200
tinggi bagi Jawa-Bali. Untuk mengurangi dampak serap balik dan meningkatkan dampak sebar sehingga kesenjangan lebih kecil, sebaiknya dibangun pusat-pusat
kegiatan ekonomi growth pole theory di Sumatera, dan alokasi pembiayaan pembangunan jalan dalam rangka mendukung pusat-pusat kegiatan ekonomi
tersebut dapat di prioritaskan ke pulau Sumatera. Bilamana pusat kegiatan ekonomi tidak dibangun, maka pembangunan prasarana jalan tidak akan optimum.
9.3. Analisis Dampak Pendapatan Faktor Produksi.
Stimulus ekonomi berupa peningkatan investasi pada sektor konstruksi jalan dan jembatan tidak saja berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan blok sektor
tersebut sektor target dan sektor yang terkait dengan proses distribusi produk barang yang dihasilkan oleh setiap sektor, namun juga akan berpengaruh terhadap
sektor atau institusi neraca lain melalui proses keterkaitan antar institusi neraca dan multiplier. Dengan adanya peningkatan output sektor produksi sebagai
dampak investasi dari hasil suatu kebijakan, berpengaruh terhadap meningkatnya permintaan tenagakerja maupun modal, yang menyebabkan meningkatnya
pendapatan faktor produksi tersebut. Kenaikan pendapatan tenagakerja berupa upah gaji dan pendapatan bukan
tenagakerja seperti modal ataupun surplus usaha berupa pendapatan sewa rent. Pendapatan balas jasa tenagakerja seluruhnya ditransmisikan kepada institusi
rumahtangga. Sementara itu, pendapatan berupa sewa modal rent ditransmisikan kepada institusi rumahtangga, perusahaan dan pemerintah sebagai pemilik
sesungguhnya faktor produksi berupa peningkatan pendapatan institusi. Simulasi dengan skenario 1 pada tahun 2008 memberikan dampak terhadap
peningkatan pendapatan balas jasa tenagakerja dan bukan tenagakerja modal di Sumatera intra-regional impact sebesar 1 200.57 miliar rupiah dan sebagian
201
besar merupakan pendapatan untuk balas jasa modal yaitu sebesar 702.98 miliar rupiah. Balas jasa modal adalah berupa sewa modal atau capital rent Tabel 13.
Sementara itu, dampak tidak langsung inter-regional impact yaitu peningkatan pendapatan faktor produksi di Jawa-Bali akibat adanya investasi jalan dan
jembatan yang dilakukan di Sumatera adalah sebesar 574.78 miliar rupiah yang terdiri dari peningkatan penerimaan untuk balas jasa modal sebesar 320.33 miliar
rupiah dan sisanya merupakan peningkatan pendapatan upah dan gaji. Untuk simulasi investasi infrastruktur jalan dan jembatan tahun 2009 dan tahun 2010
juga menunjukkan hasil yang sama dimana faktor produksi bukan tenagakerja modal sebagai penerima pendapatan terbesar akibat adanya investasi di
Sumatera Tabel 14 dan Tabel 15. Skenario 2 dengan investasi dilakukan di Jawa-Bali memberikan dampak
terhadap peningkatan pendapatan terbesar terjadi pada faktor produksi bukan tenagakerja modal walau tidak terlalu besar perbedaannya terhadap tenagakerja.
Skenario 3, 4 dan 5 pada Tabel 13 tahun 2008, Tabel 14 tahun 2009 dan Tabel 15 tahun 2010 dapat menunjukkan besarnya dampak pendapatan di Jawa-Bali
atau Sumatera untuk besaran simulasi dengan total kenaikan nilai investasi kedua pulau yang sama yaitu sebesar 3
. 278.709 miliar rupiah untuk tahun 2008, Rp
3 .
803.766 miliar tahun 2009 dan Rp. 3 834.571 tahun 2010. Dari ketiga skenario simulasi kebijakan tersebut, skenario 4 yaitu simulasi kebijakan investasi hanya
dilakukandi Sumatera memberikan dampak total intra-regional dan inter- regional impact
tertinggi terhadap penerimaan faktor produksi dibandingkan skenario 3 dan skenario 5. Ini menunjukkan investasi jalan di Sumatera sangat
kontributif terhadap peningkatan faktor produksi tenagakerja dan modal.
202
Khusus skenario 3 yang aktual terjadi, dampak injeksi sektor jalan dan jembatan di wilayah Sumatera dan Jawa-Bali terhadap faktor produksi lebih
banyak dinikmati oleh faktor modal dibandingkan tenagakerja, namun dengan persentase yang tidak jauh berbeda. Di Sumatera dampak rata-rata terhadap
tenagakerja berkisar 41.1 persen sementara terhadap kapital 58.8 persen. Sementara di Jawa-Bali dampak terhadap tenagakerja berkisar 48 persen dan
kapital 52 persen. Dari gambaran terlihat penggunaan tenagakerja cukup signifikan di Jawa-Bali sesuai jumlah penduduk yang memang dominan di pulau
ini. Dampak injeksi prasarana jalan terhadap faktor produksi pada skenario 3 seperti Gambar 44.
Sumber: IRSAMJASUM 2007 diolah Gambar 44. Persentase Dampak Skenario 3 terhadap Faktor Produksi
Pada skenario 4 tahun 2008 Tabel 13, simulasi kebijakan peningkatan investasi jalan dan jembatan bila dilakukan di Sumatera saja berdampak pada
peningkatan penerimaan faktor produksi di pulau Sumatera intra-regional sebesar 3 458.58 miliar dan pendapatan faktor produksi di pulau Jawa-Bali inter-
regional sebesar 1
. 655.83 miliar.
