Gambaran Umum Usahatani Ubi Jalar

49 menggunakan lahan atas sewa, lahan bagi hasil dan lahan gadai. Rata-rata lahan yang digunakan petani responden adalah sebesar 0.29 hektar. Biaya sewa tanah dilokasi penelitian adalah 2 500 000.00 per hektar per musim tanam. 2. Bibit Bibit ubi jalar yang digunakan oleh petani di lokasi penelitian berasal dari tanaman ubi jalar yang berumur 2 bulan. Bibit tersebut tidak diperjual- belikan, tetapi diperoleh dari pembibitan hasil produksi sebelumnya atau diperoleh dari petani yang lain. Menurut Rukmana 1997, perhitungan jumlah bibit yang digunakan adalah sebagai berikut: umlah Bi it = 0 uas ahan arak anam ...................................................................... 5.1 Jumlah rata-rata penggunaan bibit ubi jalar yang digunakan oleh petani dilokasi penelitian adalah 9 821.57 stek untuk luas lahan 0.29 hektar atau sebanyak 34 910.90 stek per hektar dengan jarak antar tanaman 20-30 cm dan jarak antar barisan 70-100 cm. Penggunaan bibit tersebut sudah melebihi dari anjuran penyuluh pertanian yaitu 28 000-32 000 stek per hektar dengan jarak antar tanaman 25-35 cm dan jarak antar barisan 90-100 cm UPT, 2014. Penggunaan bibit yang melebihi dari anjuran penyuluh pertanian disebabkan banyaknya petani yang beranggapan semakin banyak bibit yang ditanam, maka semakin banyak umbi yang dihasilkan. Namun, menurut Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan 2014, semakin banyak dan semakin rapat bibit yang ditanam, maka produksi yang dihasilkan justru akan kurang optimal, karena ruang tumbuh umbi akan terbatas. 3. Pupuk Pupuk yang digunakan petani dilokasi penelitian dalam budidaya ubi jalar adalah pupuk urea dan pupuk TSP. Pupuk tersebut dibeli dari toko pupuk terdekat. Rata-rata penggunaan pupuk urea dan pupuk TSP yaitu 28.26 kg dan 16.23 kg untuk luas lahan 0.29 hektar atau sebanyak 103.11 kg per hektar untuk pupuk urea dan 71.14 kg per hektar untuk pupuk TSP. Penggunaan pupuk tersebut sudah mendekati anjuran yang diberikan penyuluh pertanian yaitu 100-200 kg per hektar untuk pupuk urea dan 50-70 kg per hektar untuk pupuk TSP. 50 4. Tenaga Kerja Tenaga kerja yang digunakan untuk menjalankan usahatani ubi jalar yaitu tenaga kerja dalam keluarga TKDK dan tenaga kerja luar keluarga TKLK yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. TKDK merupakan anggota keluarga sendiri seperti suami, isteri dan anak. Sedangkan TKLK merupakan tenaga kerja upahan yang berasal dari penduduk sekitar. TKLK di lokasi penelitian sangat banyak karena sebagian besar penduduk Desa Ciaruteun Udik bermata pencaharian sebagai buruh tani. Jam kerja di lokasi penelitian dibedakan antara jam kerja laki-laki dan perempuan. Jam kerja laki-laki adalah 7 jam per hari dan jam kerja perempuan adalah 5 jam per hari. Penggunaan tenaga kerja di lokasi penelitian adalah 50.23 HOK yang terdiri dari 44.88 HOK untuk tenaga kerja laki-laki dan 5.36 HOK untuk tenaga kerja perempuan dengan upah rata-rata tenaga kerja di lokasi penelitian adalah Rp 34 428.57 per HOK. 5. Alat-alat Pertanian Petani dalam menjalankan usahatani ubi jalar memerlukan alat-alat pertanian untuk memudahkan pekerjaannya. Alat-alat pertanian yang digunakan yaitu cangkul, garpu tanah, sabit, dan semprotan.

5.4.2.3 Hasil Produksi Usahatani Ubi Jalar

Produksi rata-rata yang dihasilkan oleh petani responden di Desa Ciaruteun Udik adalah 2 642.86 kg dengan luas lahan rata-rata 0.29 hektar, atau sebesar 10.79 ton per hektar. Hasil produksi tersebut dijual ke tengkulak dengan harga yang berkisar antara Rp 900-1 200 per kg.