Lingkungan Makro Analisis Lingkungan Eksternal

78 tenaga kerja yang rendah merupakan kelemahan bagi KWT Turi karena tenaga kerja yang memiliki tingkat pendidikan yang baik dapat membantu pihak KWT Turi dalam mengelola manajemen perusahaan, misalnya terkait dengan pembukuan keuangan. Pada umumnya anggota KWT Turi berasal ibu-ibu rumah tangga dari sekitar lokasi produksi. Saat ini tenaga kerja yang dimiliki KWT Turi ada lima orang yaitu Bapak Taufik, Ibu Euis, Ibu Waroh, Ibu Ami, Ibu Yati. Untuk hari kerja pada KWT Turi seminggu sekali dan tidak ada waktu kerja yang ditetapkan oleh KWT Turi. Sistem pembayaran upah atau kompensasi yang diterapkan oleh KWT Turi adalah upah harian. Jika ada pekerjaan tambahan atau ada order tambahan maka tenaga kerja akan diberikan bonus atau insentif.

6.4. Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan mikro. Lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi usaha KWT Turi.

6.4.1. Lingkungan Makro

Lingkungan makro perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar dan biasanya tidak berhubungan dengan situasi operasional suatu perusahaan tertentu. Faktor-faktor utama yang dianalisis dalam lingkungan makro yaitu faktor politik, ekonomi, sosial dan faktor teknologi. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai lingkungan makro, yaitu: 1 Politik Politik dan hukum yang terdiri dari undang-undang, kebijakan pemerintah, lembaga pemerintah dan kelompok yang berpengaruh pada keputusan penyusunan strategi usaha. Dukungan pemerintah Kota Bogor sangat membantu dalam pengembangan UKM yang terdapat di Kota Bogor. dukungan tersebut berupa rencana strategis lima tahunan yang telah ditetapkan oleh Pemkot Kota Bogor yaitu pembinaan usaha kecil dan menengah. Adapun tujuan dari program tersebut adalah mengembangkan industri rumah tangga, 79 kecil, dan menengah yang tangguh dan mandiri. Hal tersebut merupakan kebijakan Pemkot setempat dalam pembinaan UKM yang diwujudkan melalui pelatiahan-pelatihan dan diharapkan mampu berpengaruh pada pertumbuhan UKM di Kota Bogor agar dapat bersaing dengan UKM lainnya di Indonesia. Adapun peran lain dari UKM Kota Bogor yaitu mampu menyerap tenaga kerja dan mampu memanfaatkan penggunaan sumber daya alam lokal. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah setempat sangat berperan untuk memajukan sumber daya yang dimiliki sebagai sarana memajukan perekonomian Kota Bogor. 2 Ekonomi Pada umumnya kondisi ekonomi memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap perkembangan suatu pelaku usaha yang terdapat pada suatu daerah tertentu. Jika kondisi ekonomi cenderung stabil bahkan menunjukkan pertumbuhan ke arah positif maka kondisi tersebut dapat mendukung kelancaran usaha yang berkembang di suatu daerah tertentu dan dapat pula mendorong tumbuhnya kelompok-kelompok usaha yang baru. Akan tetapi, jika perekonomian cenderung menunjukkan ke arah negatif maka dapat terjadi sebaliknya, dimana kondisi ini dapat menghambat kelancaran suatu usaha bahkan dapat melumpuhkan kelompok usaha tertentu. Adapun beberapa faktor yang berkaitan dengan kondisi ekonomi suatu daerah, antara lain : a Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kondisi perkonomian kota Bogor dapat dilihat dengan menggunakan indikator Produk Domestik Regional atas dasar harga konstan. Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar, dimana dalam perhitungan ini digunakan harga tahun 2000. Berikut ini merupakan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan Kota Bogor pada tahun 2004 sampai tahun 2008 Tabel 11. Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa nilai PDRB atas dasar harga konstan yang dihasilkan oleh kota Bogor mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa keadaan perekonomian di kota Bogor pada tahun 2008 semakin 80 baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Perekonomian Kota Bogor pun didukung dengan beberapa potensi wisata yang dimiliki, karena Kota Bogor merupakan Kota persinggahan wisata yang digemari banyak orang. b Perkembangan Harga Perkembangan harga yang memiliki pengaruh terhadap biaya produksi pembuatan jus jambu merah, yaitu harga gula dan harga bahan bakar. i. Harga Gula Gula merupakan bahan baku yang digunakan dalam jumlah cukup besar untuk pembuatan jus jambu merah. Harga gula setiap tahunnya menunjukkan kenaikan. Berikut ini merupakan perkembangan harga gula di dalam negeri Gambar 11. Gambar 11 menunjukkan adanya kenaikan harga gula di dalam negeri. Kondisi ini dapat mengancam keberadaan industri makanan jadi yang menggunakan gula sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan produknya. Hal ini karena dengan adanya kenaikan harga gula berarti biaya produksi juga akan mengalami kenaikkan. ii. Harga gas elpiji Beralihnya pelaku industri dari minyak tanah ke gas elpiji karena pada saat ini terjadi kelangkaan minyak tanah yang menyababkan harga minyak tanah menjadi tinggi. Selain itu, kondisi tersebut juga didukung oleh adanya himbauan dari pemerintah untuk melakukan konversi dari kompor minyak ke kompor gas. Berdasarkan tabel 12 terlihat bahwa harga gas elpiji cenderung mengalami kenaikan. Kondisi ini tentunya dapat mengancam pelaku usaha yang menggunakan gas elpiji untuk kelangsungan proses produksinya karena dapat menyebabkan biaya produksi menjadi meningkat. Oleh karena itu, pemerintah harus selalu waspada terhadap fluktuasi harga yang terjadi sehingga kebijakkan yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat menjadi keberlangsungan hidup para pelaku usaha. c Tarif Dasar Listrik TDL adalah tarif yang boleh dikenakan oleh pemerintah untuk para pelanggan PLN. Kenaikan tarif dasar listrik sangat memberatkan Usaha Kecil dan Menengah UKM dalam menjalankan 81 usahanya. Adanya kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik sebesar 10 persen bagi pelanggan yang memiliki daya 1200 VA sangat berdampak terhadap pelaku Usaha Kecil dan Menengah UKM. Kondisi ini dapat menjadi ancaman bagi pelaku usaha yang menggunakan listrik dalam proses produksinya. 3 Sosial, Budaya, Demografi dan lingkungan Salah satu faktor sosial yang berpotensi terhadap penciptaan pangsa pasar bagi setiap bidang usaha di suatu wilayah adalah peningkatan jumlah penduduk. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak didunia. Potensi jumlah penduduk Indonesia yang besar ini sering menjadi pusat perhatian dan pasar sasaran dari negara lain untuk memasarkan produk mereka. Pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia disebabkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk yang hampir terjadi diseluruh wilayah Indonesia. Salah satu wilayah di Indonesia yang terjadi peningkatan jumlah penduduk adalah Kota Bogor. Peningkatan jumlah penduduk Kota Bogor 2001-2008 dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 menunjukkan bahwa rata- rata laju pertumbuhan penduduk Kota Bogor setiap tahunnya selama periode 2004-2008 sebesar 2,68 persen. Jumlah penduduk Kota Bogor yang semakin meningkat merupakan pangsa pasar yang potensial dan peluang bagi para pelaku usaha untuk memasarkan produk mereka. Salah satu kebutuhan yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk adalah kebutuhan pangan. Saat ini masyarakat menyadari pentingnya hidup sehat karenanya gaya hidup sehat menjadi acuan penting bagi sebagian besar masyarakat. Gaya hidup sehat ini memberikan pengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat khususnya untuk konsumsi pangan. Masyarakat cenderung memperhatikan bagaimana kandungan gizi suatu pangan yang mereka konsumsi. Meningkatnya kesadaran dan kepedulian masyarakat akan kesehatan serta adanya trend mengkonsumsi minuman berbahan dasar alami akan berpengaruh terhadap perkembangan usaha KWT Turi. Keberlanjutan pembelian pelanggan terhadap produk KWT Turi diantaranya dipengaruhi oleh faktor kualitas dan keaslian produk. KWT Turi sebaiknya tetap menjaga kualitas produk dan tanggap dalam merespon keinginan pelanggan. 82 4 Teknologi Perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat memberikan kemudahan- kemudahan bagi siapa saja termasuk para pelaku usaha dalam upaya mengembangkan bisnisnya. Kemudahan-kemudahan tersebut dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produksi dan aspek pemasaran. Dalam aspek produksi, perkembangan teknologi dapat dilihat dari mesin- mesin atau peralatan-peralatan yang digunakan selama proses pembuatan jus jambu merah, misalnya blender yang bisa membuat jus jambu merah sebanyak 15 kg. Selain itu juga terdapat alat pengepres, alat pasteurisasi dan show case. Dengan pemanfaatan teknologi secara optimal, maka proses produksi akan semakin cepat dan mampu menghasilkan produk dalam jumlah yang lebih banyak jika dikerjakan secara manual. Perkembangan teknologi tidak hanya terjadi pada aspek produksi saja melainkan juga pada aspek pemasaran. Hal ini karena adanya perkembangan teknologi dibidang telekomunikasi dan transportasi. Dengan adanya perkembangan teknologi dibidang telekomunikasi seperti telepon atau handphone maka mempermudah komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan ketika melakukan pemesanan produk. Selain itu saat ini telah banyak perusahaan jus jambu merah telah memasarkan produknya melalui website seperti buavita. Namun hal ini belum dilakukan oleh KWT Turi dikarenakan keterbatasan tenaga kerja pemasaran.

6.4.2. Lingkungan Mikro