Implementasi Sistem Konsultasi Implementasi

Pada halaman penjelasan ini pengguna akan mendapatkan penjelasan tentang hama dan teknik pengendaliannya. Petani dapat menggunakan rekomendasi yang diberikan untuk melakukan pengendalian. Gambar 36 menunjukkan tampilan halaman penjelasan pengendalian hama. Gambar 36. Halaman Penjelasan Pengendalian Hama Rekomendasi yang diberikan pada sistem konsultasi ini bersifat umum. Pengguna harus memilih jenis merek pestisida yang akan digunakan dalam pengendalian hama. Petani diberikan kebebasan pula untuk memilih apakah akan menggunakan teknik-teknik kimiawi, biologi atau mekanis dalam pengendalian hama. Tentu pemilihan teknik ini disesuikan dengan luasan lahan dan kondisi lingkungan budidaya cabai. 4.7.2.4.Halaman Konsultasi Pengendalian Penyakit Halaman konsultasi pengendalian penyakit diimplementasikan dengan memberikan pilihan kepada pengguna, gejala – gejala gangguan apa yang muncul di persemaian dan setelah tanaman dipindah tanam. Gejala-gejala ditanyakan secara berurut, mengikuti alur diagnosa. Alur diagnosa ini disusun oleh pakar untuk memudahkan petani dalam melakukan pengendalian penyakit. Pengetahuan yang menjadi basis pengetahuan merupakan modul konsultasi yang dikembangkan oleh Dr. Ir. Widodo, M.S, pakar klinik tanaman dari Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor. Proses konsultasi dimulai dengan memasukkan jenis serangan yang terjadi, kemudian secara berjengjang petani akan diarahkan untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang dihadapi di lapangan. Gambar 37 dan 38 menunjukkan tampilan dialog untuk diagnosa gangguan tanaman. Gambar 37. Halaman utama diagnosa gangguan tanaman Gambar 38. Dialog Sistem dengan pengguna untuk diagnosa Gambar 39 menunjukkan diagram pohon yang merupakan representasi pengetahuan yang disimpan pada basis pengetahuan. Diagram pohon ini yang menjadi basis pengetahuan dalam mengarahkan petani ke jawaban dari permasalahan lapangan yang dihadapi. Diagram pohon ini menggambarkan ciri- ciri fisik tanaman cabai yang terserang penyakit. Pengambilan keputusan dilakuan dengan menelusuri salah satu cabang. Gambar 39. Contoh Diagram Pohon Diagnosa Penyakit Setelah pengguna menyeleasaikan dialog yang dengan sistem konsultasi, maka pengguna mendapatkan hasil diagnosa dan rekomendasi pengendalian penyakit. Rekomendasi yang diberikan sesuai dengan ciri-ciri yang dimasukkan oleh pengguna sistem konsultasi. Gambar 40 merupakan contoh tampilan hasil akhir dari diagnosa penyakit dan pengendaliannya. Gambar 40. Halaman Penjelasan Sistem Konsultasi 4.7.2.5.Halaman Konsultasi Teknologi Budidaya Sesuai SOP Standar operating prosedur SOP merupakan hal yang sangat penting bagi petani. Hal ini sebagai upaya penerapan Good Agricultural Practices GAP di tingkat petani. Pengaplikasian GAP diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi cabai merah Capsicum annuum. L. Pada halaman ini, pengguna dapat berkonsultasi dengan cara memilih permasalahan yang akan ditanyakan. Kemudian sistem akan melakukan pertanyaan lanjutan terhadap permasalahan yang terjadi di lapangan. Gambar 41 menunjukkan contoh tampilan dialog antara pengguna dan sistem konsultasi. Gambar 41. Dialog Sistem dengan pengguna untuk Teknologi Budidaya Setelah pengguna menekan tombol lanjut, maka sistem konsultasi memberikan rekomendasi terhadap permasalahan yang diajukan oleh pengguna. Rekomendasi yang diberikan disesuaikan dengan SOP GAP yang diperoleh dari pakar. Rekomendasi berdasarkan SOP GAP ini diharapkan dapat menjadi acuan petani dalam kegiatan budidaya tanaman cabai merah. Gambar 42. Contoh Tampilan Halaman Rekomendasi 4.7.2.6.Halaman Konsultasi Penanganan Pasca Panen Halaman konsultasi penanganan pasca panen diimplementasikan dalam bentuk penjelasan yang memuat teknik-teknik atau metode penanganan pasca panen. Pengguna yang akan melakukan konsultasi penanganan pascapanen terlebih dahulu kategori pengetahuan yang dibutuhkan dalam penanganan pascapanen cabai. Gambar 43. Kategori Penanganan Pasca Panen Kategori ini untuk mengelompokkan informasi dan pengetahuan yang terkait dengan penanganan pascapanen. Rekomendasi penanganan pasca panen dijelaskan secara deskriptif agar mudah difahami oleh pengguna sistem konsultasi. Gambar 44 menunjukkan contoh tampilan halaman konsultasi penanganan pasca panen. Gambar 44. Contoh Tampilan Halaman Penanganan Pasca Panen 4.7.2.7.Halaman Konsultasi Analisis Usaha