Menentukan Fungsi Kendala HASIL DAN PEMBAHASAN

70 penjualan masing-masing jenis kain sutera. Nilai-nilai keuntungan tersebut merupakan koefisien dari variabel keputusan kombinasi produksi kain dobby yang disimbolkan dengan X 1 dan kain tenun warna yang disimbolkan dengan X 2 yang ingin dioptimalkan, sehingga dapat membentuk fungsi tujuan untuk memaksimalkan keuntungan. Formulasi persamaan fungsi tujuan yang diperoleh berdasarkan metode penelitian yaitu : Maks Keterangan : Z = Nilai fungsi tujuan keuntungan yang ingin dimaksimumkan Rp TR ij = Kontribusi penerimaan dari produk ke-i pada bulan ke-j Rp TC ij = Kontribusi biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk ke-i pada bulan ke-j Rp Aij = Kontribusi keuntungan per satuan yang dihasilkan dari produk ke-i pada bulan ke-j Rp Xij = Jumlah aktivitas produksi dari produk ke-i pada bulan ke-j m i = Jenis produk yang dihasilkan 1 = Kain dobby; 2 = Kain warna j = Periode produksi selama satu tahun 12 bulan Maka dari itu, berdasarkan Tabel 7 dan formulasi persamaan fungsi tujuan pada metode penelitian dapat diperoleh model fungsi tujuan persamaan linier sebagai berikut : Maks Z =

6.2 Menentukan Fungsi Kendala

Kendala merupakan faktor pembatas dalam pengambilan keputusan yang meliputi sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Dalam upaya pencapaian tujuan, ij ij ij ij i j ij ij i j ij X A X A X A X A Z X A Z X TC TR Z               .... 13 13 12 12 11 11 2 1 12 1 2 1 12 1 212 211 210 29 28 27 26 25 24 23 22 21 112 111 110 19 18 17 16 15 14 13 12 11 107.503,66 109.144,42 107.017,93 106.106,80 105.204,07 105.121,15 101.513,43 107.076,71 102.946,62 105.207,01 107.750,21 106.813,70 50.842,89 51.389,81 50.680,98 50.377,27 50.076,36 50.048,72 48.846,14 50.700,57 49.323,87 50.077,34 50.925,07 50.612,90 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X                        71 CV Batu Gede Bogor dihadapkan pada beberapa kendala yang membatasi kegiatan produksinya sehingga perusahaan belum dapat memanfaatkan input produksinya secara optimal. Kendala-kendala yang dihadapi CV Batu Gede Bogor dalam mencapai produksi yang optimal antara lain kendala ketersediaan bahan baku, bahan pembantu, jumlah tenaga kerja langsung TKL, jam kerja Alat Tenun Bukan Mesin ATBM yang dimiliki, dan permintaan pasar yang berfluktuasi.

