Produksi
1
T
Alokasi nilai tambah ke
faktor produksi
13
X
Pendapatan faktor produksi
dari luar negeri
1
Y
Distribusi pendapatan
faktorial
1
Institusi 2
T
Alokasi pendapatan
faktor produksi ke institusi
21
T
Transfer antar institusi
22
X
Transfer dari luar negeri
2
Y
Distribusi pendapatan
institusi
2
Sektor Produksi
3
T
Penerimaan akhir
domestik
32
T
33
Penerimaan antara
X
Ekspor dan investasi
3
Y
Total output menurut sektor
produksi
3
Neraca Eksogen
4
L
Alokasi pendapatan
faktor produksi ke luar negeri
1
L
Tabungan pemerintah,
swasta dan rumahtangga
2
L
3
Impor dan pajak tak
langsung
R
Transfer dan neraca lainnya
Y
Total penerimaan
neraca lainnya
4
Jumlah 5
Y’
Distribusi pengeluaran
faktor produksi
1
Y’
Distribusi pengeluaran
institusi
2
Y’
Total input
3
Y’
Total pengeluaran
lainnya
4
Pertemuan antara sisi baris dan sisi kolom pada satu sel menunjukkan bahwa penerimaan di satu sisi merupakan pengeluaran pada sisi yang lain, atau
74
sebaliknya .
Struktur penerimaan maupun pengeluaran sesuai fungsinya dibedakan atas variabel endogen dan eksogen. Perbedaan ini dimaksudkan untuk mengukur
pengaruh sebab akibat transaksi dampak multiplier dalam analisis. Tidak semua sel dalam SAM Indonesia memiliki nilai transaksi, misalnya T
11
dan T
12
memiliki nilai transaksi sama dengan nol, artinya dalam SAM Indonesia faktor produksi
tidak menerima pendapatan dari faktor produksi T
11
dan institusi T
12
Mengingat SAM adalah perluasan model Input-Output, maka ketersediaan data Input-Output sangat penting, misalnya sel matrik transaksi input antara pada
tabel Input-output dapat dimasukkan dalam matrik SAM untuk baris dan kolom neraca sektor produksi T
.
33
, pengeluaran komsumsi rumahtangga dan pemerintah pengeluaran rutin yang ada pada sisi permintaan akhir tabel Input-Output dapat
dimasukkan dalam sel matrik transaksi T
32
Thorbecke 2001, dalam perkembangannya membagi SAM menjadi 6 tipe neraca, dengan menambahkan neraca komoditas dan kapital sehingga menjadi
neraca sektor aktivitas produksi, neraca faktor produksi modal dan tenagakerja, neraca institusi domestik rumahtangga, perusahaan dan
pemerintah, neraca komoditas, neraca modal kapital, dan neraca rest of the
world . Kelima neraca pertama merupakan neraca endogen, sedangkan neraca ke
enam adalah eksogen. .
Demikian pula pengeluaran investasi dan ekspor pada permintaan akhir tabel Input-Output dapat dimasukkan semua
nilainya pada baris neraca sektor produksi dan kolom neraca eksogen.
Neraca faktor produksi terdiri dari tenagakerja labor force dan modal. Aspek tenagakerja merupakan point penting dalam analisis SAM karena terkait
langsung dengan ketersediaan lapangan pekerjaan employment. Tenagakerja dapat dibagi atas dua klasifikasi yaitu tenagakerja dibayar paid workers, dan
75
tenagakerja tidak dibayar unpaid workers. Tenagakerja yang dibayar adalah tenagakerja yang memperoleh gaji upah sebagai balas jasa, misalnya buruh atau
karyawan, sedangkan tenagakerja tidak dibayar adalah tenagakerja yang tidak memperoleh upah dan gaji sebagai balas jasanya, namun balas jasanya dinilai
dalam bentuk imputasi upah dan gaji imputed wages and salaries, contohnya pekerja keluarga unpaid family workers.
