Desain Basis Data Desain User Interface

Gambar 32. Contoh Tampilan Hasil Konsultasi Pemilihan Varietas Benih 4.7.2.2.Halaman Konsultasi Penentuan Dosis Pupuk Dasar Konsultasi penentuan dosis pupuk dasar diimplementasikan dalam bentuk halaman konsultasi. Pengguna terlebih dahulu memasukkan parameter kondisi tanah yang akan ditanami cabai merah. Setelah parameter tersebut terisi maka pengguna dapat berkonsultasi dosis pupuk anjuran yang sesuai. Parameter yang dimasukkan oleh pengguna diantaranya adalah luas lahan dan pH tanah. Selanjutnya pengguna dapat mengklik perhitungan dosis pupuk dasar. Gambar 33 menunjukkan form untuk memasukkan parameter kondisi tanah yang dimiliki oleh pengguna. Gambar 33. Form Masukan Parameter Penentuan dosis Pupuk Selanjutnya sistem melakukan perhitungan dosis pupuk dan memberikan rekomendasi kepada pengguna. Rekomendasi dosis pupuk didasarkan pada perhitungan luas lahan dikali dengan dosis pupuk anjuran untuk luasan satu hektar. Tabel 9 merupakan dasar perhitungan yang digunakan untuk menentukan dosis pupuk dalam budidaya cabai. Petani dapat melakukan simulasi kebutuhan pupuk yang digunakan sesuai dengan luasan lahan yang ingin ditanami. Tabel 9. Dasar Penentuan Dosis Pupuk Jenis Pupuk Dosis Pertanaman Dosis pupuk per hektar Pupuk Kandang 1,18 - 1,76 kg 20 - 30 tonha ZA 36 gram 612 kgha Urea 14 gram 238 kgha TSP SP36 28 gram 476 kgha KCL 22 gram 374 kgha Rekomendasi ditampilkan dalam tabel dosis dan rekomendasi teknik aplikasi pupuk dasar. Halaman rekomendasi ini terdiri dari informasi mengenai luas lahan yang diinput oleh petani, asumsi jumlah tanaman adalah sebanyak 17.000 tanaman per hektar. pH tanah hasil pengukuran oleh petani adalah sebesar 5,2. Dosis pupuk anjuran yang diberikan sistem konsultasi dapat dilihat pada Gambar 34. Petunjuk singkat aplikasi pupuk dasar diberikan pada bagian bawah sistem konsultasi yang dibangun pada penelitian ini. Gambar 34. Hasil Perhitungan dan Rekomendasi Dosis Pupuk Idealnya penentuan dosis pupuk dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan analisis laboratorium terhadap kandungan hara dalam tanah. Namun, petani di lapangan masih sulit untuk melakukan uji laboratorium sehingga sistem konsultasi ini mengakomodir teknik-teknik yang dapat diterapkan secara langsung di lapangan. Tidak menutup kemungkinan modul konsultasi penentuan dosis pupuk cabai dikembangkan lagi, sehingga lebih presisi dan sesuai dengan uji laboratorium terhadap kandungan hara tanah. 4.7.2.3.Halaman Konsultasi Pengendalian Hama Halaman konsultasi pengendalian hama diimplementasikan dengan memberikan pilihan kepada pengguna, hama apa yang menyerang di lahannya. Pengendalian hama umumnya dilakukan dengan melihat ciri-ciri serangan hama yang menyerang tanaman cabai. Ciri-ciri fisik itu yang menjadi dasar diagnosa, jenis hama apa yang menyerang tanaman cabai. Untuk memudahkan dalam melakukan konsultasi, pengguna diberikan ilustrasi gambar hama yang menyerang. Model gambar dipilih karena jika menggunakan deskripsi maka akan ada ketidaksamaan persepsi petani dikarena tingkat pemahamannya berbeda-beda satu sama lain. Perbedaan pemahaman ini dapat disebabkan karena faktor bahasa bahasa daerah, pendidikan petani, dan pengalaman petani dalam budidaya cabai. Untuk melakukan konsultasi, petani terlebih dahulu membuka halaaman konsultasi pengendalian hama. Selanjutnya pengguna memilih jenis-jenis hama yang menyerang pada tanaman cabainya. Setelah itu pengguna mengklik tombol konsultasi, sehingga sistem akan memberikan penjelasan mengenai ciri-ciri serangan dan teknik penanggulangan hama tersebut. Gambar 35 menunjukkan tampilan dialog yang digunakan untuk melakukan konsultasi dengan sistem. Gambar 35. Halaman Konsultasi Pengendalian Penyakit Pada halaman penjelasan ini pengguna akan mendapatkan penjelasan tentang hama dan teknik pengendaliannya. Petani dapat menggunakan rekomendasi yang diberikan untuk melakukan pengendalian. Gambar 36 menunjukkan tampilan halaman penjelasan pengendalian hama. Gambar 36. Halaman Penjelasan Pengendalian Hama Rekomendasi yang diberikan pada sistem konsultasi ini bersifat umum. Pengguna harus memilih jenis merek pestisida yang akan digunakan dalam pengendalian hama. Petani diberikan kebebasan pula untuk memilih apakah akan menggunakan teknik-teknik kimiawi, biologi atau mekanis dalam pengendalian hama. Tentu pemilihan teknik ini disesuikan dengan luasan lahan dan kondisi lingkungan budidaya cabai. 4.7.2.4.Halaman Konsultasi Pengendalian Penyakit Halaman konsultasi pengendalian penyakit diimplementasikan dengan memberikan pilihan kepada pengguna, gejala – gejala gangguan apa yang muncul di persemaian dan setelah tanaman dipindah tanam. Gejala-gejala ditanyakan secara berurut, mengikuti alur diagnosa. Alur diagnosa ini disusun oleh pakar untuk memudahkan petani dalam melakukan pengendalian penyakit. Pengetahuan yang menjadi basis pengetahuan merupakan modul konsultasi yang