Tani Halaman konsultasi analisis usaha tani diimplementasikan dalam bentuk halaman web. Pada halaman awal konsultasi analisis usaha tani, pengguna harus memasukkan identitas, lokasi penanaman, varietas yang akan ditanam, dan estimasi harga yang digunakan untuk basis perhitungan. Varietas tanaman yang dipilih akan menentukan produktivitas basis perhitungan yang digunakan. Gambar 45 menunjukkan tampilan halaman konsultasi analisis usaha tani. Gambar 45. Contoh Tampilan Halaman Konsultasi Analisis Usaha Tani Setelah pengguna mengisikan parameter-parameter yang dibutuhkan untuk basis perhitungan analisis usaha tani, maka pengguna sistem dapat melihat hasil analisis usaha tani. Analisis usaha tani yang diberikan adalah Total pendapatan yang akan didapatkan oleh pengguna, BC ratio, dan Break event point BEP. Total pendapatan merupakan hasil perhitungan produktivitas tonha dikali luasan lahan ha. Sementara BC ratio adalah perbandingan antara pendapatan dengan total biaya yang dikeluarkan. Artinya jika BC ratio 1 maka kegiatan bisnis menguntungkan, sebaliknya jika BC ratio 1 maka bisnis rugi atau tidak menguntungkan. BEP terdiri dari dua jenis yaitu BEP Harga dan BEP Produksi. BEP Harga adalah harga minimal yang harus didapatkan oleh petani cabai untuk mendapatkan titik impas balik modal. Sementara BEP Produksi menggambarkan basis produksi minimal yang harus didapatkan untuk mencapai titik impas. Parameter tersebut menjadi dasar analisis apakah usaha tani yang akan dilakukan layak atau tidak. Tabel 10 merupakan persamaan yang digunakan untuk melakukan analisis usaha tani. Tabel 10. Dasar Perhitungan Analisis Usahatani No Komponen Cara Perhitungan 1 Keuntungan Keuntungan = Total Pendapatan – Total Biaya Produksi + Bunga 15 2 Nilai Benefit Cost Ratio BC Ratio BC Ratio = Pendapatan Total biaya 3 Titik Impas Break Event Point BEP a. BEP Harga BEP Harga Rp = Total Biaya Total Produksi b. BEP Produksi BEP Produksi Kg = Total Biaya Harga Jual Gambar 46 menunjukkan tampilan halaman hasil konsultasi analisis usaha tani. Pada bagian identitas ditampilkan identitas dari petani yang melakukan konsultasi, asal kota, kabupaten dan provinsi. Benih yang dipilih pada kasus ini adalah cabai besar varietas buana dengan potensi produktivitas 14 tonha dengan harga perhitungan analisis usaha Rp. 10.000,00. Gambar 46. Contoh Tampilan Hasil Analisis Usaha Tani Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh sistem maka didapatkan total pendapatan untuk adalah Sebesar Rp. 140.000.000 dengan keuntungan Rp. 97.087.600. BC rasio dari hasil perhitungan adalah 3,26, artinya dengan modal Rp. 42.912.400 usaha agribisnis akan memperoleh hasil penjualan 3,26 kali lipat nilai modal yang dikeluarkan. BEP Harga adalah sebesar Rp. 3.065 kg dan BEP Produksi Rp. 4.291,24 kg yang artinya jika modal usaha Rp. 42.912.400 dan harga jual cabai Rp. 3.065,17 dan produksi 4.291,24 kg secara perhitungan usaha anda telah mencapai titik impas. Perhitungan yang dilakukan tidak memperhatikan faktor inflasi dan perubahan harga sarana produksi pertanian. Perhitungan dilakukan untuk satu musim tanam cabai dengan periode antara 8-12 bulan. Perhitungan merupakan analisis ideal dan tidak memperhitungkan resiko kerusahan yang disebabkan oleh hama dan penyakit serta kondisi harga turun pada musim-musim tertentu. Gambar 47 menunjukkan rincian dari biasa investasi yang dikeluarkan untuk satu musim tanam cabai. Gambar 47. Detail Biaya Produksi 4.7.2.8.Halaman Konsultasi Cuaca Harian Konsultasi cuaca merupakan halaman yang disediakan bagi pengguna untuk mengetahui prakiraan cuaca harian untuk suatu lokasi. Prakiraan cuaca yang ditampilkan dalam sistem konsultasi ini didapatkan secara online dari situs web Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika BMKG. Data dikirimkan dengan menggunakan data format XML secara real time dari website BMKG. Hal ini dilakukan untuk menjamin informasi tentang cuaca harian valid dan sesuai dengan prakiraan cuaca dari BMKG tanpa harus melakukan input data secara manual ke dalam sistem konsultasi. Gambar 48 menunjukkan tampilan prakiraan cuaca harian untuk beberapa provinsi di Indonesia. Gambar 48. Prakiraan Cuaca Harian Prakiraan cuaca yang ditampilkan terdiri dari kondisi cuaca, suhu, dan kelembaban. Parameter-parameter ini merupakan parameter utama dalam prakiraan cuaca harian. Untuk mendapatkan informasi secara utuh, pengguna dapat mengakses secara langsung website bmkg.

