Pendidikan Formal dan Non Formal Petani Ubi Jalar

44 tidak tergabung dalam kelompok tani dikarenakan adanya kelompok tani yang sudah tidak aktif lagi dan kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya mengikuti kelompok tani. Padahal dengan mengikuti kelompok tani, petani akan mempunyai pengetahuan lebih untuk mengembangkan usahatani ubi jalar. Sedangkan petani yang tergabung dalam kelompok tani hanya sebesar 40 persen atau 14 orang. Banyaknya petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani menyebabkan masih rendahnya pengetahuan tentang budidaya ubi jalar yang baik dan benar, sehingga upaya untuk mengembangkan usahatani ubi jalar masih sulit karena hanya mengandalkan budidaya dengan cara turun-temurun. Tabel 19. Sebaran Petani Ubi Jalar Responden Berdasarkan Status dalam Kelompok Tani No Status Kelompok Tani Jumlah Orang Persentase 1 Anggota 14 40.00 2 Bukan Anggota 21 60.00 Total 35 100 Sumber: Data Primer, 2014

5.4.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga Petani

Tingkat kesejahteraan petani umumnya dipengaruhi oleh jumlah tanggungan keluarga yang harus ditanggung oleh petani. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, maka akan mengurangi tingkat kesejahteraan petani tersebut. Namun semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, biasanya juga akan menghemat biaya tenaga kerja karena adanya tenaga kerja dalam keluarga yang dipakai dalam usahatani ubi jalar. Tabel 20. Sebaran Petani Ubi Jalar Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga No. Jumlah Tanggungan Jumlah Orang Persentase 1 1-3 18 51.43 2 4-6 15 42.86 3 6 3 5.71 Total 35 100 Sumber: Data Primer, 2014 Berdasarkan Tabel 20, dapat diketahui sebagian besar petani ubi jalar mempunyai jumlah tanggungan 1-3 orang sebesar 51.43 persen, hal ini dikarenakan banyaknya anak petani yang sudah berkeluarga. Sedangkan petani yang mempunyai tanggungan 4-6 orang sebesar 42.86 persen dan sisanya petani yang mempunyai tanggungan lebih dari 6 orang sebesar 5.71 persen, hal ini 45 dikarenakan masih banyaknya anak-anak petani yang masih kecil dan masih sekolah, sehingga petani ubi jalar masih mempunyai beban yang harus ditanggung.

5.4.1.5 Pengalaman Usahatani Ubi Jalar

Suatu usahatani biasanya akan dapat dikelola dengan baik jika petani yang mengelola sudah berpengalaman. Pengalaman usahatani sangat penting, karena akan mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam usahatani. Biasanya semakin lama berusahatani maka pengelolaan usahatani akan menjadi lebih berkembang. Hal ini disebabkan banyaknya pengalaman yang telah dialami oleh petani, sehingga dengan lamanya pengalaman dapat lebih mengembangkan usahatani agar dapat menghasilkan produktivitas yang terus meningkat. Tabel 21. Sebaran Petani Ubi Jalar Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani Ubi Jalar No Pengalaman Tahun Jumlah Orang Persentase 1 1-9 4 11.43 2 10-19 15 42.86 3 20-29 4 11.43 4 30-39 5 14.29 5 39 7 20.00 Total 35 100 Sumber: Data Primer, 2014 Berdasarkan Tabel 21, dapat diketahui bahwa petani ubi jalar yang menjadi responden sebagian besar mempunyai pengalaman usahatani antara 10-19 tahun yang mencapai 42.86 persen. Artinya petani ubi jalar yang menjadi responden sudah memiliki pengalaman yang cukup lama sehingga budidaya ubi jalar yang dijalankan dapat lebih dikembangkan dengan baik.

5.4.1.6 Status Kepemilikan Lahan dan Penguasaan Lahan

Petani dalam menjalankan usahataninya membutuhkan lahan untuk dapat bercocok tanam, namun tidak semua petani memiliki lahan. Oleh karena itu status kepemilikan lahan dapat dibedakan menjadi pemilik dan non pemilik. Sedangkan status penguasaan lahan dibedakan menjadi milik sendiri, sewa, bagi hasil dan gadai. Berdasarkan Tabel 22, status kepemilikan lahan, sebagian besar petani ubi jalar yang menjadi responden mempunyai status kepemilikan lahan sebagai pemilik dengan persentase sebesar 66.71 persen dan sisanya 34.29 persen adalah non pemilik. Begitu juga dengan penguasaan lahan, sebagian besar penguasaan