Strategi Transformasi Pengetahuan Manajemen Pengetahuan

2.6.2. Sistem Konsultasi

Konsultasi adalah proses pertukaran pikiran untuk mendapatkan kesimpulan nasihat, saran, dan sebagainya yang sebaik-baiknya Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2011. Konsultasi dapat dilakukan secara langsung dan dapat juga dilakukan dengan menggunakan media. Pemanfaatan media komputer atau sejenisnya lebih dikenal dengan e-konsultasi. E-Konsultasi saat ini berkembang dari mulai konsultasi dengan menggunakan komputer stand alone sampai konsultasi yang menggunakan internet sistem online. Sistem konsultasi adalah sebuah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk melakukan konsultasi. Sistem konsultasi yang menggunakan basis aturan didalamnya tergolong ke dalam sistem pakar expert system. Namun, sistem konsultasi yang dibangun dalam penelitian ini memiliki kekhasan dimana pengguna dapat pula berkomunikasi langsung dengan pakar melalui forum diskusi, chatting dan SMS. Sehingga sistem konsultasi yang dibangun menggabungkan dua sumber pengetahuan yang dapat diakses secara langsung yaitu pengetahuan dari knowledge based explicit dan pengetahuan dari pakar langsung tacit. Jika dilihat dari pandangan pengguna proses konsultasi terdiri dari tiga tahapan yaitu Chong, 2006 : 1. Pengguna mengungkapkan keinginannya untuk berkonsultasi suatu permasalahan. Pengguna dapat membuka sebuah halaman program, atau sistem konsultasi memberikan beberapa alternatif cara berkonsultasi. 2. Sistem konsultasi mengumpulkan informasi dari pengguna, dengan menanyakan beberapa pertanyaan. Selama proses dialog, pengguna terkadang memerlukan penjelasan terkait beberapa hal diantaranya : a. Terminologi ; pada halaman konsultasi terkadang terdapat terminologi atau konsep yang difahami berbeda antara pembuat sistem dengan pengguna. Sistem perlu memberikan fasilitas penjelasan terhadap terminologi tersebut. b. Penjelasan kenapa ; Pengguna terkadang ingin mengetahui kenapa dia ditanya pertanyaan – pertanyaan tertentu oleh sistem. Sistem harus menjelaskan kenapa pertanyaan-pertanyaan tersebut ditanyakan kepada pengguna. Untuk mengumpulkan fakta dari pengguna, sebuah sistem konsultasi umumnya menggunakan basis aturan rules untuk mengontrol pertanyaan- pertanyaan yang diberikan kepada pengguna. Berikut adalah contoh dari basis aturan yang digunakan oleh sistem dalam memberikan pertanyaan kepada pengguna : IF A ya THEN tanyakan B IF A tidak THEN tanyakan D IF B ya THEN tanyakan C 3. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan sistem dari pengguna, sistem memberikan penjelasan dan memberikan beberapa rekomendasi penyelesaian dari permasalahan yang ditanyakan. Ketika mendapatkan penjelasan dari sistem bisa saja pengguna tidak langsung percaya, maka sistem perlu memberikan penjelasan mengenai cara melakukan aksi dari rekomendasi yang diberikan how-explanation. Untuk mendukung tahap ketika ini sistem perlu memiliki rule untuk memberikan penjelasan yang merukan inti dari sistem konsultasi.

2.7. System Development Life Cycle

Pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan pengembangan sistem informasi adalah pendekatan System Development Life Cycle SDLC prediktif, Pendekatan Adaptif dan Unified Proccess UP. Selain itu berkembang paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi yaitu Agile Methodology yang terdiri dari Extreme Programming XP dan Scrum Satzinger et al., 2007. Berikut adalah penjelasan singkat dari metode-metode tersebut :

2.7.1. Pendekatan Prediktif Tradisional

Pendekatan Prediktif adalah sebuah SDLC dengan pendekatan yang mengasumsikan bahwa pembangun proyek dapat merencanakan, mengorganisasikan dan membangun sistem informasi baru sesuai dengan perencanaan. SDLC prediktif sangat baik digunakan dalam membangun sistem yang sudah dapat diprediksi dan dapat didefiniskan dengan baik. Terdapat lima tahapan yang sama dengan tahapan umum pemecahan masalah yang pada pendekatan prediktif. Setiap proses dilaksanakan secara sekuensial yang merupakan ciri utama pendekatan sistem prediktif. Berikut adalah tujuan dari masing-masing tahapan : 1. Project Planning, tujuannya adalah untuk mengidentifikasi skup dari sistam baru, menjamin proyek agar visible, dan membuat jadwal, perencanaan sumber daya, dan anggaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. 2. Analysis, bertujuan untuk memahami dan mendokumentasikan detail dari kebutuhan bisnis dan kebutuhan proses dari sistem baru. 3. Design, bertujuan untuk mendesain solusi sistem berbasis pada kebutuhan yang didefinisikan dan pembuatan keputusan terhadap hasil analisis. 4. Implementation, bertujuan membangun, menguji dan menginstall sebuah sistem informasi yang dapat dipercaya. Sistem sudah siap ditrainingkan terhadap pengguna untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan dari penggunaan sistem. 5. Support, bertujuan untuk menjaga agar sistem tetap berjalan dengan produktif dan sistem dapat memiliki daya tahan selama bertahun-tahun. Jika dipandang dari resiko teknis dalam pengembangan sistem dengan pendekatan prediktif maka resikonya tidak besar, hal ini karena pada tahap perencanaan seorang analisis dapat melakukan perencanaan dengan presisi. Salah satu pendekatan SDLC yang digunakan dalam pendekatan prediktif ini adalah waterfall seperti terlihat pada Gambar 8. Ciri khusus dari pendekatan ini adalah suatu proses harus sudah selesai dilaksanakan sebelum melaksanakan proses selanjutnya sekuensial.