10
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Ubi Jalar
Tanaman ubi jalar memiliki nama latin Ipomoea batatas L. Tanaman ini sejak tahun 1960-an sudah meluas ditanam di seluruh kepulauan Indonesia.
Menurut ahli botani Rusia Nikolai Ivanovich Vavilov, tanaman ini berasal dari Amerika Tengah dan menyebar pada daerah-daerah tropis di dunia. Pertama kali
tanaman ini tersebar ke Spanyol dan melalui perantara orang Spanyol ini ubi jalar menyebar ke kawasan Asia terutama Filipina, Jepang dan Indonesia. Selain
sebagai bahan pangan, ubi jalar digunakan sebagai pakan ternak, bahan baku industri maupun komoditas ekspor Hafsah, 2004.
2.2 Budidaya Ubi Jalar
Menurut Hafsah 2004, untuk menghasilkan ubi jalar yang berkualitas baik, budidaya ubi jalar dapat dilakukan dengan memperhatikan unsur-unsur seperti
dibawah ini: 1. Persyaratan Iklim
Di daerah tropis, ubi jalar dapat ditanam pada berbagai ketinggian, mulai dari 0 m-3 000 m diatas permukaan laut dpl. Pada daerah dengan ketinggian
lebih dari 2 000 m dpl, ubi jalar dipanen pada umur 6 bulan atau bahkan lebih. Tanaman ubi jalar membutuhkan curah hujan 750 mm-1 500 mm per tahun
dengan temperatur antara 21 C-27
C. Cuaca yang kering sangat sesuai untuk pembentukan dan perkembangan ubi. Namun pada kondisi kekeringan yang
panjang, ubi jalar tidak mampu bertahan. Kekeringan dapat memicu terjadinya serangan hama, sehingga apabila terjadi kemarau panjang, kerusakan pada ubi
jalar akan semakin parah Hafsah, 2004. 2. Penggunaan Varietas Unggul
Penggunaan varietas unggul sangat penting untuk meningkatkan produktivitas, produksi, dan kualitas hasil dari ubi jalar itu sendiri. Varietas
unggul ubi jalar memiliki kriteria sebagai berikut: a. Produktivitasnya tinggi, memiliki daya hasil diatas 25 ton per hektar
b. Daya adaptasinya luas atau stabil pada berbagai tekanan lingkungan
11 c. Masa panen pendek, antara 4-5 bulan
d. Memiliki rasa manis e. Umbi memiliki kandungan serat kasar rendah
f. Umbi memiliki kandungan gizi tinggi g. Karakter tanaman sesuai dengan kebutuhan industri
Di Indonesia penciptaan varietas unggul baru, mengacu pada kebutuhanpreferensi konsumen sekaligus dapat mentolerir kondisi lingkungan
yang tidak menguntungkan, baik dari segi abiotik maupun biotik. Varietas yang dibudidayakan berbeda untuk setiap daerah yang berbeda kondisi tanah dan
iklimnya Hafsah, 2004. 3. Pembibitan
Bibitstek ubi jalar yang baik dapat diperoleh melalui perbanyakan, biasanya secara vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk. Perbanyakan
tanaman dari stek pucuk atau batang sebaiknya sampai 3-5 generasi. Setelah itu, perbanyakan diperbaharui dengan menanam atau menunaskan umbi untuk
perbanyakan Hafsah, 2004. 4. Pengolahan Tanah
Hampir semua jenis tanah pertanian cocok untuk budidaya ubi jalar. Jenis tanah yang baik adalah gembur, banyak mengandung bahan organik, dan
mempunyai pH tanah 5.5-7.5. Tanah diolah dengan cangkul atau bajak hingga gembur. Tanah dibiarkan kering angin terbuka selama minimal satu minggu.
Kemudian dibuat guludan-guludan dengan ukuran lebar bawah 60 cm, tinggi 35 cm. Jarak antar guludan 80 cm-100 cm, dan panjang guludan disesuaikan
dengan keadaan lahan Hafsah, 2004. 5. Penanaman
Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari untuk menghindari penguapan yang berlebihan. Jarak tanam dalam barisan berkisar 25-35 cm
sedangkan jarak tanam antar barisan 100-150 cm. Jumlah bibit satu stek per lubang. Setelah bibit ditanam, tanah ditutupi dengan mulsa jerami khususnya di
lahan sawah. Bibit ubi jalar dalam bentuk stek tunas, benih dalam bentuk ubi harus disemai selama satu bulan sebelum tanam. Sedangkan untuk bibit dalam
12 bentuk stek batang atau pucuk harus disemai 2 bulan sebelum tanam Hafsah,
2004. 6. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan Pengairan Penyulaman dilakukan pada umur 3 minggu untuk mengganti tanaman
yang mati, dengan mencabut bibit yang mati, kemudian diganti dengan bibit yang baru. Bibit yang digunakan berasal dari stek pucuk karena daya
tumbuhnya lebih tinggi dan pertumbuhan awal lebih cepat, atau dapat juga menggunakan bibit yang sudah keluar akarnya. Penyulaman sebaiknya
dilakukan pada pagi atau sore hari. Ubi jalar toleran terhadap kekeringan, namun pertumbuhan akar akan
menurun bila selama 60 hari pertama mengalami kekurangan air. Diperlukan pengairan tiap 10 hari selama pertumbuhan sampai 2 minggu
sebelum panen untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil optimal. Hindari agar tanah tidak tergenang untuk menghindari kerusakan umbi. Ubi jalar
tidak tahan pada tanah basah karena mudah terserang cendawan dan busuk. Waktu pengairan yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari Hafsah,
2004. b. Pemangkasan dan Pengendalian Gulma
Pemangkasan dilakukan pada tanaman yang pertumbuhannya terlalu subur dan rimbun, karena jika daun-daunnya terlalu banyak akan membuat
hasil umbinya berkurang. Hasil pemangkasan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Pemberantasan gulma dilakukan 3 minggu setelah tanam vertikal kedua sisi guludan dikepras sehingga gulma yang tumbuh diantara
guludan dapat tertimbun selama satu minggu, satu minggu kemudian tanah keprasan dikembalikan sekaligus untuk menutup pupuk. Pemberantasan
gulma kedua dilakukan 8 minggu setelah tanam sekaligus melakukan pembubunan dan memutuskan akar yang tumbuh dipermukaan guludan
dengan mengangkat batang utama dan cabang primer Hafsah, 2004.