Menurut Saptutyningsih 2005, saat krisis ekonomi Indonesia kontraksi sektor industri paling berpengaruh pada tenagakerja produksi, operator alat
angkutan, dan buruh kasar di kota. Hal ini dimungkinkan karena sektor industri banyak dilaksanakan oleh tenagakerja produksi dan manual yang menerima gaji
upah di kota, namun tenaga kerja pertanian di desa juga cukup terpengaruh. Data upah dan gaji tenagakerja tidak dibayar dapat diperoleh dari hasil
survei upah oleh BPS. Sedangkan imputasi upah dan gaji tidak dibayar diasumsikan sama dengan upah dan gaji tenagakerja dibayar untuk klasifikasi
tenagakerja dan lapangan usaha yang sama. Total upah dan gaji untuk tenagakerja yang dibayar pada SAM, harus sama dengan total upah dan gaji pada tabel Input-
Output . Apabila hasilnya tidak sama, maka total upah dan gaji tenagakerja yang
dibayar harus disesuaikan dengan tabel Input-Output. Demikian juga total upah dan gaji pada tenagakerja yang dibayar pada SAM harus lebih kecil dari total
surplus usaha pada tabel Input-Output, karena total surplus usaha mencakup penyusutan, pajak tidak langsung, dan balas jasa tenagakerja yang tidak dibayar.
Faktor modal kapital dibagi dua bagian yaitu modal swasta dalam negeri dan modal pemerintah dan asing. Dalam faktor modal termasuk keuntungan
termasuk pajak langsung, bunga modal, sewa tanah, imputasi sewa rumah dan pendapatan kepemilikan lainnya setelah dikurangi imputasi upah dan gaji.
76
Sebagai balas jasa dari pemakaian modal, dapat diperoleh dari table Input-Output. Faktor produksi modal diderivasi kedalam sektor-sektor produksi.
Neraca faktor produksi yang dibaca secara baris menunjukkan penerimaan yang berasal dari upah dan sewa, serta pendapatan remmitance dan pendapatan
modal. Namun apabila dibaca secara kolom menunjukkan revenue yang didistribusikan ke rumahtangga sebagai pendapatan tenaga kerja, distribusi ke
perusahaan dan keuntungan yang bukan dari perusahaan, serta keuntungan perusahaan setelah dikurangi pembayaran pemerintah.
Sub matrik T
13
yang berada pada baris faktor produksi dan kolom sektor produksi adalah alokasi nilai tambah value added pada tabel I-O yang dibayar
sektor produksi kepada faktor produksi sebagai balas jasa penggunaan faktor produksi, misalnya upah dan gaji sebagai balas jasa tenagakerja, dan keuntungan,
dividen , bunga, sewa tanah sebagai balas jasa kapital modal. Sub matrik X
1
merupakan pendapatan faktor produksi yang diterima dari luar negeri. Penggabungan kedua sumber pendapatan tersebut X
1
+ T
13
Kinerja perekonomian nasional dapat ditunjukkan dari misalnya nilai tambah value added yang ditimbulkan oleh berbagai sektor ekonomi sub matrik
merupakan pendapatan faktorial total yang diperoleh rumahtangga suatu wilayahnegara.
yang memberi gambaran besarnya PDB atas dasar harga biaya faktor PDB at factor cost
pada tahun tertentu. Komponen ini merupakan pendapatan yang dibayarkan sebagai balas jasa faktor produksi terhadap pemilik faktor produksi
yaitu rumahtangga. Apabila ditambah dengan pajak tidak langsung netto akan menghasilkan PDB atas dasar harga pasar.
