76
Tabel 7.2. Prakiraan penerimaan industri cokelat batangan
Tahun ke-
Kapasitas produksi
Produksi cokelat per
tahun kotak Biaya tetap
Rptahun Biaya variabel
Rptahun Harga
jual Rp Total
Penerimaan Rp
1 40
960.077 3.159.776.260
5.921.760.000 9.500
9.120.729.600 2
50 1.200.096
3.159.776.260 7.402.200.000
9.500 11.400.912.000
3 60
1.440.115 3.159.776.260
8.882.640.000 9.500
13.681.094.400 4
70 1.680.134
3.159.776.260 10.363.080.000
9.500 15.961.276.800
5 80
1.920.154 3.159.776.260
11.843.520.000 9.500
18.241.459.200 6
90 2.160.173
3.159.776.260 13.323.960.000
9.500 20.521.641.600
7 100
2.400.192 3.159.776.260
14.804.400.000 9.500
22.801.824.000 8
100 2.400.192
3.159.776.260 14.804.400.000
9.500 22.801.824.000
9 100
2.400.192 3.159.776.260
14.804.400.000 9.500
22.801.824.000 10
100 2.400.192
3.159.776.260 14.804.400.000
9.500 22.801.824.000
7.5. Proyeksi Laba Rugi
Proyeksi laba rugi merupakan ringkasan penerimaan dan pembiayaan perusahaan setiap periode yang merupakan gambaran kinerja keuangan perusahaan. Proyeksi laba rugi diperlukan untuk
mengetahui tingkat profitabilitas suatu usaha. Jadi dari laporan rugi laba dapat dilihat keuntungan atau kerugian yang dialami oleh perusahaan pada kurun waktu tertentu. Laba rugi adalah selisih antara
penjualan bersih produk selama satu periode tertentu dengan total biaya selama periode yang sama. Laba bersih yang merupakan pengurangan laba operasi earning before interest and tax EBIT dengan
pajak. Pajak dihitung berdasarkan Undang-Undang No. 36 tahun 2008 yaitu sebesar 28, untuk
mendapatkan laba bersih dilakukan pengurangan pada laba atas pajak. Laba bersih pada proyek bernilai positif pada tahun pertama, hal ini dikarenakan produk cokelat batangan yang dihasilkan
merupakan produk yang bernilai tambah tinggi. Laba bersih ini kemudian menjadi dasar perhitungan dalam analisis arus kas. Secara sederhana sistematika perhitungan rugi laba adalah sebagai berikut,
biaya operasional dijumlahkan dengan biaya-biaya administrasi, penjualan, dan depresiasi sehingga akan didapatkan pendapatan kotor sebelum pajak, kemudian diperhitungkan pengeluaran untuk
pembayaran pajak penghasilan sehingga didapatkan pendapatan bersih, yang setelah dikurangi laba ditahan dan ditambahkan depresiasi akan menjadi aliran kas bersih. Penyusunan laporan rugi laba
harus dibuat sedemikian rupa agar mudah diikuti urutan jalannya perhitungan dari awal sampai akhir. Pada industri cokelat batangan diperkirakan setiap tahunnya perusahaan akan memperoleh pendapatan
bersih setelah dikurangi pajak pendapatan sebesar Rp. 3.483.106.373,- bila beroperasi pada kapasitas
produksi penuh. Besarnya proyeksi rugi laba ini dapat dilihat pada Tabel 7.3 dan rinciannya dapat dilihat pada Lampiran 8.
77
Tabel 7.3. Proyeksi laba rugi penjualan cokelat batangan dalam 10 tahun produksi
Tahun ke-
Total Penerimaan
Rp Total
Pengeluaran Rp
EBIT Rp Pajak
Penghasilan Rp
Laba Bersih Rp
1 9.120.729.600
9.081.536.260 39.193.340
10.974.135 28.219.205
2 11.400.912.000
10.561.976.260 838.935.740
234.902.007 604.033.733
3 13.681.094.400
12.042.416.260 1.638.678.140
458.829.879 1.179.848.261
4 15.961.276.800
13.522.856.260 2.438.420.540
682.757.751 1.755.662.789
5 18.241.459.200
15.003.296.260 3.238.162.940
906.685.623 2.331.477.317
6 20.521.641.600
16.483.736.260 4.037.905.340
1.130.613.495 2.907.291.845
7 22.801.824.000
17.964.176.260 4.837.647.740
1.354.541.367 3.483.106.373
8 22.801.824.000
17.964.176.260 4.837.647.740
1.354.541.367 3.483.106.373
9 22.801.824.000
17.964.176.260 4.837.647.740
1.354.541.367 3.483.106.373
10 22.801.824.000
17.964.176.260 4.837.647.740
1.354.541.367 3.483.106.373
7.6. Proyeksi Arus Kas