71
Keseluruhan rangkaian kegiatan operasi akan dijalankan oleh beberapa bagian sesuai dengan bidang masing-masing. Secara umum struktur organisasi pada perusahaan cokelat batangan terbagi
menjadi beberapa tahapan hirarki, yaitu direktur, beberapa manajer, dan staf. Rencana struktur organisasi perusahaan yang menunjukkan setiap bagian memiliki peranan dalam bidang yang menjadi
tanggung jawabnya masing-masing dapat dilihat pada Gambar 6.1 :
Gambar 6.1. Struktur organisasi industri cokelat batangan
6.4. Deskripsi Pekerjaan
Agar pembagian tugas dan tanggung jawab menjadi jelas, maka perlu disusun uraian kerja masing-masing posisi sehingga setiap tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik. Setiap
pekerjaan dideskripsikan secara jelas dan diberikan kepada pekerja yang memiliki kemampuan dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut.
Deskripsi tugas dan tanggung jawab disusun untuk memudahkan pekerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan di industri
cokelat batangan antara lain :
1. Direktur
Direktur bertugas mengelola keseluruhan fungsi perusahaan cokelat batangan yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan kegiatan manajer dan staf yang berada di
bawahnya.
2. Manajer Pemasaran
Manajer pemasaran bertugas memasarkan produk, melaksanakan strategi pemasaran yang ditetapkan, menjalankan kegiatan promosi, dan menjalin kerja sama dengan mitra.
3. Manajer Produksi dan Quality Control QC
Manajer produksi dan quality control QC bertugas melakukan pengawasan dan pelaksanaan kegiatan produksi cokelat batangan, mengawasi kualitas bahan baku dan produk, memelihara dan
menjaga sarana produksi, dan melakukan penelitian dan pengembangan produk research and development
agar mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen.
4. Manajer Administrasi dan Keuangan
Manajer administrasi dan keuangan bertugas mengkoordinasikan laporan administrasi dan keuangan di dalam perusahaan.
Direktur
Manajer Pemasaran
Staf Pemasaran
Manajer Produksi dan QC
Laboran Operator
Staf Logistik dan Distribusi
Staf Administrasi dan Keuangan
Office Boy
Keamanan dan supir
Manajer Administrasi dan Keuangan
Manajer Logistik dan Distribusi
72
5. Manajer Logistik dan Distribusi
Manajer logistik dan distribusi bertugas mengelola pengadaan bahan baku dan bahan pembantu, pendistribusian produk, dan mengelola berbagai hal yang terkait dengan pengadaan logistik
cokelat batangan.
6. Staf Pemasaran
Staf pemasaran bertugas memasarkan produk, melaksanakan strategi pemasaran yang telah ditetapkan, menjalankan kegiatan promosi, dan pameran-pameran bisnis.
7. Staf Logistik dan Distribusi
Staf logistik dan distribusi bertugas mengelola pendistribusian produk serta mengatur pengadaan dan pengelolaan bahan baku.
8. Staf Administrasi dan Keuangan
Staf administrasi bertugas melaksanakan dan mengawasi kegiatan pencatatan administrasi dan keuangan kantor serta operasional perusahaan.
9. Laboran
Laboran bertugas melakukan pengawasan terhadap mutu produk dengan melakukan pengecekan mutu bahan baku, hasil dari tiap tahap produksi, dan produk akhir sesuai dengan standar
mutu yang ditetapkan sesuai dengan arahan dari manajer produksi dan QC.
10. Operator
Operator bertugas menjalankan mesin sesuai dengan prosedur yang ada dan memastikan mesin berjalan sesuai dengan kriteria yang sebenarnya. Operator harus selalu melakukan pengawasan
terhadap proses produksi dan kinerja mesin agar tidak terjadi penyimpangan produk yang tidak diinginkan. Operator juga melakukan perawatan mesin dan alat-alat produksi.
11. Office Boy OB
Office boy bertugas membersihkan lingkungan pabrik dan kantor serta membantu para pekerja
memelihara aset perusahaan.
12. Keamanan
Keamanan bertugas menjaga keamanan perusahaan dengan jumlah jam kerja 24 jam, siang dan malam dengan pembagian waktu kerja menjadi tiga shift.
13. Supir
Supir bertugas mengendarai kendaraan perusahaan untuk kepentingan dan kebutuhan baik di pabrik maupun di kantor.
73
VII. RENCANA KEUANGAN
Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk
melakukan perhitungan rencana keuangan diperlukan beberapa parameter yang berasal dari analisis sebelumnya yaitu kapasitas produksi, pangsa pasar, teknologi yang dipakai, pilihan peralatan, jumlah
tenaga kerja, fasilitas pendukung, dan proyeksi-proyeksi harga. Rencana keuangan meliputi berbagai perhitungan kriteria investasi yang telah umum
digunakan. Kriteria yang digunakan antara lain Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net BC, Pay Back Period PBP, Break Even Point BEP, dan analisis risiko.
7.1. Asumsi Perhitungan Keuangan
Rencana keuangan memerlukan beberapa penetapan asumsi yang disesuaikan dengan kondisi pada saat kajian dilakukan dan didasarkan pada hasil-hasil perhitungan yang telah dilakukan pada
analisis rencana-rencana yang lain, standar pendirian usaha, dan peraturan yang berlaku. Asumsi dasar yang menjadi perhitungan dalam rencana keuangan digunakan dapat menentukan kelayakan industri
cokelat batangan. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam rencana keuangan industri cokelat batangan ini, antara lain :
a. Rencana keuangan dilakukan dengan biaya investasi untuk pendirian usaha baru. b. Umur investasi diasumsikan selama 10 tahun.
c. Nilai sisa bangunan pada masa akhir proyek adalah 50 dari nilai awal, nilai sisa mesin dan peralatan adalah 10 dari nilai awal, nilai sisa perlengkapan kantor dan nilai sisa perlengkapan
utilitas adalah 10 dari nilai awal. d. Umur ekonomis peralatan kantor adalah 3 tahun, umur ekonomis perlengkapan utilitas adalah 5
tahun, umur ekonomis bangunan, mesin dan peralatan, serta biaya pra investasi adalah 10 tahun. e. Biaya pemeliharaan adalah 10 dari harga awal.
f. Jumlah hari kerja per tahun adalah 288 hari dengan asumsi dalam satu bulan terdapat 24 hari kerja dan dalam satu minggu terdapat 6 hari kerja.
g. Bunga modal diasumsikan sebesar 12. h. Pajak dihitung berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 untuk pajak badan, yaitu
sebesar 28. i. Modal kerja dihitung berdasarkan asumsi biaya modal kerja adalah 10 dari penjualan pada tahun
berikutnya. j. Kapasitas produksi pada tahun pertama adalah 40, kapasitas produksi pada tahun kedua adalah
50, kapasitas produksi pada tahun ketiga adalah 60, kapasitas produksi pada tahun keempat adalah 70, kapasitas produksi pada tahun kelima adalah 80, kapasitas produksi pada tahun
keenam adalah 90, kapasitas produksi pada tahun ketujuh dan seterusnya adalah 100. k. Proyek dimulai pada tahun ke-0 sedangkan produksi pertama dimulai pada tahun ke-1.
Asumsi-asumsi lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.