Blok neraca institusi dibagi menjadi
rumahtangga, perusahaan dan pemerintah. Ketiganya merupakan pelaku-pelaku utama perekonomian, dan
77
merupakan pemakai akhir end user dari suatu output produksi. Pelaku ekonomi pertama yaitu rumahtangga mendapatkan penerimaan yang bersumber dari: 1
pendapatan tenaga kerja berupa upah dan gaji yang merupakan balas jasa termasuk imputasi tenaga kerja yang tidak dibayar, pekerja keluarga, dan lain
sebagainya, 2 pendapatan kapital seperti sewa rumah yang merupakan balas jasa dari kapital yang diterima rumahtangga, dan 3 penerimaan transfer dari
rumahtangga lain, perusahaan, pemerintah dan luar negeri. Selanjutnya rumahtangga menggunakan pendapatan sebagai pengeluaran untuk kebutuhan: 1
komsumsi akhir barang dan jasa, 2 pembayaran pajak langsung, 3 pembayaran transfer ke rumahtangga, perusahaan dan luar negeri, dan 4 tabungan saving
yang dimasukkan ke dalam neraca modal. Rumahtangga memiliki kebutuhan dasar yang dipenuhi melalui komsumsi
barang dan jasa. Permintaan komoditas yang dibutuhkan tersebut dipenuhi melalui proses produksi. Proses produksi barang dan jasa dilakukan karena partisipasi
faktor-faktor produksi yang sebagian besar dimiliki rumahtangga. Jadi permintaan barang dan jasa menyebabkan terjadinya proses produksi yang selanjutnya
menciptakan pendapatan pemilik faktor produksi. Dari sini dapat diperkirakan distribusi pendapatan kelompok rumahtangga sebagai pemilik faktor produksi.
Nilai tambah pendapatan yang diperoleh faktor produksi karena partisipasinya dalam proses produksi setelah dikoreksi terhadap penyusutan,
pajak, subdidi, dan pembayaran transfer berhubungan dengan pendapatan rumahtangga. Ketimpangan atau ketidakmerataan pendapatan dapat dianalisis dari
pola distribusi ini atau pola komsumsinya. Krisis ekonomi Indonesia menyebabkan kesenjangan distribusi pendapatan
antar golongan rumahtangga yang semakin melebar. Berdasarkan distribusi
78
pendapatan yang diukur dari perbandingan rata-rata pendapatan disposabel perkapita tahun 1975 sampai 1995 menunjukkan rumahtangga dengan pendapatan
per kapita terendah adalah rumahtangga buruh tani dan pendapatan tertinggi adalah rumahtangga non-pertanian golongan atas di kota Abimanyu, 1999
Rumahtangga merupakan fokus utama dalam analisis model SAM. Kinerja ekonomi dapat diukur dari distribusi dan redistribusi pendapatan, komsumsi
rumahtangga serta pemerataan pendapatan sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat. Unsur-unsur dalam kelompok rumahtangga di-
disagregasi kedalam kelompok-kelompok sosial ekonomi yang saling berbeda tingkatannya
menurut karakteristik ekonomi, sosial maupun sifat demografisnya. Klasifikasi rumahtangga yang umum di Indonesia didasarkan status pekerjaan
kepala keluarga, terdiri dari 2 kategori utama yaitu kategori rumahtangga pedesaan rural dan kategori rumah tangga perkotaan urban, dimana masing-
masing kategori terdiri dari beberapa kelompok rumahtangga yang dibagi 8 kelompok untuk kedua kategori, masing-masing 5 kelompok rumahtangga
pedesaan dan 3 kelompok rumahtangga perkotaan. Distribusi pendapatan rumahtangga ditunjukkan pada baris kedua kerangka
SAM. Sub matrik T
21
adalah alokasi pendapatan faktor produksi yang dibayar oleh sektor produksi lalu diterima berbagai institusi diantaranya rumahtangga.
Redistribusi pendapatan faktor produksi ke pihak lain submatrik T
22
ditunjukkan melalui lalu lintas transfer antar institusi, misalnya subsidi dari pemerintah ke
rumahtangga, pembayaran transfer dari rumahtangga ke rumahtangga lain. Sub matrik X
2
adalah penerimaan ketiga institusi dari luar negeri. Penggabungan ketiga sub matrik T
21
, T
22
dan X
2
merupakan penerimaan rumahtangga yang berasal dari proses distribusi dan redistribusi pendapatan faktorial Y
2
.
