120
6. Rekonsiliasi dilakukan terhadap total baris dan kolom, dan penyesuaian adjustment
dilakukan terhadap berbagai isian sel berdasarkan berbagai sumber data yang ada sehingga menghasilkan IRSAMJASUM 2007 yang
seimbang balance antara total baris dan total kolom.
4.3. Metode Analisis
Pada penelitian ini, terdapat empat pendekatan dalam melakukan analisis. Pendekatan pertama adalah dengan nilai riil nominal yang diekstraksi dari tabel
IRSAMJASUM 2007, digunakan untuk menganalisis struktur ekonomi intra dan inter-regional
, struktur pengeluaran rumahtangga dan sumber pendapatan rumahtangga dari berbagai golongan, intra-regional maupun inter-regional.
Pendekatan kedua adalah melakukan analisis keterkaitan antar sektor-sektor ekonomi intra dan inter-regional.
Pendekatan ketiga dengan analisis effect multiplier output bruto, dicari nilai tambah dan distribusi pendapatan institusi baik intra maupun inter-regional.
Pendekatan keempat dengan menganalisis dampak perubahan ekonomi suatu wilayah terhadap wilayah lain spill-over effect dan terhadap wilayahnya sendiri
self-generated effect sehingga diperoleh pola ketergantungan ekonomi antara
Jawa-Bali dan Sumatera, dan sumber kesenjangan ekonomi kedua region.
4.3.1. Struktur Ekonomi dan Pengeluaran Rumahtangga
Berdasarkan data PDRB sektoral, struktur ekonomi intra dan inter-regional Jawa-Bali dan Sumatera di analisis melalui ekstraksi nilai riil pada sisi kolom
pengeluaran model IRSAMJASUM tahun 2007 menurut sektor dan region. Kemudian dihitung kontribusi setiap sektor terhadap PDRB untuk intra dan inter-
regional yang dikelompokkan dalam bentuk tabel PDRB intra dan inter-regional.
121
Metode yang sama juga digunakan untuk mendapatkan struktur pengeluaran rumahtangga dan sumber pendapatan. Struktur pengeluaran rumahtangga diambil
dari sisi kolom, namun sumber pendapatan rumahtangga diambil dari sisi baris penerimaan. Disebabkan PDRB diambil dari sisi kolom, maka dapat diartikan
struktur PDRB yang akan di analisis adalah PDRB dari sisi pengeluaran untuk kedua kondisi intra dan inter-regional. Struktur pengeluaran rumahtangga dipisah
dua bagian yaitu pengeluaran rumahtangga intra-regional dan pengeluaran rumahtangga intra-regional. Pengeluaran intra-regional merupakan pengeluaran
rumahtangga didalam wilayahnya sendiri, sementara pengeluaran intra-regional adalah pengeluaran rumahtangga di suatu wilayah ke wilayah lainnya. Sumber
pendapatan rumahtangga juga dibagi dua, sama seperti struktur pengeluaran rumahtangga yaitu sumber pendapatan intra-regional yang berasal dari berbagai
sumber di wilayahnya sendiri, dan sumber pendapatan inter-regional yang bersumber dari wilayah lain.
4.3.2. Analisis Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan terhadap 6 kelompok rumahtangga di analisis dengan membandingkan multiplier pendapatan melalui cara pengamatan distribusi
pendapatan suatu region pada waktu tertentu bila angka multiplier sama-sama satuan atau sama-sama puluhan. Bila besaran multiplier pendapatan berbagai
golongan rumahtangga suatu region merupakan angka satuan sementara wilayah lain angka puluhan, maka cara diatas tidak dapat digunakan. Guna mengatasi
kekurangan metode tersebut, dilakukan cara membandingkan rasio atau indeks multiplier pendapatan income multiplier index dengan beberapa pentahapan.
Tahap pertama menentukan koefisien multiplier pendapatan terbesar atau terkecil yang dijadikan angka penyebut pembagi. Apabila koefisien multiplier
122
terbesar dipilih, maka rasio acuan sama dengan satu menjadi angka tertinggi dan selanjutnya
disebut dengan indeks basis tertinggi. Sebaliknya bila koefisien multiplier terkecil yang dipilih, maka rasio acuan sama dengan satu menjadi
angka terendah dan disebut dengan indeks basis terendah. Tahap kedua adalah menghitung rasio multiplier pendapatan semua
kelompok rumahtangga. Tahap ketiga adalah melakukan grouping terhadap golongan rumahtangga dengan mengacu pada distribusi kenaikan pendapatan
yang merata, konvergen dan divergen. Ketentuan untuk indeks basis terkecil adalah antara 1 sampai dengan 1.01 berarti distribusi pendapatan merata, antara
1.02 sampai 1.39 berarti distribusi pendapatan konvergen, dan bila lebih besar dari 1.39 berarti distribusi pendapatan divergen.
4.3.3. Analisis Keterkaitan Antar Sektor Ekonomi