4.8. Tahap Pengujian Testing

Pada tahapan ini sistem yang akan diluncurkan di uji terlebih dahulu. Pengujian dilakukan terhadap fungsional sistem konsultasi. Pada setiap iterasi pekerjaan diluncurkan sebuah rilis perangkat lunak yang dikerjakan. Rilis ini selanjutnya diluncurkan untuk kemudian dievaluasi kembali untuk kemudian dilakukan perbaikan oleh tim. Berdasarkan hasil pengujian sistem, dapat diketahui bahwa sistem konsultasi dapat berjalan dengan baik pada browser web. Fungsi- fungsi sistem untuk berkonsultasi sudah terakomodir dan berjalan dengan baik. Tabel 11. Hasil Pengujian Fungsional Sistem Konsultasi No. Modul Hasil Pengujian 1. Login Berjalan Dengan Baik 2. Lihat Profil Berjalan Dengan Baik 3. Konsultasi Pemilihan Varietas Unggul Berjalan Dengan Baik 4. Pemilihan Varietas Unggul Berjalan Dengan Baik 5. Penentuan Dosis Pupuk Dasar Berjalan Dengan Baik 6. Pengendalian Hama Berjalan Dengan Baik 7. Pengendalian Penyakit Berjalan Dengan Baik 8. Teknologi Budidaya Cabai Ssesuai SOP Berjalan Dengan Baik 9. Pasca Panen Berjalan Dengan Baik 10. Analisis Usaha Tani Prakiraan Cuaca Berjalan Dengan Baik 11. Kebijakan Pemerintah Berjalan Dengan Baik 12. Informasi Harga Pasar Berjalan Dengan Baik 14. Forum Konsultasi Ahli Berjalan Dengan Baik 15. Chat room Berjalan Dengan Baik

