Tuntutan Kebutuhan Informasi dan Pengetahuan Agribisnis Cabai

3 panen dan penanganan pasca panen, dan 4 pemasaran produk. Gambar 13 menunjukkan urutan dari tahapan dalam agribisnis tanaman cabai pada satu musim tanam. Gambar 13. Kegiatan Utama Agribisnis Cabai Untuk mendukung empat kegiatan utama agribisnis tersebut maka perlu diinventarisasi pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan. Selanjutnya pengetahuan tersebut dikumpulkan dan diimplementasikan menjadi sistem konsultasi. Informasi dan pengetahuan terkait kegiatan agribisnis cabai yang dikumpulkan dicari pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengetahuan Pemilihan Varietas unggul 2. Pengetahuan Penentuan Dosis Pupuk Dasar 3. Pengetahuan Pengendalian Hama dan Penyakit 4. Pengetahuan Teknologi Budidaya 5. Pengetahuan Penanganan Pasca Panen 6. Teknik analisis usaha tani 7. Ketersediaan Informasi Pasar 8. Informasi Cuaca 9. Kelembagaan Pertanian 10. Kebijakan, dukungan dan program-program pemerintah Berdasarkan jenisnya pengetahuan dapat digolongkan menjadi dua yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan-pengetahuan yang didapatkan dari pakar berdasarkan hasil wawancara, sementar pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan-pengetahuan yang telah dibukukan. Pada penelitian ini dilakukan pencarian pengetahuan sesuai kebutuhan petani dan jenis pengetahuan baik tacit maupun eksplisit. Berikut adalah penjelasan mengenai pengetahuan tacit dan eksplisit dikumpulkan dari penelitian ini :

4.2.1. Pengetahuan Tacit

Pengetahuan tacit diperoleh dari pengalaman pakar agribisnis cabai dan petani. Pakar merupakan orang yang dianggap telah memiliki kemapuan dan pengalaman yang baik dan diakui dalam kegiatan agribisnis cabai Capsicum annuuum. L. Pakar-pakar tersebut digolongkan sesuai dengan jenis keahliannya sehingga dapat mendukung dalam pencarian pengetahuan tacit. Bidang keahlian menentukan seberapa faham seorang pakar dalam memahami kasus-kasus yang dihadapi petani di lapangan. Berdasarkan jenis keahliannya terdapat tiga bidang keahlian yang kemudian menjadi nara sumber dalam pencarian pengetahuan yaitu : 1 Ahli teknologi dan sistem informasi, 2 Pakar Agronomi dan Hortikultura, dan 3 Pakar Proteksi Tanaman. Selain itu dalam pencarian pengetahuan tacit juga melibatkan petani sebagai pelaku agribisnis cabai di lapangan. Pakar agronomi dan hortikultura yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah Prof. Dr. Sriani Sujiprihati, M.S. Selanjutnya pakar proteksi tanaman yang dilibatkan adalah Dr. Widodo. Petani yang menjadi narasumber adalah Sukoyo, sebagai petani cabai di daerah Liwa, Lampung Barat. Ketiga nara sumber yang disebutkan diatas merupakan sumber utama pengetahuan tacit yang akan menjadi basis pengetahuan dalam sistem konsultasi agribisnis cabai yang dibangun. Untuk mendapatkan pengetahuan tacit peneliti melakukan wawancara dan diskusi forum group discussion dengan pakar. Diskusi terbuka dipilih agar pakar dapat mengeluarkan semua pengetahuan yang dimiliki dan dapat