10 garam. Perendaman dengan garam bertujuan untuk menginaktifkan enzim yang
terdapat dalam buah nenas. Pada tahap pemasakan, bubur pepaya dan bubur nenas yang telah
dihasilkan dari tahap sebelumnya dapat langsung digunakan. Bubur pepaya dan bubur nenas disatukan menjadi satu adonan. Kemudian adonan ini ditambahkan
gula dan ekstrak rumput laut sebagai pengental. Adonan yang telah dicampurkan dengan gula dan ekstrak rumput laut diaduk hingga merata dengan api sedang
sampai adonan tersebut mendidih. Setelah adonan tersebut mendidih, adonan langsung dicetak dalam nampan plastik. Kemudian diamkan sebentar hingga
dingin. Setelah adonan dalam cetakan dingin, adonan tersebut akan kenyal seperti
bentuk jelly kemudian adonan dapat dipotong-potong menggunakan pisau gerigi dengan panjang potongan kurang lebih 2 cm. Adonan yang telah dibentuk persegi
siap untuk dikeringkan didalam oven. Pengeringan berlangsung selama kurang lebih delapan jam dengan suhu pengeringan 80
o
Celcius. Pada saat pengeringan, bobot adonan akan berkurang sehingga hanya menghasilkan rendemen sebesar
30 dari bobot awal. Tahap terakhir dari proses ini adalah tahap packaging pengemasan. Papaya Soft Candy yang telah kering dapat langsung dikemas.
Kemasan yang digunakan, yaitu standing pouch yang terbuat dari alumunium.
2.4. Hasil Penelitian Terdahulu
Mengkaji penelitian terdahulu merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang penelitian yang pernah dilakukan. Penelitian
terdahulu dapat dijadikan acuan, terutama yang berkaitan dengan topik penelitian yang sedang dilakukan. Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan topik yang akan diteliti adalah sebagai berikut : Okta 2004, melakukan penelitian yang berjudul Formulasi Strategi
Bersaing Minuman Buah Sirsak PT. Minuman SAP dengan menggunakan, matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM. Hasil
dari anlisis matriks IFE menunjukkan nilai rata-rata sebesar 3,020. Sedangkan hasil analisis EFE menunjukkan nilai rata-rata sebesar 2,603. Hasil pencocokan
matriks IFE dan EFE dengan menggunakan matriks IE menunjukkan posisi perusahaan berada pada kuadran IV pada posisi tumbuh dan bina. Strategi yang
11 bisa digunakan oleh perusahaan adalah strategi intensif penetrasi pasar,
pengembangan pasar, pengembangan produk dan strategi integratif intregrasi ke belakang, ke depan, horizontal. Hasil dari analisis QSPM diperoleh prioritas
strategi perusahaan yaitu memanfaatkan kemajuan teknologi pengemasan unyuk meningkatkan keunggulan dan memperluas jaringan distribusi dengan TAS
sebesar 6,765. Beruntung 2005, melakukan penelitian dengan judul Formulasi Strategi
Pengembangan Bisnis Produk Nata De Coco yang dilakukan di PT. Keong Nusantara Abadi, Kabupaten Natar, Lampung dengan menggunakan analisis
matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan QSPM. Skor Internal Factor Evaluation mencapai nilai rata-rata sebesar 2,521. Berdasarkan tahap
pencocokan matriks IE didapatkan posisi perusahaan pada kuadran V berada pada posisi pertahankan dan pelihara.
Dengan menggunakan analisis matriks SWOT didapatkan strategi: 1 Mencipkan produk yang mempunyai brand image, 2 Menjaga citra perusahaan
di mata konsumen, 3 Mempertahankan dan terus menbina hubungan baik dengan supplier demi kelancaran produksi, 4 Peningkatan kualitas SDM
perusahaan dengan pelatihan dan pengembangan karyawan, 5 Memperluas pengembangan
dan peanekaragaman
produk, 6
Memperluas dan
mempertahankan pasar yang sudah ada, 7 Meningkatkan keunggulan produk untuk menghadapi ancaman pesaing dan produk subtitusi, 8 Melakukan
perencanaan produksi dan efisiensi biaya. Dengan menggunakan matriks QSPM diperoleh prioritas strategi yang diterapkan perusahaan adalah meningkatkan
keunggulan produk untuk menghadapi ancaman pesaing dan produk substitusi dengan nilai TAS sebesar 19,289.
