Analisis Skala Usaha Jenis komoditas yang diusahakan

62 produksi ubi jalar rata-rata sebesar 2 642.86 kg. Sedangkan harga ubi jalar adalah Rp 1 100 per kg. Biaya Korbanan Marginal BKM untuk usahatani ubi jalar merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan petani untuk mengusahakan usahatani tersebut seluas satu hektar untuk setiap musim tanam adalah sebesar Rp 2 500 000.00. Rasio NPM dan BKM dari faktor produksi lahan adalah sebesar 2.00, artinya rata-rata penggunaan lahan di lokasi penelitian yaitu sebesar 0.29 hektar belum optimal. Penambahan luas lahan untuk usahatani ubi jalar akan menambah keuntungan yang lebih besar. Nilai produk marginal NPM dari lahan sebesar Rp 4989 032.26, sedangkan biaya korbanan marginal BKM dari lahan sebesar Rp 2 500 000.00. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan luas lahan sebesar 1 hektar, akan meningkatkan penerimaan petani sebesar Rp 4 989 032.26 dengan biaya tambahan atas lahan sebesar Rp 2 500 000.00 per hektar per musim tanam. Pada kondisi di lokasi penelitian, peningkatan luas lahan tidak mungkin dilakukan sehubungan dengan lahan pertanian di Desa Ciaruteun Udik yang tidak dapat diperluas lagi. Oleh sebab itu luas lahan rata-rata sebesar 0.29 hektar tidak perlu diubah lagi, melainkan faktor-faktor produksi lain saja yang perlu disesuaikan kebutuhan untuk mencapai kondisi efisiensi ekonomi, sehingga biaya dapat diminimalkan untuk mendapatkan keuntungan maksimum. 2. Pupuk Urea Rasio NPM dan BKM dari faktor produksi pupuk urea adalah sebesar 5.89, artinya penggunaan pupuk urea belum optimal. Penambahan jumlah penggunaan pupuk urea untuk usahatani ubi jalar akan menambah keuntungan yang lebih besar. Nilai produk marginal NPM dari pupuk urea sebesar Rp 12 448.69, sedangkan biaya korbanan marginal BKM dari pupuk urea sebesar Rp 2 114.29. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan jumlah penggunaan pupuk urea sebesar 1 kg, akan meningkatkan penerimaan petani sebesar Rp 12 448.69 dengan biaya tambahan atas pupuk urea sebesar Rp 2 114.29 per kg. 63 3. Tenaga Kerja Rasio NPM dan BKM dari faktor produksi tenaga kerja adalah sebesar 0.40, artinya penggunaan tenaga kerja telah melebihi batas optimal sehingga penggunaan tenaga kerja tersebut perlu dikurangi sampai tercapai kondisi optimal. Nilai produk marginal NPM dari tenaga kerja sebesar Rp 13 658.30, sedangkan biaya korbanan marginal BKM dari tenaga kerja sebesar Rp 34 428.57. Hal ini menunjukkan bahwa setiap pengurangan penggunaan tenaga kerja sebesar 1 HOK, akan meningkatkan penerimaan petani sebesar Rp 13 658.30 dengan menghemat biaya tambahan untuk upah sebesar Rp 34 428.5 per HOK. Pengurangan jumlah penggunaan tenaga kerja untuk usahatani ubi jalar akan menambah keuntungan yang lebih besar karena akan mengurangi biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh petani. Pengurangan tenaga kerja dengan sistem pengelolaan yang lebih baik dan lebih intensif produktivitas tenaga kerja ditingkatkan akan lebih efisien secara ekonomi jika dibandingkan dengan penggunaan tenaga kerja yang banyak tetapi tidak menggunakan sistem pengelolaan yang baik, karena hal tersebut akan menyebabkan terjadinya pemborosan biaya. Sehingga meskipun tenaga kerja dikurangi dengan manajemen yang baik akan lebih efisien secara ekonomi. Hasil penelitian dari Nugraha 2011, usahatani brokoli di Desa Cibodas belum efisien secara ekonomis, hal ini dapat dilihat dari rasio NPM dan BKM yang tidak ada yang bernilai satu. Faktor produksi benih, pupuk kimia, pestisida cair, pestisida padat dan tenaga kerja memiliki rasio NPM dan BKM lebih besar dari satu. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor-faktor tersebut harus ditambah jumlah penggunaannya untuk mencapai produksi brokoli yang efisien secara ekonomis. faktor produksi pupuk kandang mempunyai rasio NPM dan BKM yang lebih kecil dari satu artinya benih harus dikurangi karena penggunaanya sudah berlebih dan tidak efisien secara ekonomis. Hasil penelitian dari Amri 2011, penggunaan input pada usahatani ubi kayu Desa Pasirlaja belum optimal. Hal ini ditunjukkan oleh rasio NPM dan BKM yang tidak sama dengan satu. Faktor produksi yang memiliki nilai NPM dan BKM lebih kecil dari satu yaitu tenaga kerja. Sedangkan faktor produksi yang