III. KERANGKA PENELITIAN
3.1. Pemilihan Alat Analisis
Menyadari posisi penting prasarana transportasi jalan sebagai ”driving force for economic growth
”, maka kebutuhan analisis dampak ekonomi pembangunan jalan secara komprehensif dalam kerangka makro ekonomi sangat diperlukan.
Fokus analisis dalam penelitian ini dilakukan di pulau Jawa-Bali dan Sumatera dengan pertimbangan dan latarbelakang bahwa perekonomian pulau Jawa-Bali
sudah lebih terintegrasi dengan pulau Sumatera yang saat ini dihubungkan oleh moda transportasi udara dan laut
selat sunda yang cukup baik. Intensitas dan frekwensi perpindahan arus manusia, barang dan jasa antara kedua pulau tersebut
jauh lebih tinggi dibandingkan misalnya Jawa - Kalimantan atau pulau lain. Berbagai alat analisis makroekonomi dapat digunakan untuk meneliti
dampak infrastruktur jalan terhadap perekonomian seperti Ekonometrika, Input- Output I-O
, Social Accounting Matrix SAM, Computable General Equilibrium CGE. Berbagai alat analisis memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemilihan alat
analisis terutama didasarkan oleh tujuan penelitian serta data yang tersedia.
3.1.1. Input-Output
Analisis Input-Output I-O sebenarnya telah dikenal sejak jaman Phsyokrat, kemudian dikembangkan secara signifikan pertama sekali oleh Wassily Leontif
pada akhir dekade tahun 1930-an. Analisis Input-Output disebut juga dengan inter-industry analysis
disebabkan tujuan semula kerangka input-output adalah untuk menganalisis saling ketergantungan antar industri dalam perekonomian.
Model Input-Output merupakan alat perencanaan ekonomi yang digunakan untuk menganalisis dampak perekonomian suatu wilayah atau nasional, serta
memotret hubungan dan keterkaitan antar sektor dalam perekonomian, misalnya
61
sektor pertanian dengan sektor industri. Hubungan antar sektor menjadi penting sejak analisis pembangunan ekonomi berkembang tahun 1950-an tidak hanya
mementingkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mulai meninjau distribusi pertumbuhan diantara faktor-faktor produksi dan sumber pertumbuhan itu sendiri.
Model Input-Output sebagai model kuantitatif memiliki keterbatasan yaitu:
1. Analisisnya bersifat statis bergantung ketersediaan tabel input-output yang dipublikasikan.
2. Sektor ekonomi lebih rinci disaggregate. 3. Model tidak dipengaruhi perubahan harga elastisitas faktor produksi nol;
4. Tidak ada kendala penawaran demand driven model. 5. Permintaan input antara dan primer menggunakan fungsi Leontief atau
koefisien input koefisien teknis konstan fixed input coefficients, berarti teknologi yang digunakan sektor produksi dalam proses tidak berubah selama
periode analisis atau proyeksi. 6. Merupakan statistik deskriptif.
7. Digunakan untuk analisis dampak. Input-output
memasukkan fenomena keseimbangan umum dalam analisis empiris sisi produksi berdasarkan situasi perekonomian Nazahara, 2005.
Penekanan utama Input-Output adalah sisi produksi sehingga teknologi produksi
menjadi penting, atau teknologi berperan besar adalah teknologi dalam kaitannya dengan penggunaan input antara intermediate input.
Tabel Input-Output merupakan uraian statistik berbentuk matrik yang memberi informasi transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antar satuan
kegiatan ekonomi sektor dalam suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu. Sektor primer adalah keseluruhan kegiatan yamg mengusahakan sumber daya
alam seperti sektor pertanian dalam arti luas pertanian, kehutanan, sektor pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder adalah sektor industri, dan sektor
tersier adalah sektor yang menghasilkan komoditi jasa.
62
Permintaan
Akhir
Permintaan Antara
Komsumsi Rumahtangga
TOTAL PERMINTAAN
Tenaga Kerja
Teknologi
Input Primer Lainnya
Permintaan Akhir lainnya
Gambar 7 : Model Sederhana Prinsip Input-Output Output yang dihasilkan suatu sektor, katakan sektor i didistribusikan kepada
dua pemakai. Pemakai pertama adalah sektor produksi lain yang menggunakan output tersebut untuk proses produksi lebih lanjut sebagai bahan baku. Output
sektor i yang digunakan sebagai bahan baku disebut input antara intermediate input
. Pemakai kedua menggunakan output tersebut untuk memenuhi permintaan akhir final demand sehingga disebut pemakai akhir. Pemakai akhir adalah
pelaku ekonomi yang terdiri dari rumahtangga, pemerintah, perusahaan dan luar negeri. Sebagai contoh bahan bakar minyak oleh rumahtangga tidak digunakan
lagi untuk proses produksi lebih lanjut, sehingga bahan bakar tersebut digunakan memenuhi final demand dan rumahtangga sebagai pemakai akhir, namun apabila
bahan bakar tersebut digunakan untuk proses produksi lebih lanjut seperti untuk gilingan padi, maka bahan bakar tersebut berfungsi sebagai intermediate input.
