163
Sumber: IRSAMJASUM 2007 diolah
Gambar 35. Multiplier Output terhadap Pendapatan Rumahtangga Jawa-Bali Intra-regional Tahun 2007
Dampak shock pada sektor pertanian, tanaman pangan dan tanaman lainnya ternyata menghasilkan kenaikan pendapatan rumahtangga terbesar dibandingkan
shock pada sekor lain yaitu sebesar 1.5019, dan golongan rumahtangga rendah kota memperoleh porsi terbesar yaitu 0.4358 Lampiran 23.
Sama halnya kenaikan pendapatan rumahtangga di Sumatera, kenaikan pendapatan rumahtangga Jawa-Bali untuk setiap sektor relatif merata. Namun
kenaikan pendapatan rumahtangga secara agregat di Sumatera akibat kenaikan pendapatan seluruh sektor lebih kecil dibandingkan Jawa-Bali. Ini menunjukkan
bahwa akibat guncangan output sektor produksi, rumahtangga di Jawa-Bali lebih menikmati kenaikan pendapatan dibandingkan rumahtangga di Sumatera.
7.2.2. Multiplier Pendapatan Institusi Inter-regional.
Peningkatan pendapatan institusi inter-regional suatu wilayah sebenarnya mencerminkan alokasi pendapatan yang diterima oleh institusi di wilayah tersebut
yang berasal dari alokasi pendapatan faktor produksi wilayah lain akibat peningkatan perekonomian wilayah lain tersebut spill-over effect. Alokasi
pendapatan faktor ini diperoleh sebagai kompensasi kepemilikan faktor produksi
0.08 0.28
0.19 0.11
0.38 0.29
1.32 0.99
0.2 0.29
0.08 0.14
0.27 0.06
0.25 0.5
0.75 1
1.25 1.5
1.75 2
Buruh T ani P engusaha
T ani RT Rendah
Desa RT At as
Desa RT Rendah
Kot a RT At as
Kot a T ot al
Rumah T angga
T ransport asi dan komunikasi t erbesar Konst ruksi Jalan dan Jembat an
164
yang dimiliki rumahtangga di wilayah lain, misalnya rumahtangga di Sumatera memiliki faktor produksi tertentu di Jawa-Bali. Pendapatan yang akan diterima
oleh rumahtangga di Sumatera akibat kepemilikan faktor di Jawa-Bali dinamakan pendapatan inter-regional rumahtangga. Lampiran 24
menunjukkan peningkatan pendapatan inter-regional rumahtangga di Jawa-Bali akibat guncangan output
pada sektor produksi di Sumatera mencapai 2.5 sampai 5 kali lebih tinggi dibandingkan sebaliknya.
Sumber: IRSAMJASUM 2007 diolah
Gambar 36. Multiplier Pendapatan Institusi Inter-regional Tahun 2007 Rumahtangga Jawa-Bali menerima peningkatan pedapatan rumahtangga
sebesar 0.3827 yang disebabkan peningkatan sektor konstruksi jalan dan jembatan di Sumatera. Angka ini berarti shock sebesar 1 unit moneter pada sektor
konstruksi jalan dan jembatan di Sumatera, meningkatkan pendapatan rumah tangga di Jawa-Bali secara agregat sebesar 0.3827 unit moneter. Sementara itu
peningkatan yang diterima rumahtangga Sumatera dari Jawa-Bali sebesar 0.0814 atau hampir 5 kali lebih kecil dari Jawa-Bali ke Sumatera.
0.19 0.61
0.6
0.18 0.08
0.16 0.09
0.43 0.18
0.04 0.02
0.43 0.19
0.04 0.38
0.17 0.03
0.02 -0.05
0.05 0.15
0.25 0.35
0.45 0.55
0.65 0.75
RT Sum-Jawa Bali
RT Jawa Bali- Sum
Perusahaan Sum-Jawa Bali
Perusahaan Jawa Bali-Sum
Pemda Sum- Jawa Bali
Pemda Jawa Bali-Sum
T ransportasi dan komunikasi terbesar Pertanian tanaman pangan dan tanaman lain terbesar2
Konstruksi Jalan dan Jembatan
165
Sumber: IRSAMJASUM 2007 diolah Gambar 37. Multiplier Pendapatan Rumahtangga Jawa-Bali Inter- regional
Akibat Guncangan Output di Sumatera. Peningkatan pendapatan paling besar diterima rumahtangga di Jawa-Bali
sebesar 0.4334 yang disebabkan peningkatan output sektor industri pemintalan, tekstil, pakaian, dan kulit di Sumatera.
Sektor lain di Sumatera yang menyumbang multiplier terbesar berikutnya ke Jawa-Bali adalah sektor transportasi dan
komunikasi 0.4292, sektor perdagangan, restoran, dan hotel 0.4130, dan sektor-sektor lainnya Lampiran 25 atau Gambar 37.
Pada gambar diatas, secara parsial guncangan output sebesar 1 unit moneter pada sektor konstruksi jalan dan jembatan
di Sumatera mengakibatkan kenaikan pendapatan institusi rumahtangga di Jawa-Bali sebesar 0.3827 unit moneter yang
didistribusikan ke rumahtangga buruh tani sebesar 0.0234 unit moneter, rumah tangga pengusaha tani sebesar 0.0799 unit moneter, ke rumahtangga golongan
rendah di desa sebesar 0.0548 unit moneter, ke rumahtangga golongan atas desa sebesar 0.0311 unit moneter, ke rumahtangga golongan rendah di kota sebesar
0.1092 unit moneter, ke rumahtangga golongan atas kota sebesar 0,0843 unit moneter. Hal ini berarti rumahtangga golongan rendah kota memperoleh porsi
0.06 0.43
0.02 0.08
0.03 0.11
0.38 0.09
0.03 0.06
0.03 0.12
0.1 0.43
0.02 0.03
0.12 0.09
0.09 0.05
0.08
0. 1 0. 2
0. 3 0. 4
0. 5
Buruh Tani Pengusaha
Tani RT Rendah
Desa RT At as
Desa RT Rendah
Kot a RT At as
Kot a Tot al
Rumah Tangga
I ndust ri Maakanan, minuman dan Tambakt ert inggi Transport asi dan komunikasi
Konst ruksi Jalan dan Jembat an
166
terbesar dibandingkan golongan rumahtangga lainnya di Jawa-Bali sebagai akibat adanya shock pada output sektor konstruksi jalan dan jembatan serta di Sumatera.
Sebaliknya, guncangan output 1 unit moneter pada sektor konstruksi jalan
dan jembatan di Jawa-Bali Lampiran 26 dan Gambar 38 menyebabkan kenaikan pendapatan di Sumatera sebesar 0.0814 unit moneter yang di distribusikan ke
rumahtangga buruh tani sebesar 0.0032 unit moneter, rumahtangga pengusaha tani sebesar 0.0133 unit moneter, rumahtangga golongan rendah di desa 0.0232 unit
moneter, rumahtangga golongan atas desa 0.0153 unit moneter, rumahtangga golongan rendah di kota 0.0154 unit moneter, dan rumahtangga golongan atas
kota 0.0110 unit moneter. Rumahtangga golongan rendah desa di Sumatera yang memperoleh kenaikan pendapatan terbesar akibat adanya shock pada sektor
konstruksi jalan dan jembatan dan sektor-sektor lain di Jawa-Bali.
Sumber: IRSAMJASUM 2007 diolah Gambar 38. Multiplier Pendapatan Rumahtangga Sumatera inter-
regional Akibat Guncangan Output di Jawa-Bali
7.3. Analisis Spill-over dan Efek Total