Analisis Nilai Dual HASIL DAN PEMBAHASAN

88 sebesar 28,9 meter sedangkan perusahaan sudah mencapai kondisi optimal apabila perusahaan memproduksi kain tenun warna sebanyak 24,6 meter. Hal ini menunjukkan perusahaan dapat menurunkan produksi kain tenun warna sebesar 14,9 persen dari produksi aktualnya. Berdasarkan hasil analisis primal yang ditunjukkan oleh Tabel 32 dan 33 serta keterangan yang sudah diuraikan, secara keseluruhan nilai produksi aktual kain dobby masih lebih rendah dibandingkan nilai produksi optimalnya sedangkan nilai produksi aktual kain warna lebih besar dibandingkan nilai produksi optimalnya. Maka dari itu, perusahaan perlu lebih meningkatkan produksi kain dobby dan mengurangi produksi kain tenun warna untuk mencapai kondisi optimal. Perusahaan sebaiknya lebih fokus dalam memproduksi kain tenun sutera jenis dobby. Walaupun kontribusi keuntungan per meter kain dobby bukan yang tertinggi, maka berdasarkan hasil optimalisasi Linear Programming LP, perusahaan disarankan dapat meningkatkan produksi kain tenun sutera jenis dobby untuk memperoleh keuntungan tambahan. Total keuntungan aktual yang diperoleh perusahaan dalam memproduksi kain tenun sutera jenis dobby dan tenun warna selama periode yang dianalisis adalah sebesar Rp 82.862.122,62 sedangkan berdasarkan hasil analisis optimalisasi keuntungan yang dapat dicapai pada kondisi optimal adalah sebesar Rp 85.057.260,00. Hal ini berarti perusahaan akan memperoleh keuntungan tambahan sebesar Rp 2.195.137,38 apabila dapat berproduksi pada kondisi optimal.

6.4 Analisis Nilai Dual

Tingkat produksi kain tenun sutera dobby dan warna dipengaruhi oleh ketersediaan sumberdaya setiap bulannya. Ketersediaan sumberdaya dapat dikatakan terbatas atau tidak terbatas berdasarkan nilai dari hasil analisis dual. Analisis dual memberikan penilaian terhadap sumberdaya dengan melihat nilai slack atau surplus dan nilai dual. Nilai sumberdaya yang terbatas dinyatakan dengan nilai slack atau nilai sama dengan nol. Nilai slack menunjukkan sumberdaya yang langka atau terbatas sehingga disebut dengan kendala aktif. Artinya bahwa sumberdaya tersebut akan sangat mempengaruhi nilai keuntungan optimal perusahaan. Sebaliknnya nilai sumberdaya yang berlebih dinyatakan 89 dengan nilai surplus atau nilai lebih besar daripada nol. Nilai surplus menunjukkan sumberdaya berlebih atau disebut kendala tidak aktif pasif. Artinya bahwa sumberdaya tersebut tidak akan mempengaruhi nilai keuntungan optimal perusahaan. Nilai dual merupakan nilai harga sumberdaya yang menunjukkan besarnya pengaruh terhadap nilai fungsi tujuan karena penambahan atau pengurangan pada nilai sebelah kanan kendala. Nilai dual positif pada sumberdaya terbatas menunjukkan bahwa setiap penambahan sumberdaya sebesar satu satuan akan meningkatkan nilai fungsi tujuan sebesar nilai dual nya. Nilai dual negatif pada sumberdaya terbatas menunjukkan bahwa setiap penambahan sumberdaya sebesar satu satuan akan menurunkan nilai fungsi tujuan sebesar nilai dual tersebut. Nilai dual sama dengan nol menunjukkan bahwa sumberdaya dinyatakan berlebih dan berstatus kendala tidak aktif pasif, nilai dual tersebut juga menunjukkan penambahan atau pengurangan pada sumberdaya tidak akan mempengaruhi nilai fungsi tujuan.

6.4.1 Status Penggunaan Bahan Baku a. Status Penggunaan Benang Sutera Jenis Pakan

Bahan baku benang sutera jenis pakan pada kondisi optimal untuk produksi kain tenun sutera dobby dan warna selama periode 12 bulan lebih sedikit penggunaannya daripada ketersediaannya setiap bulan, sehingga terdapat persediaan yang berlebih. Hal ini ditunjukkan dengan adanya nilai surplus setiap bulan selama periode yang dianalisis pada hasil pengolahan Linear Programming LP. Secara rinci hasil analisis dual penggunaan bahan baku benang pakan untuk produksi kain sutera dobby dan warna dapat dilihat pada Tabel 34. 90 Tabel 34. Hasil Analisis Dual Penggunaan Bahan Baku Benang Pakan Untuk Produksi Kain Tenun Sutera Dobby dan Warna Pada Kondisi Optimal Tahun Bulan Slack or Surplus Dual Prices 2007 September 3,752910 0,00000 Oktober 3,734749 0,00000 Nopember 5,961041 0,00000 Desember 6,597290 0,00000 2008 Januari 7,494792 0,00000 Februari 5,338495 0,00000 Maret 5,932014 0,00000 April 6,012901 0,00000 Mei 8,568007 0,00000 Juni 8,462641 0,00000 Juli 8,173450 0,00000 Agustus 7,550261 0,00000 Pada Tabel 34, menunjukkan adanya nilai lebih dari nol pada kolom Slack or Surplus setiap bulannya. Hal ini berarti status penggunaan bahan baku benang pakan dalam kondisi berlebih surplus dan nilai dualnya sama dengan nol setiap bulan, artinya penggunaan bahan baku benang pakan setiap bulan termasuk kendala tidak aktif yang tidak akan mempengaruhi nilai fungsi tujuan apabila terjadi penambahan atau pengurangan pada bahan baku benang pakan. Nilai surplus terbesar ditunjukkan pada bulan Mei 2008, hal ini dikarenakan perusahaan melakukan pengadaan bahan baku benang pakan kembali pada bulan Mei 2008 untuk mengantisipasi tingginya permintaan menjelang hari raya sedangkan tingkat produksi dan penjualan pada bulan-bulan sebelumnya lebih rendah, sehingga terdapat sisa persediaan benang pakan yang berlebih pada bulan tersebut. Selama ini belum ada kebijakan dari perusahaan dalam memanfaatkan sumberdaya yang berlebih, sehingga kelebihan atau penumpukan persediaan di gudang sering terjadi. 91

b. Status Penggunaan Benang Sutera Jenis Lungsi