Lingkungan Mikro Analisis Lingkungan Eksternal

82 4 Teknologi Perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat memberikan kemudahan- kemudahan bagi siapa saja termasuk para pelaku usaha dalam upaya mengembangkan bisnisnya. Kemudahan-kemudahan tersebut dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produksi dan aspek pemasaran. Dalam aspek produksi, perkembangan teknologi dapat dilihat dari mesin- mesin atau peralatan-peralatan yang digunakan selama proses pembuatan jus jambu merah, misalnya blender yang bisa membuat jus jambu merah sebanyak 15 kg. Selain itu juga terdapat alat pengepres, alat pasteurisasi dan show case. Dengan pemanfaatan teknologi secara optimal, maka proses produksi akan semakin cepat dan mampu menghasilkan produk dalam jumlah yang lebih banyak jika dikerjakan secara manual. Perkembangan teknologi tidak hanya terjadi pada aspek produksi saja melainkan juga pada aspek pemasaran. Hal ini karena adanya perkembangan teknologi dibidang telekomunikasi dan transportasi. Dengan adanya perkembangan teknologi dibidang telekomunikasi seperti telepon atau handphone maka mempermudah komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan ketika melakukan pemesanan produk. Selain itu saat ini telah banyak perusahaan jus jambu merah telah memasarkan produknya melalui website seperti buavita. Namun hal ini belum dilakukan oleh KWT Turi dikarenakan keterbatasan tenaga kerja pemasaran.

