Status Kepemilikan Lahan dan Penguasaan Lahan

47

5.4.2. Karakteristik Usahatani Ubi Jalar

Karakteristik usahatani dalam penelitian ini dilihat dari gambaran umum usahatani, penggunaan input dan jumlah ubi jalar yang dihasilkan. Keduanya merupakan komponen yang mempengaruhi usahatani kedepannya.

5.4.2.1. Gambaran Umum Usahatani Ubi Jalar

Kecamatan Cibungbulang memiliki 15 desa yang menjadi penghasil ubi jalar, diantaranya adalah Desa Situ Udik, Situ Ilir, Cibatok 1, Cibatok 2, Ciaruteun Udik, Sukamaju, Cemplang, Galuga, Dukuh, Cimanggu 1, Cimanggu 2, Giri Mulya, Leuweung Kolot, Ciaruteun Ilir, dan Cijujung. Desa Ciaruteun Udik merupakan salah satu desa penghasil ubi jalar terbesar di Kecamatan Cibungbulang. Hal ini dikarenakan karakteristik lahannya yang cocok ditanami ubi jalar. Usahatani ubi jalar di Desa Ciaruteun Udik merupakan usahatani yang dikelola turun-temurun secara tradisional. Pola tanam yang dilakukan petani dalam budidaya ubi jalar adalah pola tanam secara monokultur. Hal ini dilakukan agar pemanfaatan untuk budidaya ubi jalar menjadi optimal. Petani dilokasi penelitian melakukan sistem rotasi tanaman. Dalam setahun, petani menanam ubi jalar sebanyak satu-dua kali, selanjutnya petani menanam komoditas yang lain seperti padi, ubi kayu dan sayur-sayuran. Varietas ubi jalar yang dibudidayakan oleh petani di Desa Ciaruteun Udik adalah varietas kuningan putih AC putih. Varietas tersebut dipilih petani untuk dibudidayakan karena varietas kuningan putih merupakan varietas unggulan lokal dengan produktivitas tinggi, lebih cepat dipanen dibandingkan dengan varietas lainnya yaitu antara 3.5-4 bulan, bentuknya bulat, bercita rasa manis, harga jual yang tinggi, serta permintaan pasar yang selalu ada sepanjang tahun. Kegiatan budidaya ubi jalar di Desa Ciaruteun Udik dimulai dari pengolahan lahan, penanaman, penyulaman, pembongkaran, penyiangan, dan pemupukan, penyemprotan, dan pemanenan. Pengolahan lahan dilakukan dengan mencangkul tanah supaya gembur, setelah itu petani membuat guludan dan pembuatan lubang tanam. Lalu tahap kedua yaitu penanaman, umumnya dilakukan pada pagi hari. Pada umumnya waktu penanaman antar petani berbeda satu sama lain. Tahap ketiga yaitu penyulaman. Penyulaman merupakan kegiatan 48 mengganti bibit yang mati dengan bibit baru. Biasanya penyulaman dilakukan pada minggu pertama setelah proses penanaman. Namun, banyak petani yang tidak melakukan penyulaman dengan membiarkan bibit yang mati, dikarenakan bibit yang mati masih dalam jumlah yang sedikit. Tahap keempat yaitu pembongkaran. Pembongkaran merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menggemburkan tanah dan memberi ruang masuknya cahaya matahari ke dalam tanah, umumya dilakukan pada umur tanaman 15-20 hari. Pembongkaran dilakukan dengan cara mengikis kedua sisi guludan sampai terlihat bakal umbinya. Kemudian didiamkan selama 15 hari, setelah itu guludan ditutup kembali. Tahap kelima yaitu penyiangan. Penyiangan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghilangkan tumbuhan liar gulma yang dapat mengganggu tanaman ubi jalar. Penyiangan dilakukan saat tanaman berumur 1.5-2 bulan. Tahap keenam yaitu pemupukan. Pemupukan dilakukan petani 1-2 kali sesuai dengan kebiasaan petani. Tahap ketujuh yaitu penyemprotan. Penyemprotan bertujuan untuk memberi obat yang dapat memperbesar ukuran umbi dan untuk memberi pestisida agar hama dan penyakit yang umumnya menyerang ubi jalar dapat dikendalikan. Namun banyak petani yang tidak memberikan obat serta pestisida pada tanaman ubi jalar. Hal ini dikarenakan harganya yang mahal sehingga tidak perlu melakukan penyemprotan. Selanjutnya tahap terakhir yaitu pemanenan. Pemanenan dilakukan saat umur tanaman 3.5-4 bulan. Pemanenan tidak boleh dilakukan pada saat umur tanaman lebih dari 4 bulan, karena umbi yang dihasilkan beresiko busuk.

5.4.2.2 Penggunaan Sarana Produksi Input

Penggunaan input merupakan hal terpenting dalam kegiatan usahatani ubi jalar, karena dengan adanya input-input tersebut akan memperlancar proses budidaya yang akan meningkatkan produksi ubi jalar. Input yang dibutuhkan dalam budidaya ubi jalar yaitu, lahan, bibit ubi jalar, pupuk urea, pupuk phonska, pupuk TSP, tenaga kerja dan alat-alat pertanian. Penggunaan input dalam usahatani ubi jalar adalah sebagai berikut: 1. Lahan Lahan yang digunakan petani dalam menjalankan budidaya ubi jalar sebagian besar adalah lahan milik sendiri, namun ada beberapa petani yang