6.2.1 Kendala Ketersediaan Bahan Baku

Bahan baku utama sebagai input produksi kain sutera adalah benang sutera jenis benang pakan dan benang lungsi. Ketersediaan benang sutera dibagi menjadi dua yaitu ketersediaan benang pakan dan ketersediaan benang lungsi. Pengadaan bahan baku sebagian besar diperoleh dari mitra tani yaitu sebesar 78 persen dari keseluruhan kebutuhan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan produksi benang sutera yang dihasilkan oleh petani perusahaan. Rasio proporsi penggunaan benang pakan dan benang lungsi dalam menghasilkan satu meter kain sutera adalah tiga berbanding satu 3:1. Artinya, setiap meter produksi kain sutera membutuhkan 0,075 kg benang pakan dan 0,025 kg benang lungsi. Sehingga nilai koefisien yang diperoleh untuk benang pakan adalah 0,075 dan benang lungsi adalah 0,025. Nilai kebutuhan benang pakan untuk masing-masing jenis kain sutera diperoleh dari hasil perkalian antara nilai koefisien dengan produksi masing-masing jenis kain sutera. Sedangkan jumlah ketersediaan benang pakan dan benang lungsi untuk memproduksi kain dobby dan warna merupakan ketersediaan yang terdapat di gudang perusahaan. Untuk lebih jelas, nilai koefisien dan ketersediaan benang pakan dan benang lungsi dapat dilihat pada Tabel 21 dan Tabel 22. 72 Tabel 21. Nilai Koefisien dan Ketersediaan Benang Pakan Untuk Memproduksi Kain Dobby dan Warna pada CV Batu Gede Tahun Bulan Produksi m Kebutuhan Benang Pakan kg Koefisien kgm Keterse diaan kg Dobby Warna Dobby Warna 2007 September 81,4 27,1 6,1 2,0 0,075 12,50 Oktober 83,1 27,7 6,2 2,1 0,075 12,67 Nopember 78,9 26,3 5,9 2,0 0,075 14,44 Desember 75,5 25,2 5,7 1,9 0,075 14,72 2008 Januari 82,2 27,4 6,2 2,1 0,075 16,33 Februari 73,7 24,6 5,5 1,8 0,075 13,26 Maret 79,1 26,4 5,9 2,0 0,075 14,44 April 79,4 26,5 6,0 2,0 0,075 14,55 Mei 80,9 27,0 6,1 2,0 0,075 17,27 Juni 82,6 27,5 6,2 2,1 0,075 17,34 Juli 86,6 28,9 6,5 2,2 0,075 17,48 Agustus 83,6 27,9 6,3 2,1 0,075 16,54 Sumber : Data Produksi CV Batu Gede Bogor 2008 Berdasarkan Tabel 21, maka dapat disusun model pertidaksamaan sebagai fungsi kendala ketersediaan benang pakan berikut: 16,54 075 , 075 , 17,48 075 , 075 , 17,34 075 , 075 , 17,27 075 , 075 , 14,55 075 , 075 , 14,44 075 , 075 , 13,26 075 , 075 , 16,33 075 , 075 , 14,72 075 , 075 , 14,44 075 , 075 , 67 , 2 1 075 , 075 , 12,50 075 , 075 , 212 112 211 111 210 110 29 19 28 18 27 17 26 16 25 15 24 14 23 13 22 12 21 11                         X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X 73 Untuk koefisien dan ketersediaan bahan baku jenis benang lungsi dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Nilai Koefisien dan Ketersediaan Benang Lungsi Untuk Memproduksi Kain Dobby dan Warna pada CV Batu Gede Tahun Bulan Produksi m Kebutuhan Benang Lungsi kg Koefisien kgm Keterse diaan kg Dobby Warna Dobby Warna 2007 September 81,4 27,1 2,0 0,7 0,025 3,50 Oktober 83,1 27,7 2,1 0,7 0,025 3,56 Nopember 78,9 26,3 2,0 0,7 0,025 5,42 Desember 75,5 25,2 1,9 0,6 0,025 7,31 2008 Januari 82,2 27,4 2,1 0,7 0,025 9,53 Februari 73,7 24,6 1,8 0,6 0,025 9,24 Maret 79,1 26,4 2,0 0,7 0,025 9,43 April 79,4 26,5 2,0 0,7 0,025 9,43 Mei 80,9 27,0 2,0 0,7 0,025 9,49 Juni 82,6 27,5 2,1 0,7 0,025 9,54 Juli 86,6 28,9 2,2 0,7 0,025 9,67 Agustus 83,6 27,9 2,1 0,7 0,025 6,79 Sumber : Data Produksi CV Batu Gede Bogor 2008 Berdasarkan Tabel 22, model pertidaksamaan untuk fungsi kendala ketersediaan benang pakan dapat disusun sebagai berikut: 79 , 6 025 , 025 , 67 , 9 025 , 025 , 54 , 9 025 , 025 , 49 , 9 025 , 025 , 43 , 9 025 , 025 , 43 , 9 025 , 025 , 24 , 9 025 , 025 , 53 , 9 025 , 025 , 31 , 7 025 , 025 , 42 , 5 025 , 025 , 3,56 025 , 025 , 3,50 025 , 025 , 212 112 211 111 210 110 29 19 28 18 27 17 26 16 25 15 24 14 23 13 22 12 21 11                         X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X 74 Nilai koefisien pada fungsi kendala ketersediaan benang lungsi diperoleh dengan cara membandingkan penggunaan benang lungsi dengan setiap meter kain sutera dobby dan warna yang dihasilkan, yaitu 0,025 kg per meter kain sutera. Nilai sebelah kanan Right Hand Sides RHS kendala diperoleh dari jumlah ketersediaan bahan baku benang lungsi yang terdapat di gudang perusahaan selama periode yang dianalisis.

