Latar Belakang Hot Pepper (Capsicum Annuum. L) Online Agribussiness Consultasion System

pengetahuan knowledge dalam setiap kegiatan. Informasi yang dibutuhkan petani meliputi berbagai kegiatan agribisnis dari Hulu sampai Hilir. Kebutuhan informasi dan pengetahuan itu adalah Margaret J et al., 2007 : a. Teknik pengolahan tanah, teknik pengolahan tanah menjadi penting bagi petani. Pengolahan tanah yang baik menjadi faktor utama suksesnya kegiatan budidaya pertanian. b. Benih, informasi mengenai benih meliputi benih apa yang harus digunakan untuk spesifik lokasi. c. Cuaca dan Iklim, kondisi cuaca dan iklim yang berubah-ubah saat ini menjadikan petani sulit untuk memprediksi cuaca dan ilkim pada spesifik lokasi. Petani membutuhkan informasi yang real time terkait dengan cuaca dan iklim untuk merencanakan kegiatan budidaya. d. Nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Informasi kebutuhan nutrisi tanaman dibutuhkan oleh petani untuk memproyeksikan kebutuhan dari tanaman. Petani saat ini hanya mengira-ngira dosis pupuk yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Hal ini menjadikan kegiatan pertanian tidak presisi dan terasa tidak efektif. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diinginkan karena nutrisi yang dibutuhkan tanaman tidak terpenuhi. e. Informasi dan pengetahuan terkait Pest Management. Penggunaan pestisida akhir-akhir ini menjadi pilihan utama bagi petani dalam kegiatan pengendalian hama dan penyakit tanaman. Penggunaan yang berlebih akan merusak lingkungan dan akan meninggalkan residu pada tanaman yang ditanam. Hal ini akan membahayakan bagi konsumen akhir produk pertanian. Pengetahuan mengenai pengendalian hama yang ramah lingkungan dan tepat sasaran diperlukan oleh petani agar dapat mengendalikan hama dan penyakit dengan meminimalkan penggunaan pestisida. f. Informasi harga pertanian. Informasi harga pertanian pada berbagai pasar di sekitar spesifik lokasi diperlukan oleh petani dalam rangka mendapatkan harga yang baik. Harga pertanian saat ini umumnya ditentukan oleh tengkulak. Hal ini menjadikan hasil yang diperoleh kurang optimal. g. Informasi dan pengetahuan mengenai analisis usaha tani. Analisis usaha tani diperlukan untuk menentukan biaya investasi yang dibutuhkan dan strategi penyediaannya. Kegiatan agribisnis merupakan kegiatan yang membutuhkan modal yang besar. Informasi mengenai kebutuhan pendanaan investasi dan sumber kredit dengan bunga ringan bagi petani dibutuhkan untuk mengembangkan kegiatan agribisnis agar dapat bersaing. 2. Faktor ketersediaan peralatan Agricultural Equipment Factor. Kesediaan peralatan pendukung kegiatan pertanian sangat dibutuhkan oleh petani agar kegiatan budidaya dapat berjalan dengan baik. Mekanisasi pertanian menjadi kebutuhan utama bagi petani agar kegiatan budidaya dapat berjalan dengan baik. Informasi dan pengetahuan mengenai ketersediaan peralatan pertanian mulai dari alat dan mesin pengolahan lahan, aplikator pestisida, alat dan mesin pemanenan, serta alat dan mesin pada kegiatan pasca panen pertanian. Kebutuhan informasi dan pengetahuan pada berbagai kegiatan agrinisnis pertanian tersebut sulit didapatkan oleh petani. Petani umumnya mendapatkan informasi dari mulut ke mulut antar petani yang pernah melakukan budidaya yang sama. Hal ini tentu menjadi tidak efektif, sehingga perlu dibuat sebuah sistem konsultasi agribisnis berbasis pengetahuan berbasis web. Penyediaan akses informasi ini dilakukan seiring dengan perkemgan Teknologi Informasi TI yang begitu pesat akhir-akhir ini.

