Status Penggunaan Zat Pewarna

93 soda as setiap bulan masih sedikit daripada ketersediaannya. Nilai surplus terbesar ditunjukkan pada bulan Mei 2008. Hal ini dikarenakan perusahaan melakukan pembelian soda as untuk mengantisipasi adanya permintaan kain sutera yang tinggi menjelang hari raya sedangkan tingkat produksi dan penjualan pada bulan- bulan sebelumnya lebih rendah sehingga persediaan soda as menumpuk.

b. Status Penggunaan Zat Pewarna

Zat pewarna digunakan sebagai bahan pembantu untuk memproduksi kain tenun warna. Penggunaan zat pewarna pada CV Batu Gede masih sedikit dibandingkan dengan persediaannya digudang. Sama halnya dengan bahan pembantu soda as, zat pewarna ini merupakan sumberdaya yang tidak habis terpakai dalam proses produksi kain tenun warna, sehingga zat pewarna ini dijadikan salah satu fungsi kendala dalam optimalisasi produksi pada model Linear Programming. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai hasil analisis dual penggunaan zat pewarna untuk produksi kain tenun warna dapat dilihat pada Tabel 37. Tabel 37. Hasil Analisis Dual Penggunaan Zat Pewarna Untuk Produksi Kain Tenun Sutera Warna Pada Kondisi Optimal Tahun Bulan Slack or Surplus Dual Prices 2007 September 0,384861 0,000000 Oktober 0,382317 0,000000 Nopember 0,388236 0,000000 Desember 0,382986 0,000000 2008 Januari 0,383486 0,000000 Februari 0,385400 0,000000 Maret 0,387801 0,000000 April 0,387360 0,000000 Mei 0,385367 0,000000 Juni 0,383176 0,000000 Juli 0,387063 0,000000 Agustus 0,381684 0,000000 94 Pada Tabel 37, menunjukkan bahwa pada penggunaan zat pewarna untuk memproduksi kain tenun warna selama periode analisis terdapat nilai surplus dan nilai dualnya nol setiap bulan. Hal ini menyatakan status penggunaan zat pewarna sebagai salah satu sumberdaya yang digunakan CV Batu Gede untuk memproduksi kain tenun warna termasuk dalam kendala tidak aktif atau sumberdaya yang berlebih. Artinya, selama proses produksi setiap bulan masih terdapat sisa persediaan zat pewarna di gudang yang dibuktikan dengan adanya nilai surplus pada hasil analisis dualnya. Hampir setiap bulan selama periode analisis, penggunaan zat pewarna memiliki nilai surplus yang sama yaitu sebesar 0,38. Hal ini dikarenakan jumlah sisa persediaan zat pewarna di gudang relatif sama setiap bulannya.

6.4.3 Status Penggunaan Jam Kerja Tenaga Kerja Langsung TKL

Tenaga kerja langsung TKL pada CV Batu Gede merupakan tenaga kerja borongan bukan tenaga kerja tetap yang melakukan langsung setiap langkah proses produksi kain tenun sutera baik untuk jenis dobby atau tenun warna. Tenaga kerja langsung dapat melakukan kegiatannya apabila masih ada proses produksi pada perusahaan, setelah proses produksi telah selesai maka mereka dapat mengerjakan pekerjaan jenis lain dibidang lain atau di perusahaan lain sesuai dengan keahlian yang mereka miliki. Maka dari itu, penggunaan jumlah jam kerja tenaga kerja langsung harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin agar proses produksi mencapai optimal. Secara rinci, hasil analisis dual penggunaan jam tenaga kerja langsung terhadap produksi kain tenun sutera dobby dan warna pada CV Batu Gede dapat dilihat pada Tabel 38. 95 Tabel 38. Hasil Analisis Dual Penggunaan Jam Kerja TKL Untuk Produksi Kain Tenun Sutera Dobby dan Warna Pada Kondisi Optimal Tahun Bulan Slack or Surplus Dual Prices 2007 September 0,230279 0,000000 Oktober 0,000000 0,000000 Nopember 0,459944 0,000000 Desember 0,000000 2.850,917236 2008 Januari 0,000000 3.224,230957 Februari 0,000000 2.972,574707 Maret 0,000000 3.049,641602 April 0,000000 3.186,071289 Mei 0,000000 0,000000 Juni 0,482704 0,000000 Juli 0,000000 3.466,002441 Agustus 0,488736 0,000000 Pada Tabel 38, menunjukkan bahwa bulan September 2007 dan Nopember 2007 pada kolom Slack or Surplus terdapat nilai lebih dari nol dan nilai dualnya nol. Hal ini berarti penggunaan jam kerja tenaga kerja langsung pada bulan September 2007 dan Nopember 2007 masih dalam keadaan berlebih atau berstatus kendala tidak aktif. Hal yang sama terjadi pada bulan Juni dan Agustus 2008. Namun, secara keseluruhan penggunaan jam kerja tenaga kerja langsung CV Batu Gede pada bulan-bulan lainnya selama periode analisis berstatus kendala aktif. Hal ini dibuktikan dengan adanya nilai Slack or Surplus sama dengan nol dan nilai dual lebih dari nol secara keseluruhan. Nilai dual terbesar terdapat pada bulan Juli 2008 yaitu sebesar 3.466,002441. Artinya, apabila perusahaan dapat menambahkan jam kerja tenaga kerja langsung sebesar satu satuan maka akan meningkatkan keuntungan sebesar Rp 3.466,00. Hal ini dikarenakan tingkat produksi dan penjualan serta peluang permintaan kain sutera yang tinggi pada bulan Juli 2008. 96

