Status Usahatani dan Status dalam Kelompok Tani

45 dikarenakan masih banyaknya anak-anak petani yang masih kecil dan masih sekolah, sehingga petani ubi jalar masih mempunyai beban yang harus ditanggung.

5.4.1.5 Pengalaman Usahatani Ubi Jalar

Suatu usahatani biasanya akan dapat dikelola dengan baik jika petani yang mengelola sudah berpengalaman. Pengalaman usahatani sangat penting, karena akan mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam usahatani. Biasanya semakin lama berusahatani maka pengelolaan usahatani akan menjadi lebih berkembang. Hal ini disebabkan banyaknya pengalaman yang telah dialami oleh petani, sehingga dengan lamanya pengalaman dapat lebih mengembangkan usahatani agar dapat menghasilkan produktivitas yang terus meningkat. Tabel 21. Sebaran Petani Ubi Jalar Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani Ubi Jalar No Pengalaman Tahun Jumlah Orang Persentase 1 1-9 4 11.43 2 10-19 15 42.86 3 20-29 4 11.43 4 30-39 5 14.29 5 39 7 20.00 Total 35 100 Sumber: Data Primer, 2014 Berdasarkan Tabel 21, dapat diketahui bahwa petani ubi jalar yang menjadi responden sebagian besar mempunyai pengalaman usahatani antara 10-19 tahun yang mencapai 42.86 persen. Artinya petani ubi jalar yang menjadi responden sudah memiliki pengalaman yang cukup lama sehingga budidaya ubi jalar yang dijalankan dapat lebih dikembangkan dengan baik.

5.4.1.6 Status Kepemilikan Lahan dan Penguasaan Lahan

Petani dalam menjalankan usahataninya membutuhkan lahan untuk dapat bercocok tanam, namun tidak semua petani memiliki lahan. Oleh karena itu status kepemilikan lahan dapat dibedakan menjadi pemilik dan non pemilik. Sedangkan status penguasaan lahan dibedakan menjadi milik sendiri, sewa, bagi hasil dan gadai. Berdasarkan Tabel 22, status kepemilikan lahan, sebagian besar petani ubi jalar yang menjadi responden mempunyai status kepemilikan lahan sebagai pemilik dengan persentase sebesar 66.71 persen dan sisanya 34.29 persen adalah non pemilik. Begitu juga dengan penguasaan lahan, sebagian besar penguasaan 46 lahan adalah milik sendiri dengan persentase 65.71 persen. Penguasaan lahan atas sewa sebesar 11.43, penguasaan lahan atas bagi hasil sebesar 20 persen dan penguasaan lahan atas gadai sebesar 2.86 persen. Petani responden menerapkan sistem bagi hasil 50:50, yang artinya petani penggarap dan pemilik lahan mendapatkan masing-masing 50 persen dari hasil panen, sedangkan biaya input dan pajak lahan ditanggung oleh pemilik lahan. Tabel 22. Sebaran Petani Ubi Jalar Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan dan Penguasaan Lahan No Status Jumlah Orang Persentase 1 Kepemilikan Lahan -Pemilik 23 65.71 -Non Pemilik 12 34.29 2 Penguasaan Lahan -Milik Sendiri 23 65.71 -Sewa 4 11.43 -Bagi Hasil 7 20.00 -Gadai 1 2.86 Sumber: Data Primer, 2014

5.4.1.7 Luas Lahan

Luas lahan merupakan faktor paling penting untuk berusahatani. Biasanya semakin luas lahan, maka jumlah output yang dihasilkan juga semakin banyak. Berdasarkan Tabel 23, dapat diketahui bahwa petani ubi jalar memiliki luas lahan dibawah 0.2 hektar yang mencapai 54.29 persen dan sisanya petani ubi jalar yang memiliki luas lahan diatas 0.2 hektar yang mencapai 45.71 persen. Namun luas lahan petani ubi jalar responden ini masih dikatakan usahatani skala kecil luas lahan garapannya masih dibawah 1 hektar dan hanya ada beberapa petani saja yang memiliki luas lahan diatas 1 hektar. Hal ini menyebabkan produksi yang sulit untuk ditingkatkan, sehingga pendapatan yang diterima petani selalu rendah. Tabel 23. Sebaran Petani Ubi Jalar Responden Berdasarkan Luas Lahan No Luas Lahan Ha Jumlah Orang Persentase 1 0.2 19 54.29 2 ≥ 0.2 16 45.71 Total 35 100 Sumber: Data Primer, 2014