79
Pola pengeluaran rumahtangga dilihat pada kolom masing-masing golongan rumah tangga. Struktur pengeluaran rumahtangga dapat dilihat berdasarkan jenis
komoditas, baik domestik maupun impor. Selain itu dapat juga diketahui besarnya tabungan yang merupakan selisih total penerimaan dengan total pegeluaran rumah
tangga menurut golongan masing-masing. Perusahaan sebagai pelaku ekonomi kedua memperoleh penerimaan utama berasal dari surplus kegiatan usaha atau
keuntungan usaha dan sebagian dari transfer, sementara pengeluarannya berupa pembayaran pajak dan transfer atau disebut juga dengan investasi.
Pelaku ekonomi ketiga yaitu pemerintah memperoleh penerimaan yang bersumber dari pajak dan transfer pendapatan dari luar negeri. Sementara
pengeluaran pemerintah dapat dikategorikan sebagai pengeluaran komsumsi barang dan jasa, pengeluaran investasi pemerintah dan subsidi, transfer ke
rumahtangga dan perumahan, dan sebagian juga berupa saving. Pelaku ekonomi
terakhir adalah luar negeri dengan permintaan akhir adalah ekspor. Neraca sektor produksi merupakan neraca yang menggambarkan transaksi
pembelian bahan mentah, barang-barang antara, dan sewa untuk memproduksi suatu komoditi. Apabila dibaca secara kolom, semua transaksi tersebut merupakan
pengeluaran yang meliputi permintaan antara, upah, sewa, dan value added dari pajak, sementara pada baris semua transaksi sebagai penerimaan yang bersumber
dari penjualan domestik dan subsidi ekspor. Output yang di produksi suatu sektor di distribusikan kepada dua kategori
pemakai. Pemakai pertama adalah yang menggunakan output tersebut untuk proses produksi lebih lanjut. Output tersebut digunakan sebagai bahan baku yang
disebut sebagai input antara yang berasal dari sektor produksi lain. Pemakai kedua adalah yang menggunakan output untuk memenuhi permintaan akhir.
80
Neraca modal dari sisi penerimaan baris berupa pemasukan dalam bentuk tabungan rumahtangga, swasta dan pemerintah, sedangkan dari sisi pengeluaran
kolom pada neraca komoditi berupa investasi. Transaksi antara domestik dengan luar negeri rest of the worldROW dicatat dalam neraca terakhir. Penerimaan
yang berhubungan dengan luar negeri dalam perekonomian domestik diperoleh dari ekspor, transfer pendapatan institusi dari luar negeri rumahtangga dan
perusahaan, transfer pendapatan dari faktor-faktor produksi, dan pemasukan modal dari luar negeri, sedangkan pengeluarannya berupa impor, pembayaran
faktor-faktor produksi dan transfer ke luar negeri. Struktur SAM dibangun dengan data yang umumnya diperoleh dari BPS
disagregasi pada neraca yang berbeda, dibutuhkan tiga kumpulan data yaitu: 1. Neraca aktifitas dan komoditi, dapat diambil dari tabel transaksi Input-Output.
2. Disagregasi value added dari pendapatan tenagakerja dan keuntungan perusahaan, diperoleh dari survei tenagakerja dan sensus sektoral. Hal yang
agak rumit adalah saat mengukur sektor-sektor aktifitas yang informal, yang sebenarnya dapat di identifikasikan melalui survei industri.
3. Penentuan pendapatan dan pengeluaran institusi perusahaan dan rumahtangga. Pekerjaan ini paling rumit dalam membangun struktur SAM. Pada sisi
pengeluaran, dapat diperoleh melalui survei konsumsi, pajak yang tersedia pada anggaran belanja negara. Namun dari sisi penerimaan harus dilakukan
survei rumahtangga. Apabila tidak tersedia, digunakan data survei pengeluaran keluarga, atau distribusi pendapatan penduduk kota dan desa,
atau survei angkatan kerja, dengan ketentuan survei tersebut memasukkan karakteristik anggota rumahtangga. Penerimaan dan pengeluaran perusahaan
secara agregat diperoleh dari dokumen neraca nasional. Transfer antara
81
pemerintah dan perusahaan, tersedia di statistik pemerintahan. kumpulan data lainnya sebagian besar diperoleh pada Badan Pusat Statistik.
3.3. Kerangka Inter-regional Social Accounting Matrix