4.9. Perawatan Sistem Konsultasi

4.9.1. Perawatan Konten Sistem Konsultasi

Untuk melakukan perawatan sistem konsultasi maka disediakan halaman administrator untuk melakukan penambahan serta editing informasi dan pengetahuan yang ada. Untuk dapat mengakses halaman yang digunakan untuk melakukan updating informasi maka admin diharuskan memasukkan username dan password pada halaman administrasi sistem konsultasi. Gambar 49 menunjukkan contoh tampilan halaman login yang digunakan untuk masuk ke halaman administrasi sistem konsultasi. Gambar 49. Login ke halaman Administrator Pengguna yang telah memasukkan username dan password dengan benar maka dapat mengakses menu-menu yang ada di halaman administrator. Menu- menu yang disediakan merupakan menu yang akan menghubungkan admin ke halaman-halaman updating data. Gambar 50 menunjukkan tampilan halaman utama administrasi sistem konsultasi online agribisnis cabai. Gambar 50. Halaman Utama Administrasi Sistem Konsultasi

4.9.2. Perawatan Jaringan dan Server

Sistem konsultasi online agribisnis cabai telah diinstal di salah satu web server unit pelayanan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Institut Pertanian Bogor IPB yang sekarang bernama Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi DKSI sehingga perawatan jaringan dan server dilakukan oleh pihak DKSI IPB. DKSI IPB diberi mandat oleh IPB untuk mengelola sistem informasi dan teknologi informasi yang dibangun oleh IPB. Gambar 51. Arsitektur Jaringan Sistem Konsultasi Online Gambar 51 menunjukkan skema konseptual implementasi sistem melalui jaringan internet. DKSI IPB memiliki infrastruktur Company Network Infrastructure yang terkoneksi dengan jaringan internet. Pengguna dapat mengakses sostem konsultasi yang berada pada server IPB melalui berbagai perangkat yang terkoneksi dengan internet. Perangkat yang digunakan dapat berupa perangkat mobile, komputer desktop, dan KIOSK. Sementara untuk administrator dapat mengakses sistem melalui Virtual Private Network VPN.

4.9.3. Usulan Kelembagaan Pengelola Sistem Konsultasi

Lembaga yang diusulkan akan mengelola sistem konsultasi adalah unit pelayanan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi IPB yang saat ini bernama DKSI IPB sebagai penyedia teknologi Informasi, Departemen Proteksi Tanaman serta Departemen Agronomi dan Hortikultura sebagai lembaga yang menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru. Selain itu juga perlu ada pengetahuan- pengetahuan baru yang harus dikelola dalam rangka penyempurnaan sistem konsultasi. Secara organisasi sistem konsultasi online agribisnis cabai hendaknya dikelola oleh Unit Pelayanan Informasi Pertanian yang berada di bawah DKSI IPB. Unit pelayanan informasi pertanian ini nantinya memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pengembangan sistem konsultasi. Pengembangan yang dimaksud dapat berupa pengembangan sistem untuk produk-produk lain, maupun pengembangan isi dari sistem konsultasi online cabai. Gambar 50 menunjukkan usulan struktur oranisasi pengelola sistem konsultasi online agribisnis cabai. Gambar 52. Usulan Struktur Organisasi Pengelola Sistem Konsultasi Online KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa : 1. sistem konsultasi online agribisnis cabai secara fungsional telah dibangun untuk memenuhi kebutuhan pelaku agribisnis untuk berkonsultasi. 2. Modul-modul sistem konsultasi agribisnis cabai Capsicum annuum. L yang telah dibangun adalah sebagai berikut : 1 Pemilihan Varietas Unggul, 2 Penentuan Dosis Pupuk Dasar, 3 Pengendalian Hama dan Penyakit, 5 Teknologi Budidaya Cabai, 6 Pasca Panen, 7 Analisis Usaha Tani, 8 Prakiraan Cuaca, dan 9 Kebijakan Pemerintah, 10 Forum diskusi pakar, dan 11 Chating online. 3. Sistem konsultasi berjalan dengan baik pada semua jenis web browser dan dapat diakses setiap saat dengan nama domain www.cabe.ipb.ac.id. 4. Untuk memudahkan dalam pengelolaan sistem konsultasi, update informasi dan pengetahuan maka sistem konsultasi menyediakan halaman administrasi sistem konsultasi.