41.12 41.13
48.01 47.92
48.01 58.88
41.13 58.87
51.99 41.16
51.99 52.08
10 20
30 40
50 60
70
2008 2009
2010 2008
2009 2010
Sumatra Jaw a Bali
Tenagakerja Kapital
203
Tabel 13. Dampak Kenaikan Investasi Sektor Jalan dan Jembatan terhadap Distribusi Pendapatan Faktorial Tahun 2008
miliar Rp
INSTITUSI Dampak
Skenario 1
Skenario 2
Skenario 3
Skenario 4
Skenario 5
Sumatera Tenagakerja
497.59 110.28
607.87 1 433.46
168.91 Bukan tenagakerja
702.98 167.19
870.16 2 025.12
256.08
Total Sumatera
1 200.57 277.46
1 478.03 3 458.58
424.99 Jawa-Bali
Tenaga Kerja 254.45
1.381.24 1 635.69
733.02 2 115.64
Bukan tenagakerja 320.33
1.450.79 1 771.12
922.81 2 222.16
Total Jawa -Bali
574.78 2 832.03
3 406.81 1 655.83
4 337.80
Sumber: IRSAMJASUM 2007 diolah
.
Dampak skenario 4 terhadap penerimaan faktor produksi merupakan yang terbesar jika dibandingkan dengan skenario 3 dan skenario 5. Apabila dilakukan
simulasi kebijakan skenario 3 tahun 2008, maka penerimaan faktor produksi meningkat sebesar 1
. 478.03 miliar di Sumatera dan 3
. 406.81 miliar di Jawa-Bali.
Sementara penerimaan faktor produksi di Sumatera meningkat sebesar 424.99 miliardan di Jawa-Bali meningkat sebesar 4337.80 miliar rupiah jika dilakukan
simulasi kebijakan skenario 5. Simulasi kebijakan tahun 2009 Tabel 14 untuk skenario 4 menghasilkan
peningkatan pendapatan faktor produksi di Sumatera 4 .
012.45 miliar rupiah dan peningkatan faktor produksi di Jawa-Bali 1
. 921.00 miliar rupiah. Sedangkan
skenario 3 meningkatkan pendapatan faktor produksi di Sumatera 1823.67 miliar rupiah dan di Jawa-Bali sebesar Rp. 3
. 856.06 miliar rupiah. Simulasi skenario 5
merupakan peningkatan investasi jalan dan jembatan yang dilakukan hanya di Jawa-Bali saja nilai investasi merupakan penjumlahan dari Sumatera dan Jawa-
Bali berdampak pada peningkatan penerimaan faktor produksi di Sumatera sebesar 493.05 miliar rupiah dan di Jawa-Bali sebesar 5
. 032.46 miliar rupiah.
204
Tabel 14. Dampak Kenaikan Investasi Sektor Jalan dan Jembatan terhadap Distribusi Pendapatan Faktorial Tahun 2009
miliar Rp
INSTITUSI Dampak
Skenario 1
Skenario 2
Skenario 3
Skenario 4
Skenario 5
Sumatera Tenagakerja
628.76 121.87
750.63 1 663.01
195.96 Bukan tenagakerja
888.28 184.76
1.073.04 2 349.43
297.09
TotalSumatera
1 517.04 306.63
1 823.67 4 012.45
493.05 Jawa-Bali
Tenagakerja 321.52
1 526.45 1 847.98
850.40 2 454.44
Bukan tenagakerja 404.77
1 603.31 2 008.08
1 070.59 2 578.02
Total Jawa-Bali
726.30 3 129.76
3 856.06 1 921.00
5 032.46
Sumber: IRSAMJASUM 2007 diolah
Hasil simulasi kebijakan yang dilakukan pada besaran nilai investasi jalan dan jembatan tahun 2010 Tabel 15 memberikan dampak terbesar jika dilakukan
investasi di Sumatera saja Skenario 4 dengan nilai investasi sama seperti skenario 3 dan skenario 5. Semakin besar nilai investasi semakin tinggi dampak
terhadap penerimaan faktor produksinya. Dampak penerimaan faktor produksi akibat adanya simulasi kebijakan yang dilakukan pada skenario 4 adalah 4 044.94
miliar rupiah di Sumatera dan 1 936.55 miliar rupiah di Jawa-Bali. Tabel 15. Dampak Kenaikan Investasi Sektor Jalan dan Jembatan terhadap
Distribusi Pendapatan Faktorial Tahun 2010
miliar Rp
INSTITUSI Dampak
Skenario 1
Skenario 2
Skenario 3
Skenario 4
Skenario 5
Sumatera Tenaga kerja
589.07 128.14
717.21 1 676.48
197.55 Bukan tenagakerja
832.22 194.26
1 026.47 2 368.46
299.49
Total Sumatera
1 421.29 322.39
1 743.68 4 044.94
497.04 Jawa-Bali
Tenaga kerja 301.23
1 604.91 1 906.14
857.29 2 474.32
Bukan tenagakerja 379.23
1 685.71 2 064.93
1 079.26 2 598.89
Total Jawa - Bali
680.45 3 290.61
3 971.07 1 936.55
5 073.21
Sumber: IRSAMJASUM 2007 diolah
205
9.4. Analisis Dampak terhadap Distribusi Pendapatan Institusi