6.2.2 Kendala Ketersediaan Bahan Pembantu

a. Kendala Ketersediaan Soda As Kendala ketersediaan soda as mengacu pada jumlah soda as yang diperlukan untuk menghasilkan kain sutera dobby dan tenun warna. Penggunaan soda as dalam proses perebusan atau penggodokan benang sutera pada CV Batu Gede adalah sebesar 0,005 kg untuk setiap kg benang sutera yang digunakan baik untuk produksi kain sutera dobby maupun tenun warna. Sehingga koefisien soda as memiliki nilai yang sama yaitu 0,005. Nilai koefisien dan ketersediaan soda as dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Nilai Koefisien dan Ketersediaan Soda As Untuk Memproduksi Kain Dobby dan Warna Pada CV Batu Gede Tahun Bulan Produksi m Kebutuhan Soda As kg Koefisien kgm Ketersediaan kg 2007 September 108,5 0,54 0,005 1,25 Oktober 110,8 0,55 0,005 1,26 Nopember 105,2 0,53 0,005 1,23 Desember 100,7 0,50 0,005 2,21 2008 Januari 109,6 0,55 0,005 2,26 Februari 98,2 0,49 0,005 2,20 Maret 105,5 0,53 0,005 2,24 April 105,8 0,53 0,005 2,24 Mei 107,9 0,54 0,005 3,25 Juni 110,1 0,55 0,005 3,26 Juli 115,4 0,58 0,005 3,28 Agustus 111,5 0,56 0,005 2,71 Sumber : Data Produksi CV Batu Gede Bogor 2008 75 Berdasarkan Tabel 23, model pertidaksamaan untuk fungsi kendala ketersediaan soda as dapat disusun sebagai berikut: Nilai koefisien pada fungsi kendala ketersediaan soda as diperoleh dari komposisi soda as yang digunakan dalam proses pemasakan benang sutera pakan dan lungsi yaitu 0,005 kg per kg benang sutera. Nilai sebelah kanan Right Hand Sides RHS kendala diperoleh dari jumlah ketersediaan soda as yang terdapat di gudang perusahaan selama periode yang dianalisis. b. Kendala Ketersediaan Zat Pewarna Kendala ketersediaan zat pewarna mengacu pada banyaknya zat pewarna yang diperlukan untuk menghasilkan kain tenun warna. Penggunaan zat pewarna dalam proses pewarnaan pada CV Batu Gede adalah sebesar 0,005 kg untuk setiap kg benang sutera yang digunakan untuk produksi kain sutera tenun warna. Nilai koefisien dan ketersediaan zat pewarna dapat dilihat pada Tabel 24. 2,71 005 , 005 , 3,28 005 , 005 , 3,26 005 , 005 , 3,25 005 , 005 , 2,24 005 , 005 , 2,24 005 , 005 , 2,20 005 , 005 , 2,26 005 , 005 , 2,21 005 , 005 , 23 , 1 005 , 005 , 1,26 005 , 005 , 1,25 005 , 005 , 212 112 211 111 210 110 29 19 28 18 27 17 26 16 25 15 24 14 23 13 22 12 21 11                         X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X 76 Tabel 24. Nilai Koefisien dan Ketersediaan Zat Pewarna Untuk Memproduksi Kain Tenun Warna Pada CV Batu Gede Tahun Bulan Produksi m Kebutuhan Zat Pewarna Kg Koefisien kgm Ketersediaan kg 2007 September 27,1 0,14 0,005 0,50 Oktober 27,7 0,14 0,005 0,50 Nopember 26,3 0,13 0,005 0,50 Desember 25,2 0,13 0,005 0,49 2008 Januari 27,4 0,14 0,005 0,50 Februari 24,6 0,12 0,005 0,49 Maret 26,4 0,13 0,005 0,50 April 26,5 0,13 0,005 0,50 Mei 27,0 0,13 0,005 0,50 Juni 27,5 0,14 0,005 0,50 Juli 28,9 0,14 0,005 0,51 Agustus 27,9 0,14 0,005 0,50 Sumber : Data Produksi CV Batu Gede Bogor 2008 Berdasarkan Tabel 24, model pertidaksamaan untuk fungsi kendala ketersediaan zat pewarna dapat disusun sebagai berikut: 0,50 005 , 0,51 005 , 0,50 005 , 0,50 005 , 0,50 005 , 0,50 005 , 0,49 005 , 0,50 005 , 0,49 005 , 0,50 005 , 0,50 005 , 0,50 005 , 212 211 210 29 28 27 26 25 24 23 22 21             X X X X X X X X X X X X 77 Nilai koefisien pada fungsi kendala ketersediaan zat pewarna diperoleh dari komposisi zat pewarna yang digunakan dalam proses pewarnaan benang sutera yaitu 0,005 kg per kg benang sutera untuk memproduksi kain tenun warna. Nilai sebelah kanan Right Hand Sides RHS kendala diperoleh dari jumlah ketersediaan zat pewarna yang terdapat di gudang perusahaan selama periode yang dianalisis.

