74
7.2. Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya yang diperlukan untuk mendirikan industri cokelat batangan. Biaya investasi yang diperlukan meliputi biaya investasi tetap dan biaya modal kerja. Biaya investasi
tetap merupakan biaya yang dikeluarkan dalam pengadaan, pembiayaan kegiatan praoperasi, serta biaya lain yang berkaitan dengan pembangunan pabrik sampai pabrik siap beroperasi. Biaya investasi
tetap untuk mendirikan industri cokelat batangan meliputi biaya kegiatan awal prainvestasi, tanah dan bangunan, fasilitas penunjang, mesin dan peralatan, alat kantor, dan biaya kontingensi. Adapun
total biaya investasi yang dibutuhkan adalah Rp. 6.737.746.660,-. Kebutuhan biaya investasi tetap
adalah Rp. 5.825.673.700.-. Ringkasan biaya investasi tetap dapat dilihat pada Tabel 7.1, sedangkan rinciannya disajikan pada Lampiran 3.
Tabel 7.1. Komponen biaya investasi tetap yang dibutuhkan dalam pendirian industri cokelat batangan
No. Komponen
Nilai Total Rp 1.
Biaya prainvestasi 80.000.000
2. Tanah dan bangunan
3.360.000.000 3.
Fasilitas penunjang 19.000.000
4. Mesin dan peralatan
1.725.567.000 5.
Alat kantor 111.500.000
Subtotal 5.296.067.000
Kontingensi 10 529.606.700
Total 5.825.673.700
Biaya prainvestasi adalah biaya yang digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan yang diperlukan sebelum produksi mulai berjalan. Biaya prainvestasi meliputi studi kelayakan, perizinan,
dan akte perusahaan dan pengesahan. Karena berbagai faktor, suatu perkiraan biaya tidak mungkin sepenuhnya tepat. Oleh sebab itu, dalam suatu rencana bisnis biasanya terdapat suatu kontingensi
yang disiapkan untuk menutupi kekurangan yang mungkin terjadi. Biaya tanah dan bangunan tergolong tinggi yaitu sebesar Rp. 3.360.000.000,- dikarenakan tanah di daerah Cijeruk, Bogor
membutuhkan tambahan biaya untuk dilakukan pematangan tanah dimana kondisi awal tanah tersebut tidak dapat langsung digunakan untuk mendirikan bangunan sehingga diasumsikan harga tanah
sebesar Rp. 500.000,-m
2
. Biaya kontingensi adalah biaya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga yang diperkirakan akan terjadi seperti bencana alam atau kesalahan perhitungan awal. Selain
itu, biaya kontingensi juga disiapkan untuk mengantisipasi kenaikan harga yang mungkin terjadi selama berlangsungnya pelaksanaan rencana bisnis.
Menurut Husnan dan Muhammad 2005 modal kerja dapat diartikan semua investasi yang diperlukan untuk aktiva lancar dengan kata lain modal kerja adalah dana awal yang diperlukan untuk
membiayai kebutuhan operasioanal dan produksi pada waktu pertama kali dijalankan. Total biaya modal kerja yang dibutuhkan pada awal pendirian pabrik diasumsikan sebesar 10 dari total
penjualan tahun berikutnya. Modal kerja yang dibutuhkan adalah Rp. 912.072.960,-. pada tahun pertama, sedangkan pada tahun kedua sampai tahun keenam membutuhkan tambahan biaya modal
kerja sebesar Rp. 228.018.240,-. Pada tahun berikutnya tidak dibutuhkan tambahan untuk modal kerja karena produksi pada tahap sebelumnya sudah mampu terjual dan menutupi biaya modal kerja yang
dibutuhkan.
75
7.3. Perhitungan Depresiasi