75 Secara umum, pihak KWT Turi dalam mendistribusikan produk jus jambu
merahnya melalui dua pola saluran. Pola saluran yang pertama adalah pihak KWT Turi menyalurkannya produknya kepada pengecer. Para pengecer yang dimaksud
adalah kios atau toko yang berada di sekitar wilayah Bogor. Untuk pendistribusian produk dari KWT Turi ke lokasi para pengecer biasanya pihak KWT Turi sendiri
yang mengantarkan sampai ke lokasi pengecer. Pola saluran yang kedua adalah KWT Turi melakukan penjualan langsung kepada konsumen. Biasanya para
konsumen ini langsung datang ke lokasi produksi KWT Turi. Pemesanan produk dapat dilakukan melalui teleshopping pemesanan jarak
jauh seperti telepon, SMS phone ataupun dengan mendatangi langsung perusahaan. Lokasi usaha KWT Turi yang sulit dijangkau menyulitkan pemasaran
produk. Dalam mendistribusikan produknya, KWT Turi masih menggunakan motor pribadi milik ketua KWT Turi atau menggunakan kendaraan umum. Hal ini
dilakukan karena menurut ketua KWT Turi belum ada anggaran khusus membeli kendaraan untuk inventaris KWT Turi. Untuk pemasaran jus jus jambu merah di
luar Daerah Bogor, dilakukan dengan cara pengiriman barang dan biaya pengiriman ditanggung oleh pihak pembeli. Sistem pembayaran yang diterapkan
oleh KWT Turi adalah sistem pembayaran secara tunai untuk konsumen yang datang langsung ke lokasi produksi KWT Turi. Sedangkan sistem pembayaran
kosinyasi diterapkan oleh KWT Turi untuk pengecer. Hal ini dapat menjadi kelemahan KWT Turi karena tidak adanya perputaran keuangan yang cepat
sehingga dapat menghambat proses produksi.
6.3.3. KeuanganAkuntansi
Modal merupakan bagian terpenting dalam mendirikan suatu usaha. Modal ini tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga termasuk lahan, bangunan dan alat-
alat produksi yang dimiliki perusahaan. Modal awal KWT Turi untuk mendirikan usaha berasal dari KWT Turi. Selanjutnya sumber dana juga bertambah dari hasil
perputaran kas penjualan jus jus jambu merah. Sedangkan peralatan mendapat pinjaman dari Dinas Agribisnis Kota Bogor, masa berlaku peminjaman peralatan
tidak ditentukan kecuali KWT Turi sudah tidak aktif lagi maka Dinas Agribisnis akan menarik peralatan yang sudah dipinjamkan.
76 Dalam meningkatkan penjualan serta peningkatan skala produksi, KWT
Turi terbentur masalah karena keterbatasan akses modal, hal ini disebabkan karena pangsa pasar yang masih kecil. Akan tetapi anggota KWT Turi tetap
optimis dapat mengembangkan usahanya, dengan berusaha mendapatkan dana pinjaman atau modal usaha dari lembaga keuangan. Selama ini KWT Turi belum
pernah melakukan pinjaman untuk modal usaha kepada lembaga keuangan maupun perbankan karena belum dapat memenuhi persyaratan yang diajukan oleh
pihak pemberi modal. Salah satu kelemahan usaha yang berskala kecil dan menengah adalah
keterbatasan dalam pengelolaan keuangan secara rapi dan baik .
Kondisi ini juga terjadi pada KWT Turi dimana perusahaan tidak memiliki sumberdaya manusia
yang ahli dalam hal pembukuan keuangan. Biasanya transaksi yang terjadi hanya dicatat dalam bentuk nota dan itupun tidak disimpan dengan baik sehingga
sumber dana yang dimiliki tidak digunakan secara efektif untuk pengembangan usaha bahkan kadang-kadang modal usaha juga ikut terpakai untuk kebutuhan
rumah tangga.
6.3.4. ProduksiOperasi
Proses produksi jus jambu merah dimulai dari pengadaan bahan baku hingga menghasilkan jus jambu merah yang dikemas dalam kemasan botol dan
cup plastik yang siap dipasarkan. Produk yang dihasilkan oleh KWT Turi masih terbatas pada jus jambu merah saja. Jus jambu merah yang dihasilkan KWT Turi
memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan produk lain yang sejenis yaitu antara serat buah dan air sarinya tidak terpisah, melainkan menyatu secara merata
dengan warna yang sama sehingga serat buah tidak mengendap di dasar botol atau cup. Selain itu, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jus berasal dari
bahan-bahan alami dan murni yang berasal dari buah jambu biji getas merah asli, artinya rasa jambu biji getas merah bukan berasal dari essens buah sintetis,
sehingga mutu dan kualitas bisa tetap dijaga. KWT Turi sudah mendapat registrasi dari Dinas Kesehatan dengan Nomor
Dinkes P- IRT No 2133271010664 serta sudah mempunyai sertifikat halal. Bahan baku utama yaitu buah jambu biji yang digunakan dalam pembuatan jus jambu
77 merah berasal dari daerah Jawa Barat. Bahan baku pembantu seperti gula didapat
dari pedagang lokal, sedangkan air yang juga merupakan bahan baku utama diperoleh dari air P.A.M. Untuk memasak air yang digunakan membuat jus jambu
merah tidak menggunakan bahan bakar minyak tanah, melainkan menggunakan gas elpiji ukuran 3 kg.
Adapun ruangan yang digunakan untuk melakukan proses produksi masih menyatu dengan rumah tangga Ketua KWT Turi. Hal ini dapat menjadi
kelemahan bagi KWT Turi bila dibandingkan dengan perusahaan pengolahan jus lain, sehingga kapasitas produksinya menjadi sangat kecil. Hal ini disebabkan
karena adanya keterbatasan akses modal. Dampak lain, bahwa kinerja dan produktivitas KWT Turi menjadi kurang efisien.
Salah satu kekuatan dari KWT Turi adalah memiliki alat produksi yang lengkap. Sehingga dalam proses produksi pembuatan jus jambu merah, tidak
dikerjakan secara manual. Peralatan yang digunakan dalam produksi jus jambu merah, misalnya blender listrik, show case, chiler alat pengepres, max cool dan
alat pasteurisasi. Selain itu peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan jus jambu merah adalah panci besar, pisau, timbangan, gunting, gayung, baskom,
saringan. Untuk menjaga loyalitas pelanggannya, pihak KWT Turi sangat megutamakan pelanggannya, pihak KWT Turi sangat mengutamakan kualitas rasa
dan melakukan sortasi terhadap bahan baku yang akan digunakan sehingga pelanggan benar-benar memperoleh produk yang berkualitas.
6.3.5. Sumber Daya Manusia