Struktur Input-Output memuat dua neraca yang saling terintegrasi yaitu neraca endogen dan eksogen, yang
digambarkan dalam matrik empat kwadran. Kwadran pertama menunjukkan arus barang dan jasa yang dihasilkan dan
digunakan masing-masing sektor. Komsumsi barang dan jasa adalah penggunaan barang untuk diproses kembali sehingga disebut dengan kwadran transaksi
ekonomi yaitu penjualan output antara dan pembelian input antara intermediate
63
input. Kwadran ini sangat dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi dalam neraca
eksogen terutama oleh permintaan akhir. Output yang digunakan untuk proses produksi lanjutan disebut output antara kode 180. Input antara kode 210 adalah
penggunaan barang dan jasa oleh suatu sektor dalam proses produksi, yang dapat berasal dari produksi sendiri maupun produksi sektor lain. Input antara biasanya
barang habis pakai seperti bahan baku, bahan bakar. Input antara mencakup dua komponen yaitu input yang berasal dari wilayahnegara sendiri dan yang berasal
dari wilayah negara lain, namun prakteknya sulit memisahkan keduanya. Kwadran kedua adalah permintaan akhir final demand yang terdiri dari
komsumsi rumahtangga, komsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap investasi, perubahan stok dan ekpor-impor. Penggunaan dan komsumsi barang
dan jasa bukan untuk proses produksi. Pengeluaran komsumsi rumahtangga kode 301 mencakup pembelian barang dan jasa oleh rumahtangga dan lembaga swasta
nirlaba private non profit institution, termasuk barang-barang tahan lama durable goods
seperti perlengkapan rumahtangga dan kendaraan bermotor. Bangunan tempat tinggal tidak termasuk karena dianggap sebagai pembentukan
modal di sektor persewaan bangunan. Data dasar berasal dari SUSENAS, berdasarkan survei dihitung komsumsi perkapita terhadap berbagai barang dan
jasa, sedang total komsumsi diperoleh dari jumlah penduduk tahun sebelumnya. Pengeluaran komsumsi pemerintah kode 302 mencakup pembelian barang
dan jasa oleh pemerintah meliputi pengeluaran pemerintah pusat dan daerah yang bersifat rutin current expenditure termasuk gaji belanja pegawai kecuali yang
sifatnya pembentukan modal. Data pengeluaran rutin pemerintah pusat diperoleh dari Kementerian Keuangan dan pengeluaran untuk mesin-mesin dan alat
perlengkapan bersumber dari BPS, statistik industri dari survei industri.
64
Pembentukan modal tetap fixed capital formation kode 303 mencakup pengeluaran untuk pengadaan, pembuatan atau pembelian barang-barang modal
dari dalam negeri maupun impor, terdiri atas bangunan konstruksi, mesin dan peralatan, kendaraan dan barang modal lainnya. Perubahan stok increased in
stock kode 304 sebenarnya merupakan pembentukan modal tidak tetap yang
diperoleh dari selisih antara nilai stok akhir tahun dikurangi dengan stok awal tahun sebagai awal periode perhitungan. Data diperoleh dari proses rekonsiliasi
yaitu suatu nilai selisih antara alokasi penggunaan output dengan jumlah penyediaannya. Stok adalah hasil produksi yang belum sempat dijual perusahaan
atau bahan-bahan yang belum sempat digunakan oleh konsumen. Ekspor dan impor kode 305 dan 409 adalah transaksi barang dan jasa
antara penduduk suatu wilayah dengan wilayah lain. Aspek penting yaitu transaksi ekonomi dan penduduk. Transaksi ekonomi mencakup transaksi barang,
jasa pengangkutan, jasa parawisata, jasa asuransi, jasa komunikasi dan transaksi komoditas lainnya. Penduduk mencakup badan pemerintah pusat dan daerah,
perorangan, perusahaan dan lembaga keuangan lain. Guna mendapat nilai ekspor dan impor dipakai data statistik perdagangan luar negeri dari BPS. Berdasarkan
data ekspor dan impor diketahui terjadinya surplus ataupun defisit perdagangan. Kwadran ketiga adalah input primer tenaga kerja dan modal yang disebut
sebagai nilai tambah value added merupakan semua balas jasa pada faktor produksi yang berperan dalam proses produksi, mencakup upah dan gaji tenaga
kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Kwadran ini merupakan input primer bagi sektor-sektor produksi yang bukan bagian dari
output suatu sektor poduksi seperti pada kwadran pertama dan kedua. Upah dan gaji merupakan balas jasa kepada buruh dan karyawan baik dalam bentuk uang
65
maupun barang, namun masih dalam bentuk bruto atau sebelum dipotong pajak. Surplus usaha mencakup sewa properti, bunga netto dan keuntungan perusahaan.