6.2.3 Kendala Ketersediaan Jam Kerja Tenaga Kerja Langsung TKL

Tenaga kerja langsung TKL pada CV Batu Gede Bogor adalah tenaga kerja berhubungan langsung dengan proses produksi kain sutera. Sifat TKL pada CV Batu Gede adalah borongan bukan tenaga kerja tetap, mereka dapat bekerja di tempat lain atau melakukan pekerjaan jenis yan lain sesuai dengan keahlian yang mereka miliki. Jumlah TKL pada CV Batu Gede Bogor adalah sepuluh orang diantaranya lima orang melakukan proses produksi kain dobby dan lima orang melakukan proses produksi kain tenun warna. Lamanya jam kerja TKL adalah tujuh jam sehari. Jumlah hari orang kerja HOK per periode satu bulan pada CV Batu Gede adalah 24 – 26 HOK. Ketersediaan jam tenaga kerja langsung yang digunakan untuk memproduksi setiap meter kain sutera dijadikan dasar perhitungan kendala jam tenaga kerja langsung. Hal tersebut karena adanya hubungan jam kerja dengan tenaga kerja yang berkaitan langsung dengan produksi kain sutera. Ketersediaan dan nilai koefisien jam tenaga kerja langsung untuk proses produksi kain dobby dapat dilihat pada Tabel 25. 78 Tabel 25. Ketersediaan dan Nilai Koefisien Jam Kerja TKL untuk Proses Produksi Kain Dobby Pada CV Batu Gede Tahun Bulan Jumlah TKL orang Jam Kerjahari jam HOK hari Ketersediaan jam Produksi m Koefisien jamm 2007 September 5 7 25 875 81,4 10,75 Oktober 5 7 26 910 83,1 10,95 Nopember 5 7 25 875 78,9 11,09 Desember 5 7 26 910 75,5 12,05 2008 Januari 5 7 26 910 82,2 11,07 Februari 5 7 24 840 73,7 11,40 Maret 5 7 26 910 79,1 11,50 April 5 7 25 875 79,4 11,02 Mei 5 7 26 910 80,9 11,25 Juni 5 7 25 875 82,6 10,59 Juli 5 7 26 910 86,6 10,51 Agustus 5 7 26 910 83,6 10,89 Sumber : Data Produksi CV Batu Gede Bogor 2008 Pada Tabel 25 menunjukkan nilai koefisien setiap bulan terdapat perbedaan, hal ini dikarenakan ketersediaan jam kerja dan jumlah produksi berfluktuatif. Nilai koefisien jam tenaga kerja langsung diperoleh dari hasil pembagian antara jumlah ketersediaan jam kerja dengan jumlah produksi kain dobby per bulannya. Semakin kecil jumlah produksi maka nilai koefisien semakin besar, apabila jumlah ketersediaan jam kerja tetap, begitu juga sebaliknya. Semakin besar jumlah ketersediaan jam kerja maka nilai koefisien pun akan semakin besar apabila jumlah produksi tetap, begitu juga sebaliknya. Nilai koefisien terbesar terdapat pada bulan Desember 2007 yaitu sebesar 12,05. Hal itu dikarenakan jumlah ketersediaan jam kerja pada bulan Desember 2007 cukup besar sedangkan jumlah produksi kain dobby pada bulan tersebut relatif sedikit. Ketersediaan dan nilai koefisien jam tenaga kerja langsung untuk proses produksi kain tenun warna pada CV Batu Gede dapat dilihat pada Tabel 26. 