66 per hektar, sedangkan penggunaan rata-rata pupuk urea di lokasi penelitian
adalah 28.26 kg dengan rata-rata penggunaan lahan sebesar 0.29 hektar atau sebesar 103.11 kg per hektar. Selisih dari jumlah efisien dengan aktual di
lokasi penelitian adalah 138.12 kg, merupakan jumlah penggunaan pupuk urea yang perlu ditingkatkan agar tercapai efisiensi secara ekonomi dalam usahatani
ubi jalar. Namun, hasil analisis untuk penggunaan pupuk urea optimal sebesar 166.38 kg dengan rata-rata penggunaan lahan sebesar 0.29 hektar atau sebesar
607.11 kg per hektar tidak sesuai dengan literatur budidaya ubi jalar ideal. Jumlah penggunaan pupuk urea ideal untuk satu hektar adalah sebesar 100-200
kg per hektar Prihandana, et al, 2007. Selain itu, peningkatan penggunaan pupuk urea tersebut, terbatas dengan ketersediaan modal, sehingga untuk
mencapai kondisi efisien dari penggunaan pupuk urea masih sulit untuk dilakukan.
3. Tenaga Kerja Kondisi efisien dari penggunaan tenaga kerja adalah sebesar 19.93 HOK
dengan rata-rata penggunaan lahan sebesar 0.29 hektar atau sebesar 82.60 HOK per hektar, sedangkan penggunaan rata-rata tenaga kerja di lokasi
penelitian adalah 50.23 HOK dengan rata-rata penggunaan lahan sebesar 0.29 hektar atau sebesar 208.21 HOK per hektar. Selisih dari jumlah efisien dengan
aktual di lokasi penelitian adalah 30.30 HOK dengan rata-rata penggunaan lahan sebesar 0.29 hektar merupakan jumlah penggunaan tenaga kerja yang
perlu dikurangkan agar tercapai efisiensi secara ekonomi dalam usahatani ubi jalar.
Penggunaan tenaga kerja di lokasi penelitian sudah berlebih dan perlu dikurangkan penggunaannya. Pengurangan penggunaan tenaga kerja,
khususnya pada penggunaan tenaga kerja luar keluarga akan mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh petani. Adanya penggunaan tenaga kerja dalam
keluarga, akan memberikan keuntungan yang lebih optimal karena akan mengurangi pengeluaran biaya untuk upah tenaga kerja luar keluarga tersebut.
Menurut hasil penelitian Amri 2011, penggunaan tenaga kerja optimal berdasarkan hasil perhitungan input optimal di Desa Pasirlaja, Kecamatan
Sukaraja, Kabupaten Bogor adalah sebesar 25.73 HOK dengan penggunaan
67 lahan rata-rata sebesar 0.24 hektar atau setara dengan 107.2 HOK per hektar.
Hal ini sudah mendekati anjuran penggunaan tenaga kerja yang umumnya menggunakan 100 HOK per hektar.
68
VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai efisiensi produksi usahatani ubi jalar, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi ubi jalar adalah lahan, pupuk urea dan tenaga kerja. Sedangkan faktor produksi yang tidak
mempengaruhi produksi ubi jalar adalah pupuk TSP. 2. Skala usahatani ubi jalar di Desa Ciaruteun Udik berada pada daerah Constant
Return to Scale. Hal ini ditunjukkan dari total nilai elastisitas produksi yang berada diantara 0-1. Artinya usahatani berada pada daerah rasional daerah II
sehingga secara umum usahatani ubi jalar telah efisien secara ekonomi. Namun, penggunaan faktor produksi lahan, pupuk urea dan tenaga kerja belum
optimal. Hal ini ditunjukkan oleh rasio NPM dan BKM yang tidak sama dengan satu.
7.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Kondisi di lokasi penelitian tidak memungkinkan untuk menambah luas lahan, sehingga yang perlu ditekankan adalah peningkatan produktivitas
dari ubi jalar itu sendiri dibandingkan peningkatan lahan tersebut. Sehingga perlunya penyuluhan dari instansi terkait mengenai teknik budidaya ubi
jalar sesuai dengan pedoman usahatani ubi jalar. 2. Penambahan penggunaan pupuk urea juga masih sulit dilakukan karena
petani keterbatasan modal untuk membeli pupuk urea, sehingga perlu dukungan dari pemerintah untuk dapat mensubsidi pupuk urea agar
harganya dapat dijangkau oleh petani. Sehingga pupuk tersebut dapat digunakan untuk peningkatan produksi ubi jalar.
3. Peningkatan jumlah penggunaaan tenaga kerja memang akan mendorong peningkatan produksi karena diperlukan untuk kegiatan pemeliharaan
tanaman ubi jalar yaitu penyiangan dan pembongkaran. Namun yang perlu
69 ditekankan adalah produktivitas tenaga kerja itu sendiri dibandingkan
kuantitasnya, danatau keterlibatan tenaga kerja dalam keluarga supaya mengurangi biaya produksi sehingga dapat mencapai efisiensi ekonomi.
70
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Alfian Nur. 2011. Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten
Bogor. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Angelia, Stefani. 2011. Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Berdasarkan Status Petani Studi
Kasus di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
Badan Pusat Statitik. 2012. Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
________________. 2013. Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor Pertanian. [Internet]. http:www.slideshare.netchaldh2. 16 Juli 2014
.
________________. 2014a. Produktivitas Ubi Jalar Nasional Tahun 2009-2013. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
________________. 2014b. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Ubi Jalar Indonesia Tahun 2009-2013. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
________________. 2014c. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Ubi Jalar Provinsi Sentra Tahun 2013. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
________________. 2014d. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Ubi Jalar Jawa Barat Tahun 2009-2013. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian Balitkabi. 2005. Teknologi Produksi Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Di dalam:
Widodo, Yudi, St. A. Rahayuningsih, dan Nasir Saleh. 2009. Perbaikan Perbenihan Guna Mendukung Peningkatan Produksi Ubi Jalar. Malang,
Indonesia. 181:48-57.
Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan BP3K. 2014. Dosis Penggunaan Pupuk. Bogor: Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan
Kehutanan Kecamatan Cibungbulang. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan
Kehutanan Kabupaten Bogor BKP5K. 2013. Konsumsi Ubi Jalar Perkapita di Kabupaten Bogor Tahun 2011-2013. Bogor: Badan Ketahanan
Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bogor.