Proyeksi Arus Kas RENCANA KEUANGAN

78 Tabel 7.4. Proyeksi arus kas industri cokelat batangan Tahun ke- Total Kas Masuk Rp Total Kas Keluar Rp Aliran Kas Bersih Rp 6.737.746.660 6.737.746.660 1 368.288.765 228.018.240 140.270.525 2 944.103.293 228.018.240 716.085.053 3 1.519.917.821 328.368.240 1.191.549.581 4 2.095.732.349 228.018.240 1.867.714.109 5 2.671.546.877 1.781.028.540 890.518.337 6 3.247.361.405 328.368.240 2.918.993.165 7 3.823.175.933 3.823.175.933 8 3.823.175.933 3.823.175.933 9 3.823.175.933 100.350.000 3.722.825.933 10 3.823.175.933 4.855.214.100 8.678.390.033

7.7. Kriteria Kelayakan Investasi

Kriteria kelayakan investasi yang digunakan antara lain adalah Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net BC, Pay Back Period PBP, Break Even Point BEP, analisis sensitivitas, dan risiko nilai tukar. Perhitungan kriteria-kriteria ini didasarkan pada aliran kas bersih net cash flow pada proyeksi arus kas. Bunga modal yang digunakan sebesar 12. Berdasarkan proyeksi arus uang tersebut dapat dihitung berbagai kriteria investasi.

7.7.1. Net Present Value NPV

Net Present Value NPV merupakan perbedaan antara nilai sekarang dari manfaat dan biaya dari suatu proyek investasi. Perhitungan angka yang dihasilkan menunjukkan besarnya penerimaan bersih selama 10 tahun setelah dikalikan discount factor yang dihitung pada masa kini. Berdasarkan investasi metode NPV, suatu investasi dikatakan layak untuk dijalankan jika nilainya lebih besar dari nol. Rincian mengenai perhitungan NPV industri ini dapat dilihat pada Lampiran 10. Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 10, nilai NPV menunjukkan angka positif, yaitu Rp. 5.387.822.787,- pada discount factor 12 per tahun dengan umur investasi 10 tahun. Angka tersebut menunjukkan bahwa investasi yang ditanam perusahaan sepanjang 10 tahun ke depan memperoleh manfaat bersih menurut nilai uang sekarang sebesar Rp. 5.387.822.787,-. Perhitungan rinci untuk memperoleh nilai NPV tersebut dapat dilihat pada Lampiran 10. 7.7.2. Internal Rete of Return IRR Internal Rete of Return IRR adalah discount factor pada saat NPV sama dengan nol dan dinyatakan dalam persen. Untuk menentukan layak atau tidaknya proyek dilaksanakan maka sebagai patokan dasar pembanding adalah discount factor, yaitu ditetapkan sebesar 12. Jika nilai IRR lebih besar dibandingkan discount factor, maka usaha dinyatakan layak. IRR pada industri ini sebesar 22 79 yang berarti bahwa pendirian pabrik cokelat batangan layak untuk dilaksanakan. Perhitungan nilai IRR dapat dilihat pada Lampiran 10. 7.7.3. Net Benefit Cost Ratio Net BC Net Benefit Cost Ratio , yaitu suatu perbandingan nilai kini arus manfaat bersih dibagi dengan nilai sekarang arus biaya bersih. Analisis ini merupakan perbandingan antara jumlah present value dari net benefit yang bernilai negatif. Suatu investasi dikatakan layak apabila hasil perhitungan Net BC nya lebih besar atau sama dengan satu. Dari hasil perhitungan Net BC kegiatan investasi produksi cokelat batangan diperoleh nilai sebesar 1,80, yaitu setiap investasi Rp. 1,- yang dikeluarkan sekarang pada tingkat discount factor 12 akan memperoleh keuntungan bersih Rp. 1,80,-. Perincian nilai Net BC disajikan pada Lampiran 10. 7.7.4. Payback Period PBP PBP merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan seluruh modal suatu investasi, yang dihitung dari aliran kas bersih. Masa pengembalian ini dapat diartikan sebagai jangka waktu pada saat NPV sama dengan nol. Nilai NPV yang besar menunjukkan jangka waktu pengembalian investasi yang ditanam semakin cepat. Dalam penentuan PBP dilakukan dengan cara discounted . Dari hasil perhitungan PBP investasi produksi cokelat batangan diperoleh 5,66 tahun yaitu investasi yang ditanam akan kembali setelah sekitar 5 tahun 8 bulan. Perincian PBP dapat dilihat pada Lampiran 10. 7.7.5. Break Even Point BEP Titik impas atau Break Even Point atau titik dimana total biaya produksi sama dengan penerimaan. Titik impas menunjukkan bahwa tingkat produksi telah menghasilkan pendapatan yang sama besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Dalam penentuan BEP dilakukan dengan cara discounted BEP. Titik impas selama umur proyek industri cokelat batangan ini berada pada penjualan saat harga jual cokelat batangan Rp. 8.722,-. Titik impas selama umur proyek dalam bentuk unit, yaitu berada pada saat produksi cokelat batangan sebesar 7.652 kotak.

7.8. Analisis Sensitivitas

Kelayakan proyek dibuat berdasarkan sejumlah asumsi yang disebabkan banyaknya faktor ketidakpastian mengenai kondisi dan situasi di masa depan. Perubahan asumsi yang digunakan akan berpengaruh pula terhadap keputusan akan layak atau tidaknya proyek. Karena itu perlu dilakukan analisis sensitivitas yang mengkaji sejauh mana unsur-unsur dalam aspek finansial ekonomi berpengaruh terhadap keputusan yang diambil terhadap perubahan unsur-unsur tertentu. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan-perubahan harga baik yang terjadi pada sektor penerimaan maupun pengeluaran. Variabel yang diubah pada analisis sensitivitas antara lain harga bahan baku dan harga jual cokelat batangan. Apabila harga bahan baku mengalami peningkatan sebesar 14, maka industri cokelat batangan ini masih dapat dijalankan namun proyek tersebut mengembalikan persis sebesar opportunity cost faktor produksi modal berada pada titik impas atau netral dengan nilai NPV sama dengan Rp. 0,-, IRR sebesar 12, dan Net BC sama dengan 1,00. Namun, apabila terjadi peningkatan harga bahan baku di atas 14, maka industri ini menjadi tidak layak untuk didirikan. Rincian analisis sensitivitas ditunjukkan pada Tabel 7.5, sedangkan perhitungan analisis sensitivitas ini dapat dilihat pada Lampiran 11.