90 banyak jenisnya termasuk dari segi mutu produk dan harga jual produk. Oleh
karena itu, kondisi ini dapat menjadi ancaman bagi LPPM PKBT. 5
Perkembangan produk subsitusi Produk subtitusi soft candy yang semakin beragam baik dari segi harga
maupun mutu produk misalnya soft candy yang berasal dari Thailand, Korea, China, Jepang dan Jerman merupakan salah satu ancaman bagi usaha LPPM
PKBT di Kota Bogor.
7.1.3. Analisis Matriks IFE LPPM PKBT
Setelah diperoleh faktor-faktor strategis internal pada LPPM PKBT yang meliputi kekuatan dan kelemahan, dilanjutkan pengisisan kuisioner kepada ke
empat responden yaitu Ketua PKBT, begian pengolahan dan administrasi, Kepala Bidang Perindustrian dan Kasi Bidang Pengolahan lebih bersifat objektif..
kuisoner diisi oleh masing-masing responden untuk pembobotan dengan menggunakan paired comparison matrix. Selanjutnya dilakukan peringkatan
untuk masing-masing variabel kekuatan dan kelemahan. Adapun pembobotan dan peringkatan pada variabel kekuatan dan kelemahan untuk masing-masing
responden dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2.
Setelah diperoleh hasil pembobotan dan peringkatan untuk masing-masing responden, dilanjutkan dengan
pencarian rata-rata hasil pembobotan dan peringkatan dari seluruh responden, dengan cara membagi hasil penjumlahan seluruh nilai pembobotan atau
peringkatan dari seluruh responden untuk masing-masing variabel kekuatan dan kelemhan dengan jumlah responden. Adapun nilai rata-rata hasil pembobotan dan
peringkat untuk variabel kekuatan dan kelemahan pada LPPM PKBT dapat dilihat di Lampiran 5 dan 6. Setelah diperoleh nilai bobot dan peringkat rata-rata dari tiap
variabel dapat diketahui bobot skor rata-rata dari tiap variabel. Nilai ini merupakan perkalian antara bobot rata-rata dengan peringkat rata-rata. Berikut ini
merupakan hasil analisis matriks IFE pada LPPM PKBT Tabel 15.
91
Tabel 15. Analisis Matriks IFE pada LPPM PKBT
Faktor-faktor Strategi Internal
Bobot Rata-rata
Rating Rata-rata
Bobot Skor
Rata-rata
KEKUATAN
Memiliki perencanaan tertulis baik jangka pendek, menengah, dan panjang
0,125 4,00
0,500 Mutu produk yang dihasilkan baik
0,127 4,00
0,509 Produk memiliki PIRT, SIUP, dan LP POM MUI
0,125 4,00
0,500 Sistem pembukuan atau pengelolaan keuangan sudah
rapi 0,118
4,00 0,473
Akses bahan baku terjamin 0,143
3,50 0,500
2,482 KELEMAHAN
Tinta labelisasi yang mudah hilang 0,121
1,50 0,181
Promosi yang dilakukan masih terbatas 0,116
1,25 0,145
Sistem pembayaran secara konsinyasi 0,125
2,00 0,250
Total 3,058
Pada Tabel 15 berdasarkan hasil perhitungan matriks IFE terlihat bahwa mutu produk yang dihasilkan baik merupakan kekuatan utama perusahaan dengan
bobot skor rata-rata sebesar 0,509. Tingginya bobot skor rata-rata yang terdapat pada variabel tersebut karena LPPM PKBT selalu mengutamakan mutu produk
yang dihasilkan, baik dari segi rasa, ukuran maupun kemasan yang digunakan. Oleh karena itu, untuk menjaga mutu produk yang dihasilkan maka LPPM PKBT
menggunakan bahan baku yang berkualitas, misalnya menggunakan gula pasir, pepaya ipb sembilan, dan nanas subang. Sedangkan yang menjadi kelemahan
utama dari perusahaan yaitu promosi yang dilakukan masih terbatas dengan bobot skor rata-rata sebesar 0,145. Dengan kelemahan LPPM PKBT yaitu promosi yang
dilakukan masih terbatas sehingga promosi produk hanya mengandalkan informasi dari pelanggan yang pernah memesan saja dan melalui pameran-
pameran.. Akan tetapi, secara keseluruhan total skor rata-rata tertimbang dari matriks IFE sebesar 3,058 yang mengindikasikan bahwa usaha soft candy LPPM
PKBT berada diatas rata-rata 2,5. Jadi dapat dikatakan bahwa usaha soft candy memiliki posisis internal yang kuat, karena mampu menggunakan kekuatan yang
ada untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki.
92
7.1.4. Analisis Matriks EFE LPPM PKBT