79 Tabel 26. Ketersediaan dan Nilai Koefisien Jam Kerja TKL Untuk Proses Produksi Kain Tenun Warna pada CV Batu Gede Tahun Bulan Jumlah TKL orang Jam Kerjahari jam HOK hari Ketersediaan jam Produksi m Koefisien jamm 2007 September 5 7 25 875 27,1 32,29 Oktober 5 7 26 910 27,7 32,85 Nopember 5 7 25 875 26,3 33,27 Desember 5 7 26 910 25,2 36,11 2008 Januari 5 7 26 910 27,4 33,21 Februari 5 7 24 840 24,6 34,15 Maret 5 7 26 910 26,4 34,47 April 5 7 25 875 26,5 33,02 Mei 5 7 26 910 27,0 33,70 Juni 5 7 25 875 27,5 31,82 Juli 5 7 26 910 28,9 31,49 Agustus 5 7 26 910 27,9 32,62 Sumber : Data Produksi CV Batu Gede Bogor 2008 Pada Tabel 26 menunjukkan nilai koefisien terkecil terdapat pada bulan Juli 2008 yaitu sebesar 31,49. Hal itu dikarenakan jumlah ketersediaan jam kerja pada bulan Juli 2008 dan jumlah produksi kain tenun warna pada bulan tersebut relatif besar. Sama halnya dengan nilai koefisien untuk produksi kain dobby, nilai koefisien jam tenaga kerja langsung untuk kain tenun warna diperoleh dari hasil pembagian antara jumlah ketersediaan jam kerja dengan jumlah produksi kain tenun warna per bulannya. Jumlah keseluruhan ketersediaan jam kerja TKL untuk memproduksi kain dobby dan kain tenun warna pada CV Batu Gede dapat di lihat pada Tabel 27. 80 Tabel 27. Jumlah Total Ketersediaan Jam Kerja TKL Produksi Kain Sutera Pada CV Batu Gede Selama Periode 12 Bulan Tahun Bulan Ketersediaan Jam Kerja TKL jam Kain Dobby Kain Warna Total 2007 September 875 875 1750 Oktober 910 910 1820 Nopember 875 875 1750 Desember 910 910 1820 2008 Januari 910 910 1820 Februari 840 840 1680 Maret 910 910 1820 April 875 875 1750 Mei 910 910 1820 Juni 875 875 1750 Juli 910 910 1820 Agustus 910 910 1820 Sumber : Data Produksi CV Batu Gede Bogor 2008 Pada Tabel 27, nilai total ketersediaan jam kerja TKL merupakan faktor pembatas dalam merumuskan fungsi kendala jam tenaga kerja langsung pada model program linier, sehingga dapat dijadikan nilai sebelah kanan Right Hand Sides RHS pada fungsi kendala. Berdasarkan nilai koefisien dan nilai total ketersediaan jam kerja TKL yang telah diperoleh serta dijelaskan sebelumnya, maka fungsi kendala jam tenaga kerja langsung dapat disusun sebagai berikut: 1820 32,62 10,89 1820 31,49 10,51 1750 31,82 10,59 1820 33,70 11,25 1750 33,02 11,02 1820 34,47 50 , 1 1 1680 34,15 11,40 1820 33,21 11,07 1820 36,11 12,05 1750 33,27 11,09 1820 32,85 10,95 1750 32,29 10,75 212 112 211 111 210 110 29 19 28 18 27 17 26 16 25 15 24 14 23 13 22 12 21 11                         X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X 81

