75
7.3. Perhitungan Depresiasi
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat arus kas adalah depresiasi. Depresiasi adalah suatu metode perhitungan akuntansi yang bermaksud membebankan biaya
perolehan aset dengan membayar selama periode tertentu dimana aset tersebut masih berfungsi Soeharto,1995. Depresiasi menunjukkan penurunan nilai harta perusahaan yang berwujud, misalnya
gedung, mesin dan peralatan produksi, dan sebagainya seiring dengan waktu dan penggunaannya. Pada analisis ini metode yang digunakan adalah metode garis lurus straight line method. Dimana
pada metode garis lurus memperhitungkan umur ekonomis, harga awal, dan nilai sisa. Umur ekonomis merupakan umur pakai mesin atau peralatan sehingga mesin atau peralatan tersebut dikatakan tidak
menguntungkan lagi secara ekonomis walaupun sesungguhnya mesin atau peralatan tersebut masih
dapat digunakan. Hasil perhitungan menunjukkan nilai depresiasi setiap tahunnya adalah sebesar Rp. 340.069.560.-. Rincian perhitungan depresiasi ini disajikan pada Lampiran 4.
7.4. Prakiraan Biaya Produksi dan Penerimaan
Biaya yang digunakan dalam rencana keuangan ini dikategorikan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabel merupakan biaya yang jumlahnya akan berubah dengan perubahan intensitas
volume kegiatan. Biaya variabel meliputi biaya bahan baku, biaya bahan kemasan, dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tetap, tidak dipengaruhi oleh
intensitas kegiatan. Biaya yang termasuk biaya tetap adalah biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya administrasi,
biaya promosi dan pemasaran, biaya penyusutan, dan biaya pemeliharaan. Komposisi biaya tetap dan biaya variabel disajikan pada Lampiran 5 dan perhitungan biaya operasional lengkap disajikan pada
Lampiran 6.
Prakiraan biaya produksi cokelat batangan total biaya tetap dan biaya variabel pada
tahun pertama sebesar Rp. 9.081.536.260,-, pada tahun kedua sebesar Rp. 10.561.976.260,-, pada tahun ketujuh dan seterusnya sebesar Rp. 17.964.176.260,-. Prakiraan biaya pada awal-awal produksi
memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan tahun ketujuh dan seterusnya, hal ini dikarenakan pada awal produksi kapasitas produksi belum penuh, sedangkan pada tahun ketujuh dan
seterusnya kapasitas produksi sudah mencapai 100. Pada tahun pertama perusahaan memproduksi sebanyak 40 dari kapasitas total. Pada tahun
kedua perusahaan memproduksi 50, pada tahun ketiga perusahaan memproduksi sebanyak 60, pada tahun keempat perusahaan memproduksi sebanyak 70, pada tahun kelima perusahaan
memproduksi sebanyak 80, pada tahun keenam perusahaan memproduksi sebanyak 90, pada tahun ketujuh sampai tahun kesepuluh perusahaan memproduksi dalam kapasitas total sebanyak
100. Produksi cokelat batangan dilakukan secara bertahap dan tidak langsung dalam jumlah persentase yang besar dikarenakan beberapa alasan, diantaranya produk ini termasuk produk baru
dimana membutuhkan waktu untuk pengenalan produk dan kemungkinan dapat terjadi penjualan produk yang tidak terjual seluruhnya, pemasaran marketing produk ini belum jelas secara
keseluruhan, dan produksinya disesuaikan dengan kapasitas alat dan mesin produksi yang tersedia. Prakiraan penerimaan yang diperoleh pada tahun pertama adalah Rp. 9.120.729.600,-, pada tahun
kedua adalah Rp. 11.400.912.000,-, sedangkan prakiraan penerimaan pada tahun ketujuh dan seterusnya adalah Rp. 22.801.824.000,-. Harga dan penerimaan ini dihitung dengan asumsi harga tetap
selama periode operasional. Informasi mengenai harga dan perkiraan penerimaan dapat dilihat pada
Tabel 7.2 dan informasi selengkapnya disajikan pada Lampiran 7
.
76
Tabel 7.2. Prakiraan penerimaan industri cokelat batangan
Tahun ke-
Kapasitas produksi
Produksi cokelat per
tahun kotak Biaya tetap
Rptahun Biaya variabel
Rptahun Harga
jual Rp Total
Penerimaan Rp
1 40
960.077 3.159.776.260
5.921.760.000 9.500
9.120.729.600 2
50 1.200.096
3.159.776.260 7.402.200.000
9.500 11.400.912.000
3 60
1.440.115 3.159.776.260
8.882.640.000 9.500
13.681.094.400 4
70 1.680.134
3.159.776.260 10.363.080.000
9.500 15.961.276.800
5 80
1.920.154 3.159.776.260
11.843.520.000 9.500
18.241.459.200 6
90 2.160.173
3.159.776.260 13.323.960.000
9.500 20.521.641.600
7 100
2.400.192 3.159.776.260
14.804.400.000 9.500
22.801.824.000 8
100 2.400.192
3.159.776.260 14.804.400.000
9.500 22.801.824.000
9 100
2.400.192 3.159.776.260
14.804.400.000 9.500
22.801.824.000 10
100 2.400.192
3.159.776.260 14.804.400.000
9.500 22.801.824.000
7.5. Proyeksi Laba Rugi