5.2. Saran

Penelitian yang dilaksanakan fokus pada pengembangan sistem konsultasi agribisnis cabai Capsicum annuum. L untuk dataran tinggi. Sistem konsultasi yang dibangun tidak mengakomodir pengetahuan-pengetahuan budidaya dengan sistem tumpang sari dan rotasi tanaman dengan tanaman lain. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, maka peneliti menyarankan hal-hal berikut : 1. Dilaksanakan dissemeniasi dan evaluasi lebih lanjut dalam penerapan dan bimbingan teknis terhadap kelembagaan pertanian yang akan menggunakan sistem konsultasi online agribisnis cabai yang telah dibangun. 2. Dikembangkan sistem konsultasi untuk semua lokasi meliputi dataran tinggi, dataran rendah dan dataran menengah. 3. Dikembangkan sistem konsultasi untuk produk-produk sayuran lainnya mengingat petani umumnya menanam berbagai produk pertanian secara tumpang sari maupun dengan rotasi tanaman. DAFTAR PUSTAKA Abrahamsson, Pekka. Outi Salo. Jussi Ronkainen. dan Juhani Warsta. 2002. Agile Software Develeopment Methods : Review and Analysis. Esspoo. VTT Publication 478. 107 p. Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian. 2010. Kondisi Pasokan dan Harga Pangan Tahun 2010. Badan Pusat Statistik. 2011. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Cabai, 2009. www.bps.go.id [09 Maret 2011]. Badan Pusat Statitik. 2011. Penduduk Indonesia menurut Provinsi. www.bps.go.id [09 Maret 2011]. Caserio, Christopher P. 2011. Application architecture essentials, Part 3: Getting started with application development methodologies. Internatioan Bussiness Machine IBM. http:ibm.com [10 Maret 2011]. Chong, Chinh Phan. 2006. An Approach to adaptive inference engine for rule- based Consultation Systems. Disertasi Doktor Ingenieur, Von der Fakultat Engenieurwisscnschaften der, Universitat Duisburg-Essen. Jerman. Faihah, Siti Eha. Kudang B.S. dan Suryo Wiyono. 1999. Sistem Pakar Untuk Identifikasi Penyakit Tanaman Cabal Besar Merah Capsicum annuum L.. Buletin Keteknikan Pertanian. Vol. 13, No.3, Desember 1999 FAOSTAT. 2011. Food and Agricultural commodities production 2009. Food Agricultural Organisation FAO. http:faostat.fao.org. [8 Agustus 2011]. Gonzalez-Diaz, P. Mart L, nez-Jimenez, F. Bastida, and J. L. Gonzalez-Andujar. 2009. Expert system for integrated plant protection in pepper Capsicum annuun L.. Expert Syst. Appl. 36, 5 July 2009, 8975-8979. http:dx.doi.org10.1016j.eswa.2008.11.038 [09 Maret 2011].