6.4.2. Lingkungan Mikro

Lingkungan mikro adalah yang langsung terkait dengan perusahaan dan langsung mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melayani pasarnya yaitu pemasok, perantara pasar, pelanggan dan pesaing. Analisis lingkungan mikro dilakukan berdasarkan konsep Competitive Strategy Porter’s. Lima kekuatan bersaing ini terdiri dari ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok dan persaingan antar perusahaan industri. 83 1 Ancaman Pendatang Baru Masuknya pendatang baru dalam suatu industri akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang ada, antara lain : perebutan pasar, perebutan sumber daya produksi dan peningkatan kapasitas. Hambatan masuk bagi pendatang baru dalam industri minuman instan berbahan baku buah bila dilihat dari skala ekonomis dan permodalan relatif rendah, karena untuk memulai usaha ini tidak diperlukan skala ekonomi yang besar dan kebutuhan modal awal relatif kecil. Selain itu, pendatang baru yang ingin memasuki wilayah ini pun tidak terpengaruh oleh peraturan-peraturan tertentu, karena pemerintah tidak membatasi atau menghambat kemungkinan masuknya perusahaan ke dalam industri dengan peraturan-peraturan tertentu, malah sebaliknya pemerintah menunjukkan dukungannya terhadap perkembangan industri terutama industri kecil dan menengah. Rendahnya hambatan masuk ke dalam usaha jus jambu merah ini menjadi ancaman, karena masuknya pendatang baru potensial yang mampu bersaing pada usaha ini tergolong cukup tinggi. 2 Produk Pengganti subsitusi Produk subtitusi adalah produk lain yang memiliki fungsi sama dengan produk perusahaan dan dapat mempengaruhi keberadaan produk selama di pasar. Keberadaan produk subtitusi dapat menjadi ancaman bagi suatu perusahaan jika produk subtitusi tersebut mempunyai harga yang lebih murah namun memiliki kualitas yang sama dengan produk yang ditawarkan perusahaan. Oleh karena itu, faktor harga jual dan mutu produk sering digunakan oleh pelaku usaha sebagai alat dalam menghadapi keberadaan produk subtitusi. Ancaman-ancaman produk pengganti relatif besar karena produk minuman jus buah sudah banyak di pasaran dan di produksi oleh perusahaan-perusahaan besar. Produk substitusi seperti minuman sari buah serbuk dan minuman instan dengan berbagai variasi rasa buah secara umum juga dapat menjadi ancaman bagi usaha KWT Turi. Meskipun keberadaan produk subtitusi jus jambu merah tinggi, akan tetapi keputusan pembelian teteap berada di tangan konsumen karena konsumenlah yang memiliki kebebasan untuk memilih makanan jadi mana yang sesuai seleranya. 84 3 Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Kekuatan tawar-menawar pembeli atau konsumen dikatakan cukup kuat jika konsumen terkosentrasi atau besar jumlahnya, kosumen membeli dalam jumlah banyak, produk yang dibeli standar atau tidak terdiferensiasi dan pembeli menghadapi biaya perlaihan yang kecil. Untuk konsumen KWT Turi dapat dikatakan memiliki kekuatan tawar-menawar yang cukup kuat dan kondisi ini dapat menjadi ancaman bagi KWT Turi. Hal ini karena pada umumnya pembeli KWT Turi mempunyai alternatif pilihan yang sangat beragam sehingga pembeli dapat memilih produk mana yang terbaik dengan harga yang relatif murah. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah perusahaan pengolahan minuman buah yang terdapat di Kota Bogor, dimana masing-masing perusahaan menawarkan produk yang semakin bervariasi dan semakin banyak jenisnya termasuk dari segi mutu produk dan harga jual produk. Selanjutunya pembeli menghadapi biaya peralihan yang relatif kecil karena pembeli dengan mudahnya berpindah dari satu perusahaan pengolahan minuman buah ke perusahaan pengolahan minuman buah yang lain. 4 Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Kekuatan tawar menawar pemasok ditujukan untuk melihat kemampuan pemasok dalam mempengaruhi industri melalui kenaikan harga atau pengurangan kualitas produk. Kekuatan tawar menawar pemasok dipengaruhi sejumlah kondisi, adapun kekuatan tawar menawar pemasok menjadi besar apabila jumlah pemasok terbatas, tidak tersedianya bahan baku pengganti, peran produk yang dipasok bagi perusahaan, serta besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk beralih ke pemasok lain. Pemasok bagi usaha KWT Turi adalah petani jambu biji yang banyak tersebar di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Dalam industri minuman jus jambu, baik pemasok maupun KWT Turi tidak memiliki kekuatan tawar dalam hal harga. Harga ditentukan oleh harga pasar. Banyaknya jumlah pemasok bahan baku jambu yang terdapat di Sukaresmi, Tanah Sareal Bogor, membuat pemasok tidak memiliki kekuatan dalam kuantitas pembelian. 85 5 Tingkat Persaingan di Antara Para Anggota Industri Faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing suatu usaha maupun produk antara lain adalah harga, mutu, kemudahan akses terhadap sumberdaya yang ada dan keunggulan yang dimiliki. KWT Turi harus mengetahui siapa yang menjadi pesaing dalam memasarkan produknya. Menilai posisi bersaing dapat meningkatkan kesempatan KWT Turi untuk merancang strategi yang mengoptimalkan peluang yang muncul dari lingkungan. Kriteria yang digunakan dalam menyusun profil pesaing ditentukan oleh faktor-faktor situasional seperti kualitas produk, citra perusahaan dan lain sebagainya. Tingkat persaingan antar perusahaan dalam industri minuman sari buah atau jus saat ini cenderung sangat kompetitif. Hal ini terlihat dengan banyaknya produk sejenis yang di jual di pasar, baik di toko-toko eceran maupun di Supermarket. Beberapa home industry yang menjadi pesaing jus ”JJM” yang terdapat di Kota Bogor diantaranya, Mundam Sari Sejahtera yang mengolah Buah Jeruk menjadi minuman jus jeruk dan Sikindil yang menghasilkan berbagai jenis minuman jus dari buah-buahan. Selain itu ada juga home industry Nuke De Aloe mengasilkan minuman jus tolibu yang merupakan minuman jus campuran dari tomat, lidah buaya dan jambu merah. Dalam hal ini setiap produsen harus memperhatikan gerakan setiap pesaing dalam industri. Akan tetapi, menurunnya daya beli masyarakat juga menyebabkan penurunan tingkat penjualan yang disebabkan pembeli menjadi sangat memperhatikan harga produk. Oleh sebab itu, untuk menghadapi persaingan maka KWT Turi harus dapat menonjolkan keunggulan produknya dibandingkan dengan produk pesaing. VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

7.1. Tahap Masukan Input LPPM PKBT