Sari 2008, melakukan penelitian yang berjudul Strategi Pemasaran Produk Jus Jambu Merah “JJM” Kelompok Wanita Tani Turi, Kelurahan
Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor dengan menggunakan alat analisis matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM.
Hasil analisis matriks IE menempatkan KWT Turi berada pada kuadran V, yaitu strategi Hold and Maintain pertahankan dan pelihara. Strategi yang dapat
12 diterapkan pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan
produk. Hasil analisis SWOT menghasilkan enam alternatif strategi yang dapat
dijalankan KWT Turi, yaitu : 1 pempertahankan kualitas dan keunggulan produk untuk menarik pelanggan; 2 meningkatkan kegiatan promosi untuk meningkatkan
penjualan; 3 peningkatan kapasitas produksi dengan pemanfaatan bantuan modal; 4 mempertahankan hubungan kerjasama dan pelayanan untuk membentuk citra
positif bagi usaha KWT Turi; 5 melakukan diversifikasi Produk; 6 melakukan perencanaan pemasaran serta pengelolaan manajemen usaha yang profesional.
Proses pengambilan keputusan dalam penentuan alternatif strategi terbaik dilakukan melalui analisis QSPM. Hasil analisis matriks QSPM menunjukkan
bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah mempertahankan kualitas dan keunggulan produk untuk menarik pelanggan.
Nuranggara 2009, melakukan penelitian yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Sari Buah Jambu Biji pada PT. Lipisari Patna Kabupaten
Subang Jawa barat dengan menggunakan matriks IFE, matriks EFE, matriks IE dan matriks SWOT. Berdasarkan matriks IE menempatkan PT. Lipisari Patna
pada posisi kuadran V hold and maintain. Strategi yang cocock digunakan adalah pengembangan produk dan penetrasi pasar.
Hasil SWOT menghasilkan delapan alternatif strategi yang dapat dilankan PT. Lipisari Patna, yaitu : 1 Melakukan pengembangan produk melalui
diversifikasi dan diferensiasi produk, 2 Mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan brand image sebagai produk sari buah asli dan produk khas subang di
semua wilayah Kabupaten Subang, 3 Melakukan promosi secara intensif untuk mengenalkan merek produk ke pasar yang lebih luas, 4 Perbaikan manajemen
perusahaan dan menggunakan tenaga manajer yang tidak terikat kerja dengan LIPI, 5 Memperluas jaringan distribusi dengan melakukan kerjasama dengan
minimarket dan agen minuman, 6 Melakukan efesiensi biaya produksi, 7 Melakukan kerjasama dengan pihak investor dalam mengembangkan usaha, 8
Melakukan Variasi kemasan produk dalam menghadapi produk subtitusi. Ariessiana 2009, melakukan penelitian yang berjudul Analisis Strategi
Pengembangan Usaha Roti pada Bagas Bakery di Kabupaten Kendal dengan
13 menggunakan alat analisis matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT
dan matriks QSPM. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha roti pada Bagas Bakery di Kabupaten
Kendal. Berdasarkan hasil analisis matriks IE menggambarkan posisi Bagas Bakery berada pada kuadran V yaitu tahap hold and maintain melalui strategi
penetrasi pasar. Kemudian dari matriks SWOT diperoleh delapan alternatif strategi dan dari hasil matriks QSPM diperoleh prioritas strategi bagi Bagas
Bakery berturut-turut yaitu 1 meningkatkan kualitas sumber daya manusia, 2 menngkatkan mutu produk dan pelayanan, 3 melakukan pengaturan dalam
pengalokasian keuangan perusahaan, 4 memanfaatkan Skim Kredit yang ditawarkan pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi sehingga mampu
mengatasi kelebihan permintaan terhaap produk Bagas Bakery saat ini, 5 mengembangkan produk baru pada pasar konsumen yang sudah ada, 6
memperbaiki label kemasan produk, 7 mengoptimalkan saluran distribusi yang ada dalam penyampaian produk dari produsen ke konsumen, 8 membuka outlet
khusus untuk direct selling. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya maka dalam
penelitian ini mengambil topik Strategi Pengembangan Usaha Soft Candy dan Jus Jambu Merah, Bogor. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
yaitu terletak pada lokasi penelitian dan waktu peneliti.
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis