3.2. Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada metode pengembangan sistem pakar Turban, 2007. Tahapan-tahapan yang
dilakukan adalah Identifikasi permasalahan, pencarian sumber pengetahuan, akuisisi pengetahuan, representasi pengetahuan dan rancang bangun sistem
konsultasi. Tahapan rancangan bangun sistem konsultasi dilakukan dengan menggunakan metode System Development Life Cycle SDLC Extreme
Programming XP. SDLC XP dipilih karena informasi dan pengetahuan, pakar agribisnis cabai, dan berbagai infrastruktur yang mendukung sudah tersedia
sehingga sistem konsultasi dapat dilakukan dengan cepat. Pada penelitian ini dilakukan penggunaan kembali reuse pengetahuan-
pengetahuan ilmiah dan petunjuk lapangan best practice kegiatan agribisnis cabai. Penggunaan kembali pengetahuan memungkinkan pengembangan sistem
konsultasi dengan cepat agar segera didapatkan hasil untuk diimplementasikan kepada calon pengguna. Pengalihan pengetahuan dari berbagai sumber dilakukan
agar dapat diimplementasikan ke dalam sistem berbasis komputer yang dapat diakses secara online. Hal-hal tersebut yang menjadi alasan dipilihnya metode
SDLC XP dalam rancang bangun sistem konsultasi. Tahapan-tahapan penelitian digambarkan secara grafis pada Gambar 12.
3.2.1. Identifikasi Masalah
Pada tahapan ini akan diidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh petani serta identifikasi kebutuhan informasi dan pengetahuan yang mendukung
kegiatan kegiatan agribisnis cabai Capsicum annuum. L yang baik. Identifikasi permasalahan ini mengacu pada penelitian yang dilakukan Tamba 2007 tentang
kebutuhan informasi pertanian dan aksesnya bagi petani sayuran. Informasi dan pengetahuan tersebut selanjutnya digali pada tahapan pencarian sumber
pengetahuan dan akuisisi pengetahuan. Hasil dari tahapan identifikasi masalah adalah : 1 Mendapatkan gambaran informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan
oleh petani, 2 Dokumentasi atas visi dan ruang lingkup sistem konsultasi agribisnis yang dikembangkan, dan 3 Dokumentasi teknologi yang digunakan
dalam pengembangan sistem konsultasi.
Mulai
Identifikasi Masalah
Pencarian Sumber Pengetahuan
Akuisisi Pengetahuan
Analisis dan Perancangan Sistem Konsultasi Agribisnis Cabai Mengadopsi Metode Extreme Programming
Analisis Desain
Implemetantasi Pengujian
Prototipe Sesuai
Selesai Representasi Pengetahuan
Tidak Sesuai Sesuai
Rilis Perangkat
Lunak
Pemeliharaan
Gambar 12. Tahapan-tahapan Penelitian
3.2.2. Pencarian Sumber Pengetahuan
Tahapan pencarian sumber pengetahuan dilakukan melalui studi literatur dan konsultasi dengan pakar Agribisnis Cabai. Studi literatur dilakukan dengan
menggali pengetahuan dari buku, jurnal dan artikel-artikel ilmiah terkait dengan kegiatan agribisnis cabai. Konsultasi dilakukan dengan para pakar dari
departemen Agronomi dan Hortikultura, serta Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor.
Pakar-pakar yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah pakar-pakar yang telah melakukan penelitian bertahun-tahun dan memiliki pengalaman lapangan
yang cukup. Pengetahuan yang didapatkan dari penelitian ini diharapkan adalah pengetahuan-pengetahuan yang valid dan dapat digunakan dalam kegiatan
agribisnis cabai Capsicum annuum. L
3.2.3. Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi merupakan kegiatan penyerapan pengetahuan dari domain expert dilakukan dengan metode diskusi bebas talk through maupun membuat
kuisioner kepada ahli pakar dan studi pustaka terkait. Dari hasil akusisi pengetahuan diperoleh pengetahuan tentang faktor-faktor atau parameter-
parameter penting dalam kegiatan agribisnis cabai. Setelah didapatkan pengetahuan-pengetahuan yang penting dalam kegiatan agribisnis selanjutnya
menggali pengetahuan-pengetahuan tersebut lebih dalam.
Pengetahuan yang digali pada tahapan akuisisi pengetahuan melingkupi pengetahuan yang dapat menjadi dasar dalam melakukan konsultasi agribisnis
cabai Capsicum annuum. L. Pengetahuan tersebut diantaranya adalah pengetahuan mengenai pemilihan varietas unggul, penentuan dosis pupuk,
pengendalian hama, pengendalian penyakit, teknologi budidaya, analisis usaha tani, iklim, kebijakan pemerintah, dan informasi harga. Pengetahuan-pengetahuan
tersebut merupakan pengetahuan yang harus dimiliki oleh petani agar dapat melaksanakan kegaiatan pertanian dengan baik.
Terdapat tiga cara dalam akuisisi pengetahuan yaitu manual, semi otomatis dan otomatis. Pada penelitian ini digunakan akuisisi pengetahuan dengan cara
manual. Cara ini digunakan untuk mengakomodir pengetahuan-pengetahuan dari