2.2. Cabai Capsicum annuum. L

2.2.1. Taksonomi

Secara taksonomis tanaman cabai merah diklasifikasikan ke dalam spesies Capsicum annuum. L. Berikut adalah penjelasan taksonomi tanaman cabai merah secara detail Rukmana, 2001 : Kingdom : Plantae tumbuh-tumbuhan Divisi : Spermatophyta tumbuhan berbiji Subdivisi : Angiospermae berbiji tertutup Kelas : Dicotyledonae biji berkeping dua Ordo : Tubiflorae Famili : Solanaceae Genus : Capsicum Species : Capsicum annuum. L Dari klasifikasi di atas terlihat bahwa tanaman cabai termasuk ke dalam famili Solanecaeae.

2.2.2. Morfologi

Morfologi tanaman Capsicum annuum. L adalah berupa terna atau setengah perdu, dengan tinggi antara 45 – 100 cm, biasanya hanya semusim Wiryanta, 2008.

2.2.3. Varietas Cabai

Tanaman cabai memiliki banyak varietas dan tipe. Tipe-tipe cabai diantaranya adalah cabai merah besar, cabai keriting, rawit, cabai paprika sweet pepper, cabai hias yang banyak ragamnya. Namun yang umum dibudidayakan adalah Cabai merah besar, cabai keriting, cabai rawit, dan paprika Wiryanta, 2008.

2.2.4. Syarat Tumbuh

Tanaman cabai dapat ditanam di dataran rendah maupun tinggi hingga mencapai 1.400 mdpl, namun akan lebih optimal pada dataran rendah Sutarya dan Grubben, 1995. Cabai dapat tumbuh optimal pada tanah regosol dan andosol dengan kadar keasaman pH tanah antara 6-7. Apabila ditanam pada tanah yang memiliki kadar pH lebih dari 7 maka tanaman cabai akan menjadi kerdil dan gejalan klorosis atau daun menguning yang disebabkan kekurangan unsur hara besi Fe. Pada tanah yang mempunyai pH yang kurang dari lima tanaman cabai juga akan menjadi kerdil karena kekurangan Kalsium Ca dan Magnesium Mg atau keracunan Alumunium Al. Ketinggian tempat berpengaruh pada jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabai. Penyakit yang menyerang tanaman pada dataran tinggi umumnya disebabkan oleh cendawan, sementara di dataran rendah penyakit yang menyerang umumnya disebabkan oleh bakteri. Curah hujan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya cabai. Curah hujan yang ideal adalah 1.000 mmtahun. Curah hujan yang rendah menyebabkan tanaman kekeringan dan membutuhkan penyiraman. Sebaliknya curah hujan tinggi bisa merusak tanaman cabai serta membuat lahan memiliki kelembaban tinggi. Kelembaban yang cocok untuk budidaya cabai berkisar antara 70 – 80 terutama saat pembentukan bunga dan buah. Kelembaban yang melebihi 80 memacu pertumbuhan cendawan yang berpotensi menyerang dan merusak tanaman. Sebaliknya, kelembaban yang kurang dari 70 membuat cabai kering dan mengganggu pertumbuhan generatifnya terutama pada saat pembentukan bunga, penyerbukan dan pembentukan buah. Menurut Pitojo 2003 curah hujan yang terlalu tinggi menyebabkan kelembaban udara meningkat dan mendorong pertumbuhan penyakit tanaman.

2.2.5. Konsumsi dan Produksi Cabai Indonesia

Cabai Capsicum annuum. L merupakan komoditas yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Konsumsi cabai rata-rata penduduk Indonesia adalah 5,21 kgkapitatahun. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 237.641.326 jiwa, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun BPS, 2011. Berdasarkan kondisi tersebut dapat diketahui bahwa konsumasi cabai dalam negeri pada tahun 2010 mencapai 1.237.669 ton. Produksi cabai nasional tahun 2009 adalah 1.378.727 dengan luas panen 233.904 ha dan produktivitas rata-rata sebesar 5,89 tonha BPS, 2011. Gambar 2. menunjukan angka produksi cabai Nasional dari tahun 2007 sampai 2009.