85 Pada Tabel 31 menunjukkan bahwa jumlah permintaan kain sutera terbesar
terjadi pada bulan Juli 2008 yaitu 99,5 meter untuk jenis dobby dan 33,2 meter untuk jenis warna. Tingginya permintaan tersebut dikarenakan menjelangnya
momen bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri sehingga banyak konsumen terutama tailor dan butik-butik pakaian jadi yang memesan bahan kain sutera
kepada CV Batu Gede. Jumlah permintaan pasar menunjukkan nilai sebelah kanan Right Hand Sides RHS sebagai faktor pembatas dalam fungsi kendala
permintaan pasar kain sutera pada model program linier. Berdasarkan uraian tersebut, maka fungsi kendala permintaan pasar kain
sutera dapat disusun sebagai berikut: a.
Permintaan Kain Dobby : b. Permintaan Kain Tenun Warna :
6.3 Analisis Primal
Berdasarkan hasil analisis primal dengan menggunakan model Linear Programming LP diperoleh hasil optimal yang dapat dicapai perusahaan.
Keputusan yang dibentuk pada model Linear Programming terdiri dari 24 variabel dan dibatasi oleh tujuh macam kendala. Jumlah variabel keputusan
tersebut didasarkan pada dua jenis produk yang akan dioptimalkan yaitu kain sutera dobby dan tenun warna selama periode analisis yaitu 12 bulan. Output
olahan LINDO untuk analisis optimalisasi produksi CV Batu Gede dapat dilihat pada Lampiran 8.
96,2 99,5
95,0 93,1
91,3 91,0
84,7 ,5
4 9
,9 6
8 ,7
9 ,6
5 9
,6 3
9
112 111
110 19
18 17
16 15
14 13
12 11
X X
X X
X X
X X
X X
X X
32,1 33,2
31,7 31,0
30,4 30,3
28,2 31,5
29,0 30,2
31,9 31,2
212 211
210 29
28 27
26 25
24 23
22 21
X X
X X
X X
X X
X X
X X
86 Jumlah produksi aktual dan optimal untuk kain dobby berdasarkan hasil
olahan LINDO dapat dilihat pada Tabel 32.
Tabel 32. Perbandingan Kondisi Aktual dan Hasil Optimalisasi Produksi Kain Sutera Dobby Pada CV Batu Gede
Produksi Dobby Variabel
Aktual m
Optimal m
Perbedaan Tahun
Bulan Selisih
m Persentase
2007 September
X
11
81,4 93,6
-12,2 -15,0
Oktober X
12
83,1 95,6
-12,5 -15,0
Nopember X
13
78,9 90,7
-11,8 -15,0
Desember X
14
75,5 86,9
-11,4 -15,1
2008 Januari
X
15
82,2 94,5
-12,3 -15,0
Februari X
16
73,7 84,7
-11,0 -14,9
Maret X
17
79,1 91,0
-11,9 -15,0
April X
18
79,4 91,3
-11,9 -15,0
Mei X
19
80,9 93,1
-12,2 -15,0
Juni X
110
82,6 95,0
-12,4 -15,0
Juli X
111
86,6 99,5
-12,9 -14,9
Agustus X
112
83,6 96,2
-12,6 -15,0
Pada Tabel 32, diketahui bahwa kondisi optimal untuk produksi kain tenun dobby masih lebih besar dibandingkan kondisi aktual produksi kain tenun dobby
perusahaan. Selisih nilai aktual dengan optimal untuk produksi kain dobby selama periode 12 bulan bertanda negatif. Hal ini berarti produksi kain tenun dobby
perusahaan belum mencapai nilai yang optimal. Selisih negatif terbesar terjadi pada bulan Juli 2008 yaitu sebesar 12,9. Hal ini dikarenakan hasil analisis primal
menunjukkan bahwa produksi yang dapat dicapai pada bulan Juli 2008 untuk kondisi optimal dapat lebih besar lagi dari produksi optimal pada bulan-bulan
sebelumnya September 2007 sampai dengan Juni 2008. Artinya pada bulan Juli 2008 perlu dilakukan peningkatan produksi kain dobby sebesar 12,9 meter untuk
mencapai keuntungan yang maksimal pada kondisi optimal. Pada bulan tersebut kondisi produksi aktual untuk kain dobby adalah sebesar 86,6 meter sedangkan
kondisi optimalnya perusahaan dapat mencapai produksi kain dobby sebesar 99,5
87 meter, hal ini menunjukkan perusahaan harus meningkatkan produksi sebesar 14,9
persen dari produksi aktualnya untuk mencapai kondisi optimal. Jumlah produksi aktual dan optimal untuk kain tenun warna berdasarkan
hasil olahan LINDO dapat dilihat pada Tabel 33.
