Identifikasi Masalah Tahapan Penelitian

3.2.5.4.Peluncuruan Perangkat Lunak Tahapan ini merupakan sesi akhir dalam pengembangan sistem konsulatasi online agribisnis dengan menggunakan XP. Sistem yang telah diuji kemudian diimplemenasikan sesuai dengan kebutuhan client. Perangkat lunak yang diaplikasikan merupakan rilis akhir, hasil dari iterasi dan perbaikan dari versi- versi sebelumnya. Perangkat lunak yang dimaksud adalah sistem konsultasi yang sudah diimplementasikan dalam bentuk halaman web web pages. Keuntungan dari dipilihnya implementasi sistem ke dalam bentu halaman web adalah dapat diakses secara online tanpa terbatas pada lokasi dan waktu pengaksesan.

3.2.6. Pemeliharaan Sistem Konsultasi

Pemeliharaan merupakan hal yang sangat penting agar sistem dapat beroperasi dengan baik. Pemeliharaan sistem dilakukan dalam bentuk updating informasi dan pengetahuan yang terkandung di dalam sistem konsultasi.

3.3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Juli 2011. Penelitian akan dilaksanakan di : 1. Departemen Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor. 2. Departeman Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. 3. Departeman Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor. 4. Liwa, Lampung Barat Studi Lapangan. PEMBAHASAN

4.1. Identifikasi Masalah

4.1.1. Tuntutan Kebutuhan Informasi dan Pengetahuan Agribisnis Cabai

Tuntutan kebutuhan dan memperoleh informasi pertanian dapat berpengaruh positif terhadap keberdayaan petani sayuran. Artinya, tuntutan kebutuhan informasi dan memberolehnya berpengaruh terhadap upaya untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan usahatani, khususnya perbaikan dalam hal merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengatasi masalah agribisnis Tamba, 2007. Pada saat ini petani membutuhkan akses terhadap berbagai sumber informasi pertanian dalam rangka meningkatkan hasil produksinya. Informasi peningkatan produksi dan mutu sayuran mencakup antara lain informasi teknologi usahatani, pola tanam, iklimcuaca, teknologi usahatani. Teknologi usahatani berarti bagaimana cara melakukan pekerjaan usaha tani. Didalamnya termasuk cara-cara bagaimana petani menyebarkan benih, pupuk, pestisida, memelihara tanaman dan memungut hasilnya. Informasi-informasi tersebut dibutuhkan dan harus dapat diakses oleh petani agar petani menjadi berdaya Tamba, 2007. Sementara itu, kualitas informasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan seseorang untuk mengadopsi inovasi melalui informasi yang diterimanya. Petani maju masyarakat inovatif umumnya memanfaatkan berbagai sumber informasi kemudian menyarikannya serta menggunakan dalam kegiatan agribisnis pertanian yang mereka tekuni. Sedangkan petani berkembangmasyarakat yang kurang inovatif, umumnya hanya memanfaatkan teknologi yang sudah umum diterapkan oleh petani setempat dan relatif sedikit memanfaatkan informasi dari sumber-sumber yang terpercaya. Dalam penyampaian informasi pertanian, penyuluh pertanian memiliki peranan yang sangat penting. Hal ini dikarenakan penyuluh pertanian sangat dekat dengan petani. Petani dapat berkonsultasi dengan penyuluh pertanian terdekat untuk mendapatkan informasi-informasi terkait dengan kegiatan agribisnis cabai. Namun demikian, terdapat dua faktor yang menyebabkan kurang efektifnya kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang melekat pada diri penyuluh seperti umur, pendidikan, kekosmopolitanan, pengalaman bekerja sebagai penyuluh, motivasi, kemampuan wawasan teknis, keinovatifan, kemampuan menyediakan informasi, komunikatif, intensitas pemanfaatan multimedia penyuluhan, intensitas penyusunan materi penyuluhan sesuai kebutuhan petani, intensitas interaksi dengan sumber inforamsi dan sikap profesionalisme penyuluh. Sedangkan faktor eksternal adalah ketersediaan kelembagaan penyuluhan, sistem nilai, sarana komunikasi yang terjangkau, serta dukungan lembaga pelayanan dan dinamika organisasilembaga penyuluhan Tamba, 2007.

4.1.2. Penyediaan Informasi Pertanian

Pemberdayaan petani melalui penyediaan informasi pertanian, akan meningkatkan kemampuan manajemen usaha merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengatasi masalah usahatani petani sehingga petani mampu memanfaatkan peluang usaha, mengantisipasi perubahan dan permasalahn serta mampu memprediksi permintaan, dan preferensi konsumen. Berbagai sumber informasi pertanian telah banyak disediakan oleh lembagainstitusi terkait dengan kegiatan agribisnis diantaranya adalah : 1. Badan Koordinasi Penyuluhan Badan Koordinasi Penyuluhan BKP merupakan lembaga penyuluhan di provinsi yang akan mengkaji dan mengolah berbagai datainformasi yang berasal dari berabgai instansi terkait. Selanjutnya BKP menghasilkan informasi yang siap disalurkan kepada petani. BKP juga bertanggung jawab menghasilkan informasi pertanian dalam bentuk cetak dan digital yang disebarkan ke dinas pertanian provinsikabupatenkota. 2. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Balai pengkajian teknologi Pertanian merpakan lembaga penelitian yang menghasilkan berbagai informasi ilmiah di bidang teknis, ekonomi, dan sosial yang berasal dari hasil-hasil penelitian yang dijamin dan dapat