6.2.4 Kendala Ketersediaan Jam Kerja Alat Tenun Bukan Mesin ATBM

CV Batu Gede memiliki dua unit Alat Tenun Bukan Mesin ATBM yang digunakan dalam kegiatan penenunan sutera alam untuk menghasilkan kain sutera baik jenis dobby maupun tenun warna. Masing-masing unit ATBM dapat digunakan untuk memproduksi kain dobby atau tenun warna. Ketersediaan jam kerja ATBM merupakan jumlah jam kerja satu unit ATBM dikalikan dengan jumlah jam kerja per hari dan jumlah hari kerja per periode pada perusahaan. Sedangkan koefisien kendala ketersediaan jam kerja ATBM diperoleh dari ketersediaan jam kerja ATBM dibagi dengan jumlah produksi. Ketersediaan dan nilai koefisien jam kerja ATBM untuk proses produksi kain dobby pada CV Batu Gede dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28. Ketersediaan dan Nilai Koefisien Jam Kerja ATBM Untuk Proses Produksi Kain Dobby Pada CV Batu Gede Selama Periode 12 Bulan T ahu n Bulan Jumlah Mesin unit Jam Kerjahari jam HOK hari Ketersediaan jam Produksi m Koefisien jamm 2007 September 1 7 25 175 81,4 2,15 Oktober 1 7 26 182 83,1 2,19 Nopember 1 7 25 175 78,9 2,22 Desember 1 7 26 182 75,5 2,41 2008 Januari 1 7 26 182 82,2 2,21 Februari 1 7 24 168 73,7 2,28 Maret 1 7 26 182 79,1 2,30 April 1 7 25 175 79,4 2,20 Mei 1 7 26 182 80,9 2,25 Juni 1 7 25 175 82,6 2,12 Juli 1 7 26 182 86,6 2,10 Agustus 1 7 26 182 83,6 2,18 Sumber : Data Produksi CV Batu Gede Bogor 2008 Pada Tabel 28 menunjukkan bahwa nilai koefisien berbeda setiap bulannya, hal ini dikarenakan ketersediaan jam kerja dan jumlah produksi 82 berfluktuatif. Nilai koefisien jam kerja ATBM diperoleh dari hasil pembagian antara jumlah ketersediaan jam kerja ATBM dengan jumlah produksi kain dobby per bulannya. Semakin kecil jumlah produksi maka nilai koefisien semakin besar, apabila jumlah ketersediaan jam kerja tetap, begitu juga sebaliknya. Semakin besar jumlah ketersediaan jam kerja maka nilai koefisien pun akan semakin besar apabila jumlah produksi tetap, begitu juga sebaliknya. Nilai koefisien terkecil terdapat pada bulan Juli 2008 yaitu sebesar 2,10. Hal itu dikarenakan jumlah jumlah produksi kain dobby terbesar terdapat pada bulan Juli 2008. Artinya, pada bulan tersebut CV Batu Gede dapat menenun satu meter kain sutera dobby dengan waktu 2,1 jam menggunakan satu unit ATBM. Ketersediaan dan nilai koefisien jam kerja ATBM untuk proses produksi kain tenun warna pada CV Batu Gede dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Ketersediaan dan Nilai Koefisien Jam Kerja ATBM Untuk Proses Produksi Kain Tenun Warna Pada CV Batu Gede Selama Periode 12 Bulan T ahu n Bulan Jumlah Mesin unit Jam Kerjahari jam HOK hari Ketersediaan jam Produksi m Koefisien jamm 2007 September 1 7 25 175 27,1 6,46 Oktober 1 7 26 182 27,7 6,57 Nopember 1 7 25 175 26,3 6,65 Desember 1 7 26 182 25,2 7,22 2008 Januari 1 7 26 182 27,4 6,64 Februari 1 7 24 168 24,6 6,83 Maret 1 7 26 182 26,4 6,89 April 1 7 25 175 26,5 6,60 Mei 1 7 26 182 27,0 6,74 Juni 1 7 25 175 27,5 6,36 Juli 1 7 26 182 28,9 6,30 Agustus 1 7 26 182 27,9 6,52 Sumber : Data Produksi CV Batu Gede Bogor 2008 Pada Tabel 29 menunjukkan nilai koefisien terkecil terdapat pada bulan Juli 2008 yaitu sebesar 6,30. Hal itu dikarenakan jumlah ketersediaan jam kerja 83 ATBM pada bulan Juli 2008 dan jumlah produksi kain tenun warna pada bulan tersebut relatif besar. Sama halnya dengan nilai koefisien untuk produksi kain dobby, nilai koefisien jam kerja ATBM untuk kain tenun warna diperoleh dari hasil pembagian antara jumlah ketersediaan jam kerja ATBM dengan jumlah produksi kain tenun warna per bulannya. Jumlah keseluruhan ketersediaan jam kerja ATBM untuk memproduksi kain dobby dan kain tenun warna pada CV Batu Gede dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Jumlah Total Ketersediaan Jam Kerja ATBM Untuk Produksi Kain Dobby dan Warna Pada CV Batu Gede Selama Periode 12 Bulan Tahun Bulan Ketersediaan Jam Kerja ATBM jam Kain Dobby Kain Warna Total 2007 September 175 175 350 Oktober 182 182 364 Nopember 175 175 350 Desember 182 182 364 2008 Januari 182 182 364 Februari 168 168 336 Maret 182 182 364 April 175 175 350 Mei 182 182 364 Juni 175 175 350 Juli 182 182 364 Agustus 182 182 364 Sumber : Data Produksi CV Batu Gede Bogor 2008 Berdasarkan Tabel 30, nilai total ketersediaan jam kerja ATBM dapat dijadikan nilai sebelah kanan Right Hand Sides RHS sebagai faktor pembatas dalam merumuskan fungsi kendala jam kerja ATBM pada model program linier. Berdasarkan nilai koefisien dan nilai total ketersediaan jam kerja ATBM yang telah diperoleh serta dijelaskan sebelumnya, maka fungsi kendala jam kerja ATBM dapat disusun sebagai berikut: 84