Tabel 33. Perbandingan Kondisi Aktual dan Hasil Optimalisasi Produksi Kain Sutera Tenun Warna Pada CV Batu Gede
Produksi Tenun Warna Variabel
Aktual m
Optimal m
Perubahan Tahun
Bulan Selisih
m Persentase
2007 September
X
21
27,1 23,0
4,1 15,0
Oktober X
22
27,7 23,5
4,2 15,0
Nopember X
23
26,3 22,4
3,9 15,0
Desember X
24
25,2 21,4
3,8 15,0
2008 Januari
X
25
27,4 23,3
4,1 14,9
Februari X
26
24,6 20,9
3,7 14,9
Maret X
27
26,4 22,4
4,0 15,0
April X
28
26,5 22,5
4,0 14,9
Mei X
29
27,0 22,9
4,1 15,0
Juni X
210
27,5 23,4
4,1 15,0
Juli X
211
28,9 24,6
4,3 14,9
Agustus X
212
27,9 23,7
4,2 15,1
Pada Tabel 33, dapat diketahui bahwa kondisi aktual untuk produksi kain tenun warna pada CV Batu Gede lebih besar dibandingkan hasil optimalisasi yang
telah dilakukan. Hal itu juga ditunjukkan oleh selisih antara produksi aktual dengan produksi optimal untuk kain tenun warna selama periode 12 bulan bernilai
positif setiap bulannya. Selisih yang bernilai positif tersebut menunjukkan bahwa produksi perusahaan untuk menghasilkan kain tenun warna berada pada kondisi
berlebih atau di atas kondisi optimal. Selisih positif terbesar terjadi pada bulan Juli 2008 yaitu bernilai 4,3 yang artinya pada bulan Juli 2008 sebaiknya
perusahaan mengurangi produksi kain tenun warna sebesar 4,3 meter dan dialihkan untuk memproduksi kain dobby agar mencapai kondisi yang optimal.
Pada bulan tersebut kondisi produksi aktual untuk kain tenun warna adalah
88 sebesar 28,9 meter sedangkan perusahaan sudah mencapai kondisi optimal apabila
perusahaan memproduksi kain tenun warna sebanyak 24,6 meter. Hal ini menunjukkan perusahaan dapat menurunkan produksi kain tenun warna sebesar
14,9 persen dari produksi aktualnya. Berdasarkan hasil analisis primal yang ditunjukkan oleh Tabel 32 dan 33
serta keterangan yang sudah diuraikan, secara keseluruhan nilai produksi aktual kain dobby masih lebih rendah dibandingkan nilai produksi optimalnya sedangkan
nilai produksi aktual kain warna lebih besar dibandingkan nilai produksi optimalnya. Maka dari itu, perusahaan perlu lebih meningkatkan produksi kain
dobby dan mengurangi produksi kain tenun warna untuk mencapai kondisi optimal. Perusahaan sebaiknya lebih fokus dalam memproduksi kain tenun sutera
jenis dobby. Walaupun kontribusi keuntungan per meter kain dobby bukan yang tertinggi, maka berdasarkan hasil optimalisasi Linear Programming LP,
perusahaan disarankan dapat meningkatkan produksi kain tenun sutera jenis dobby untuk memperoleh keuntungan tambahan.
Total keuntungan aktual yang diperoleh perusahaan dalam memproduksi kain tenun sutera jenis dobby dan tenun warna selama periode yang dianalisis
adalah sebesar Rp 82.862.122,62 sedangkan berdasarkan hasil analisis optimalisasi keuntungan yang dapat dicapai pada kondisi optimal adalah sebesar
Rp 85.057.260,00. Hal ini berarti perusahaan akan memperoleh keuntungan tambahan sebesar Rp 2.195.137,38 apabila dapat berproduksi pada kondisi
optimal.
6.4 Analisis Nilai Dual