6.4.4 Status Penggunaan Jam Kerja Alat Tenun Bukan Mesin ATBM

Ketersediaan jam kerja ATBM untuk memproduksi kain tenun sutera dobby dan warna dijadikan salah satu fungsi kendala pada model Linear Programming. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunananya sudah semaksimal mungkin dalam mencapai produksi yang optimal. Untuk mengetahui status penggunaan jam kerja ATBM pada CV Batu Gede berdasarkan hasil analisis dual yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 39. Tabel 39. Hasil Analisis Dual Penggunaan Jam Kerja ATBM Untuk Produksi Kain Tenun Sutera Dobby dan Warna Pada Kondisi Optimal Tahun Bulan Slack or Surplus Dual Prices 2007 September 0,000000 16.534,628906 Oktober 0,000000 16.400,335938 Nopember 0,000000 15.820,602539 Desember 0,042806 0,000000 2008 Januari 0,424606 0,000000 Februari 0,000000 0,000000 Maret 0,089759 0,000000 April 0,455312 0,000000 Mei 0,000000 15.742,848633 Juni 0,000000 16.826,718750 Juli 0,149825 0,000000 Agustus 0,000000 16.488,291016 Pada Tabel 39, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan penggunaan jam kerja ATBM memiliki nilai dual. Sama halnya dengan penggunaan jam kerja TKL, status penggunaan jam kerja ATBM pada CV termasuk kendala aktif, artinya perusahaan dapat meningkatkan keuntungan sebesar nilai dualnya apabila melakukan penambahan jam kerja ATBM sebesar satu satuan. Hal ini dikarenakan jam kerja ATBM sudah digunakan secara maksimal untuk melakukan produksi kain sutera. Nilai dual terbesar terdapat pada bulan Juni 2008 yaitu sebesar 16.826,718750. Artinya, apabila perusahaan dapat menambahkan jam kerja 97 ATBM sebesar satu satuan maka akan meningkatkan keuntungan sebesar Rp 16.826,72.

6.4.5 Pengaruh Permintaan Pasar Pada Kondisi Optimal

Permintaan pasar bukan merupakan suatu sumberdaya yang dimiliki perusahaan melainkan merupakan peluang yang dapat digunakan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Permintaan pasar dijadikan batas produksi yang dilakukan perusahaan untuk mencapai keuntungan yang optimal. Permintaan pasar kain sutera pada CV Batu Gede merupakan target penjualan yang ditetapkan berdasarkan hasil analisis rata-rata permintaan dan ramalan yang dilakukan pimpinan perusahaan. Hasil olahan model linear programming terhadap pengaruh permintaan kain tenun dobby pada keuntungan optimal pada CV Batu Gede dapat dilihat pada Tabel 40. Tabel 40. Hasil Olahan Model Linear Programming Terhadap Pengaruh Permintaan Kain Tenun Dobby Pada Keuntungan Optimal Tahun Bulan Slack or Surplus Dual Prices 2007 September 0,000000 15.063,449219 Oktober 0,000000 15.008,333008 Nopember 0,000000 14.955,601562 Desember 0,000000 14.970,317383 2008 Januari 0,000000 15.008,333008 Februari 0,000000 14.958,787109 Maret 0,000000 14.977,839844 April 0,000000 14.965,855469 Mei 0,000000 14.955,860352 Juni 0,000000 15.008,336914 Juli 0,000000 14.962,123047 Agustus 0,000000 14.898,415039 Berdasarkan Tabel 40, dapat diketahui bahwa permintaan kain dobby setiap bulan selama periode analisis memiliki nilai Slack or Surplus sama dengan nol dan nilai dual lebih dari nol positif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan permintaan untuk kain dobby maka dapat menambah jumlah 98 keuntungan kotor yang diterima perusahaan. Nilai dual terkecil terdapat pada bulan Agustus 2008 yaitu sebesar 14.898,415039. Artinya, masih menguntungkan bagi CV Batu Gede untuk meningkatkan jumlah produksi kain jenis dobby jika terjadi kenaikan jumlah permintaan kain dobby, karena setiap satu meter kain dobby yang dijual oleh perusahaan akan meningkatkan keuntungan kotor sebesar Rp 14.898,41 pada bulan tersebut. Hasil olahan linear programming terhadap pengaruh permintaan kain tenun warna pada keuntungan optimal dapat dilihat pada Tabel 41. Tabel 41. Hasil Olahan Model Linear Programming Terhadap Pengaruh Permintaan Kain Tenun Warna Pada Keuntungan Optimal Tahun Bulan Slack or Surplus Dual Prices 2007 September 8,172136 0,000000 Oktober 8,363318 0,000000 Nopember 7,847218 0,000000 Desember 7,597203 0,000000 2008 Januari 8,197229 0,000000 Februari 7,279942 0,000000 Maret 7,860197 0,000000 April 7,872017 0,000000 Mei 8,073442 0,000000 Juni 8,335220 0,000000 Juli 8,612671 0,000000 Agustus 8,436810 0,000000 Berbeda dengan kain tenun dobby, pada Tabel 41 dapat dilihat secara keseluruhan hasil olahan linear programming terhadap pengaruh permintaan kain tenun warna pada keuntungan optimal terdapat nilai slack or surplus lebih dari nol sedangkan nilai dualnya sama dengan nol. Hal ini berarti secara keseluruhan produksi kain tenun warna belum memenuhi permintaannya. Untuk memenuhi permintaan tersebut, perusahaan harus memanfaatkan semua sumberdaya yang dimiliki terutama sumberdaya yang ketersediaannya berlebih seperti bahan baku dan bahan pembantu. 99

6.5 Analisis Sensitivitas