43
baku ini diperoleh dari PT. Bumitangerang Mesindotama BT. Cocoa, Tangerang dengan harga Rp. 85.000kg.
3. Susu sapi segar fresh milk
Susu adalah salah satu bahan makanan yang bergizi tinggi. Kandungan gizinya lengkap dengan sifat gizi yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Susu untuk bahan pembuatan cokelat batangan
milk chocolate ini adalah susu yang diperoleh dari hasil pemerahan sapi. Komponen-komponen penting dalam air susu adalah protein, lemak, vitamin, mineral, laktosa, enzim, dan beberapa mikroba.
Umumnya susu mengandung air 87,1 persen, lemak 3,9 persen, protein 3,4 persen, laktosa 4,8 persen, abu 0,72 persen, dan vitamin yang larut dalam lemak susu, yaitu vitamin A, D, E, dan K. Susu harus
memenuhi syarat-syarat kesehatan dan kebersihan, karena susu merupakan media yang paling baik bagi perkembangbiakan mikroba. Susu juga mudah pecah dan rusak bila penanganannya kurang baik,
serta masa simpannya relatif singkat. Untuk menangani masalah tersebut, maka langkah yang paling tepat adalah dengan mengawetkan susu untuk memperpanjang masa simpannya. Susu sapi segar yang
dibutuhkan untuk memproduksi cokelat batangan adalah 250 liter per hari. Bahan baku diperoleh dari peternak sapi yang berada di daerah Cijeruk, Kabupaten Bogor dengan harga Rp. 7.500liter.
4. Gula pasir
Gula yang digunakan dalam pembuatan cokelat batangan milk chocolate adalah gula pasir yang sangat halus. Dinamai demikian karena ukuran butirannya sangat kecil sehingga dapat
ditaburkan dari wadah berlubang-lubang kecil. Karena kehalusannya, gula ini lebih cepat larut dibandingkan gula putih pada umumnya. Gula ini tidaklah sehalus gula bubuk yang dihaluskan secara
mekanis dan biasanya dicampur dengan sedikit pati untuk menghindari penggumpalan. Gula pasir yang dibutuhkan untuk memproduksi cokelat batangan adalah 250 kg per hari dengan harga sebesar
Rp. 13.000kg.
5.1.2. Ketersediaan Bahan Baku
Ketersediaan bahan baku yang baik akan dapat menjaga keseimbangan proses produksi suatu industri. Kajian mengenai ketersediaan bahan baku dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana
peluang ketersediaan bahan baku untuk masa yang akan datang. Menurut Kemenperin 2010, Industri pengolahan kakao di Indonesia berjumlah 16 buah.
Beberapa industri pengolahan kakao tersebut antara lain PT. Bumitangerang Mesindotama BT. Cocoa, Tangerang; PT. General Food Industry, Bandung; PT. Davomas Abadi, Tangerang; PT.
Industri Kakao Utama, Kendari; PT. Maju Bersama Cocoa Industry, Makasar; PT. Budidaya Kakao Lestari, Surabaya; PT. Cocoa Ventures Indonesia, Medan; dan PT. Trikeson Utama, Garut. Bahan
baku berupa pasta cokelat dan lemak cokelat yang digunakan pada industri cokelat batangan milk chocolate
ini berasal dari industri pengolahan kakao yang menghasilkan produk setengah jadi yaitu PT. Bumitangerang Mesindotama BT. Cocoa, Tangerang. Alasan pemilihan BT. Cocoa
dibandingkan dengan industri pengolahan kakao lainnya antara lain BT. Cocoa merupakan industri pengolahan kakao terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksinya sebesar 80.000 tontahun,
lokasinya terletak di Tangerang sehingga mudah dijangkau dengan lokasi pendirian industri cokelat batangan yang akan didirikan di daerah Cijeruk, Bogor mengurangi biaya pengangkutan bahan baku,
industri ini menggunakan 100 bahan baku biji kakao lokal yang berasal dari petani kakao lokal dalam bentuk kemitraan dan kualitas produk yang dihasilkan lemak cokelat dan pasta cokelat sangat
baik. Selain itu bahan baku berupa susu sapi segar fresh milk yang digunakan pada industri cokelat
batangan milk chocolate ini berasal dari peternak sapi perah yang berada di daerah Cijeruk, Bogor.