Keuntungan perusahaan masih dalam bentuk bruto yaitu sebelum pembagian dividen
kepada para pemegang saham dan dipotong pajak perusahaan. Penyusutan comsumption of fixed capital
merupakan sebagian keuntungan perusahaan yang disisihkan untuk pengganti barang modal yang habis dipakai atau penurunan nilai
barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi. Pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan pemerintah pada setiap transaksi penjualan oleh
perusahaan seperti Pajak Pertambahan Nilai PPN. Kwadran keempat adalah input primer yang langsung didistribusikan ke
sektor permintaan akhir. Dalam tabel Input-Output, kwadran pertama merupakan variabel endogen sedangkan kwadran kedua, ketiga, dan keempat adalah variabel
eksogen, tabel sederhana input-output tiga sektor dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Tabel Input-Output Tiga Sektor
Output Sektor Produksi
Permintaan Akhir
Total Output
Input 1
2 3
1 Z
11
Z
12
Z
13
Y
1
X
1
2 Z
21
Z
22
Z
23
Y
2
X
2
3 Z
31
Z
32
Z
33
Y
3
X
3
Input Primer V
V
1
V
2
V
3
Total Input X
X
1
X
2
X
3
Matrik Z terletak pada kwadran I adalah matrik transaksi input antara, dan Matrik Y pada kwadran II adalah permintaan akhir, terdiri dari permintaan untuk
komsumsi rumahtangga C, pemerintah G, Investasi I, dan ekspor X. Matrik V
sebagai kwadran III adalah matrik input primer, terdiri dari upahgaji W, surplus usaha S, penyusutan D, dan pajak tidak langsung minus subsidi T.
66
Dalam model Input-Output pengaruh interaksi ekonomi dikelompokkan dalam tiga jenis yaitu pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung dan pengaruh
total. Pengaruh langsung direct effect adalah pengaruh yang langsung dirasakan oleh suatu sektor yang outputnya digunakan sebagai input dari suatu sektor
produksi, misalkan kenaikan produksi daun teh akan menyebabkan bertambahnya permintaan input pupuk yang merupakan input langsung dalam produksi daun teh.
Pengaruh tidak langsung indirect effect adalah pengaruh tidak langsung yang dirasakan suatu sektor yang outputnya tidak digunakan sebagai input dari sektor
produksi yang bersangkutan, misalnya kenaikan produksi daun teh juga menyebabkan kenaikan permintaan jasa transportasi untuk pengangkutan hasil
produksi. Pengaruh total total effect merupakan keseluruhan pengaruh dalam perekonomian, yaitu penjumlahan dampak langsung dan tidak langsung
Dalam anatomi tabel Input-Output, matrik koefisien input atau koefisien teknis yaitu perbandingan input antara dengan total output, memegang peranan
yang sangat penting, karena dari matrik tersebut berbagai analisis Input-Output dapat dilakukan seperti keterkaitan kebelakang backward linkage, keterkaitan
kedepan forward linkage dan pengganda multiplier. Matrik koefisien input disusun dari matrik transaksi ekonomi yang diperoleh melalui survei, seperti
survei rumahtangga, survei tenaga kerja, survei industri, survei pasar, survei produksi, survei perdagangan dan sebagainya. Penyusunan matrik transaksi
ekonomi tidak dapat dilakukan dengan mudah. Hal ini menjadi latar belakang tabel Input-Output dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik dalam interval waktu
yang relatif lama yaitu setiap lima tahunan. Salah satu tahapan penting dalam penyusunan tabel Input-Output adalah
penyusunan klasifikasi sektor ekonomi yang dapat dibagi atas sektor pertanian,
67
pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik dan air minum, bangunan konstruksi, perdagangan, restoran dan perhotelan, pengangkutan dan
komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainnya, jasa-jasa, dan permintaan akhir. Pada dasarnya selalu terdapat saling ketergantungan perekonomian antar
satu wilayah ke wilayah lain, sehingga analisis model Input-Output juga akan berdampak ke wilayah lain. Untuk menangkap dampak yang terjadi ke wilayah
lain, dikembangkanlah model Input-Output antar wilayah Inter-regional Input- Output
yang sering disebut dengan IRIO. Model ini diajukan pertama sekali oleh Walter Isard tahun 1951 sehingga dikenal dengan nama model Isard.
3.1.2. Social Accounting Matrix