Perumusan Model Program Linier

36 4. Verification Data yang telah diedit dan ditabulasi kemudian diperiksa kembali sebelum diolah lebih lanjut agar tidak terjadi kesalahan. Pemeriksaan data pada penelitian ini dilakukan secara manual apakah terjadi salah pengetikan baik dalam pengkodean atau perhitungan variabel dan parameternya. Data-data pada tahap ini disesuaikan dengan perolehan data sebelum diolah. 5. Processing Tahap ini merupakan tahap mengolah data yang dimulai dengan perhitungan secara manual kemudian dilanjutkan pengolahan secara komputerisasi dengan menggunakan software LINDO Linear Interactive of Discrete Optimizer yang hasilnya akan dilakukan analisis. Pada penelitian ini, data-data yang telah diperiksa dan tidak salah lalu diaplikasikan dan diolah dalam analisis optimalisasi dengan menggunakan bantuan software LINDO pada komputer. Hasil program software ini langsung menunjukkan status optimal perusahaan yang masih dalam bentuk kuantitatif atau angka-angka. Kemudian data-data tersebut di intepretasikan secara deskriptif pada hasil dan pembahasan penelitian.

4.4 Perumusan Model Program Linier

Langkah-langkah formulasi model program linier untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal diawali dengan menentukan variabel keputusan, kemudian dilanjutkan dengan menentukan fungsi tujuan dan kendala.

4.4.1 Menentukan Variabel Keputusan

Penentuan variabel keputusan didasarkan pada produk yang akan dioptimalkan. Variabel keputusan menunjukkan aktivitas produksi setiap jenis produk yang dihasilkan perusahaan. CV Batu Gede memproduksi dua jenis produk, yaitu kain tenun sutera putihan dobby dan kain tenun warna. Keuntungan yang diperoleh dari kedua jenis produk tersebut berfluktuatif setiap bulannya. Maka dari itu, variabel keputusan yang disusun adalah berdasarkan keuntungan yang diperoleh kedua jenis produk selama aktivitas produksi per bulan. Jadi pada model program linier yang akan disusun diperoleh 24 variabel keputusan di CV Batu Gede selama periode 12 bulan produksi yaitu periode 37 September 2007 – Agustus 2008. Periode selama 12 bulan ini ditentukan karena sasaran tujuan yang ingin dicapai adalah maksimisasi keuntungan per satuan dari masing-masing jenis produk yang dihasilkan. Keuntungan tersebut diperoleh dari hasil penjualan produk dikurangi dengan biaya pengeluarannya. Perusahaan berproduksi berdasarkan pesanan atau permintaan, dimana produksi dan permintaan tersebut berbeda nilainya setiap bulan. Data produksi dan permintaan perusahaan selama 12 bulan menunjukkan perkembangan yang positif. Maka dari itu periode keuntungan selama 12 bulan digunakan untuk mengetahui sejauh mana kondisi perusasaan mencapai optimal. Variabel keputusan disimbolkan dengan X ij i menunjukkan jenis produk dan j menunjukkan periode bulan produksi. Matriks variabel aktivitas produksi kain sutera pada CV Batu Gede selama 12 bulan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Matriks Variabel Aktivitas Produksi Kain Sutera pada CV Batu Gede Periode Bulan September Tahun 2007 sampai dengan Bulan Agustus 2008 Bulan Jenis Kain Sutera Dobby Warna September X 11 X 21 Oktober X 12 X 22 Nopember X 13 X 23 Desember X 14 X 24 Januari X 15 X 25 Februari X 16 X 26 Maret X 17 X 27 April X 18 X 28 Mei X 19 X 29 Juni X 110 X 210 Juli X 111 X 211 Agustus X 112 X 212

4.4.2 Menentukan Fungsi Tujuan

Tujuan dari optimalisasi yang dibentuk ke dalam suatu fungsi menggambarkan sasaran yang ingin dicapai dalam permasalahan program linier yang berkaitan dengan penggunaan sumberdaya-sumberdaya yang terbatas secara optimal. Fungsi tujuan yang dirumuskan pada penelitian ini adalah maksimisasi keuntungan. Keuntungan yang akan dimaksimalkan merupakan selisih antara total 38 penerimaan dengan total biaya produksi. Koefisien fungsi tujuan pada model program linier ini adalah keuntungan dari penjualan masing-masing jenis produk kain sutera per satuan yang dihasilkan CV Batu Gede. Formulasi persamaan fungsi tujuan yang diperoleh yaitu : Maks Keterangan : Z = Nilai fungsi tujuan keuntungan yang ingin dimaksimumkan Rp TR ij = Kontribusi penerimaan dari produk ke-i pada bulan ke-j Rp TC ij = Kontribusi biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk ke-i pada bulan ke-j Rp Aij = Kontribusi keuntungan per satuan yang dihasilkan dari produk ke-i pada bulan ke-j Rp Xij = Jumlah aktivitas produksi dari produk ke-i pada bulan ke-j m i = Jenis produk yang dihasilkan 1 = Kain dobby; 2 = Kain warna j = Periode produksi selama satu tahun 12 bulan

4.4.3 Menentukan Fungsi Kendala

Keterbatasan sumberdaya-sumberdaya yang dimiliki perusahaan dalam kegiatan produksinya merupakan faktor-faktor kendala yang harus dipecahkan dalam permasalahan optimalisasi produksi. Kendala-kendala yang dihadapi CV Batu Gede untuk mencapai produksi yang optimal antara lain kendala ketersediaan bahan baku, bahan pembantu, jam kerja tenaga kerja langsung TKL, jam kerja Alat Tenun Bukan Mesin ATBM yang dimiliki, dan permintaan pasar yang berfluktuasi.

4.4.4 Kendala Ketersediaan Bahan Baku

Kain tenun dobby dan warna yang dihasilkan CV Batu Gede menggunakan bahan baku utama yang sama yaitu benang sutera. Keberadaan benang sutera dijadikan sebagai bahan utama dikarenakan jika benang sutera tidak tersedia maka perusahaan tidak akan dapat memproduksi kain tenun sutera. Benang sutera yang dijadikan bahan baku dalam produksi kain tenun dobby dan warna terdiri dari dua ij ij ij ij i j ij ij i j ij X A X A X A X A Z X A Z X TC TR Z               .... 13 13 12 12 11 11 2 1 12 1 2 1 12 1 39 jenis, yaitu benang pakan dan benang lungsi. Rasio proporsi penggunaan benang pakan dan benang lungsi dalam menghasilkan kain sutera adalah tiga berbanding satu 3:1. Kendala ketersediaan bahan baku mengacu pada jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan masing-masing jenis produk.

a. Kendala Ketersediaan Benang Pakan