6.2.5 Kendala Permintaan Pasar Kain Sutera

Kendala permintaan digunakan untuk mengetahui batas produksi yang harus dihasilkan oleh perusahaan untuk memenuhi permintaan yang ada. Hal ini bertujuan agar kontinuitas produk kepada konsumen tetap terjaga. Jumlah aktual produksi kain sutera pada CV Batu Gede masih lebih kecil dibandingkan dengan jumlah permintaan pasar yang diterima CV Batu Gede. Jumlah permintaan kain sutera pada CV Batu Gede dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31. Permintaan Kain Sutera Pada CV Batu Gede Selama 12 Bulan Tahun Bulan Permintaan Kain Sutera m Dobby Warna 2007 September 93,6 31,2 Oktober 95,6 31,9 Nopember 90,7 30,2 Desember 86,9 29,0 2008 Januari 94,5 31,5 Februari 84,7 28,2 Maret 91,0 30,3 April 91,3 30,4 Mei 93,1 31,0 Juni 95,0 31,7 Juli 99,5 33,2 Agustus 96,2 32,1 Sumber : Data Penjualan CV Batu Gede Bogor 2008, diolah 364 6,52 2,18 364 6,30 2,10 350 6,36 2,12 364 6,74 2,25 350 6,60 2,20 364 6,89 2,30 336 6,83 2,28 364 6,64 2,21 364 7,22 2,41 350 6,65 2,22 364 6,57 2,19 350 6,46 2,15 212 112 211 111 210 110 29 19 28 18 27 17 26 16 25 15 24 14 23 13 22 12 21 11                         X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X 85 Pada Tabel 31 menunjukkan bahwa jumlah permintaan kain sutera terbesar terjadi pada bulan Juli 2008 yaitu 99,5 meter untuk jenis dobby dan 33,2 meter untuk jenis warna. Tingginya permintaan tersebut dikarenakan menjelangnya momen bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri sehingga banyak konsumen terutama tailor dan butik-butik pakaian jadi yang memesan bahan kain sutera kepada CV Batu Gede. Jumlah permintaan pasar menunjukkan nilai sebelah kanan Right Hand Sides RHS sebagai faktor pembatas dalam fungsi kendala permintaan pasar kain sutera pada model program linier. Berdasarkan uraian tersebut, maka fungsi kendala permintaan pasar kain sutera dapat disusun sebagai berikut: a. Permintaan Kain Dobby : b. Permintaan Kain Tenun Warna :

6.3 Analisis Primal