Penentuan Model Analisis Produksi Dan Konsumsi Kedelai Nasional

4.4 Metode Peramalan

Peramalan produksi dan konsumsi kedelai nasional dilakukan selama periode 2013 – 2020. Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2SLS, dengan beberapa pertimbangan yaitu: penerapan 2SLS menghasilkan penafsiran yang konsisten, lebih sederhana dan lebih mudah, sedangkan metode 3SLS dan FIML menggunakan informasi yang lebih banyak dan lebih sensitif terhadap kesalahan spesifikasi model, sedangkan OLS tidak dapat digunakan dalam peramalan dengan persamaan ssimultanis Gujarati 2003.

4.5 Analisis Simulasi Kebijakan

Simulasi dilakukan untuk menghasilkan alternatif kebijakan dalam meningkatkan produksi kedelai nasional. Untuk melihat pengaruh perubahan dampak kebijakan dan faktor ekonomi terhadap keragaan produksi kedelai dalam penelitian digunakan simulasi. Simulasi kebijakan dibuat untuk menentukan alternatif apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi kedelai nasional, dimana produksi kedelai nasional yang digunakan adalah sesuai hasil peramalan yang dilakukan dalam penelitian ini. Kebijakan alternatif dibuat berdasarkan uraian permasalahan serta hasil estimasi parameter, untuk meningkatkan produksi sebesar hasil proyeksi produksi dan konsumsi yang dilakukan, dengan justifikasi bahwa jika produksi sama dengan konsumsi, maka Indonesia akan dapat berswasembada kedelai. Sehingga simulasi kebijakan yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Simulasi pertama : LATKN naik 5 – 10 persen. 2. Simulasi kedua : HKI naik 15 – 100 persen. 3. Simulasi ketiga : HKN naik 15 – 100 persen V HASIL DAN PEMBAHASAN Kriteria-kriteria statistika yang umum digunakan dalam mengevaluasi hasil estimasi model cukup meyakinkan. Seluruh nilai persamaan perilaku memiliki koefisien determinasi adjusted R 2 antara 75 – 98 persen, artinya, goodness of fit antara data dengan model adalah baik, karena nilai koefisien determinasinya mendekati angka satu. Secara umum model yang dianalisis dalam penelitian ini memiliki rata-rata 80 persen lebih variasi dari variabel-variabel independen yang dapat menerangkan dengan baik atas prediksi dari variabel dependennya. Proses respesifikasi disajikan dalam Lampiran 6a, sedangkan rekapitulasi perangkingan hasil respesifikasi disajikan dalam Lampiran 6b, dimana hasil output SAS disajikan dalam Lampiran 8a dan 8b, masing-masing persamaan perilaku tersebut dijelaskan secara detil sebagai berikut:

5.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kedelai Nasional

Jumlah produksi kedelai di Indonesia di peroleh dari perhitungan antara luas area tanam kedelai yang dikalikan dengan produktivitasnya, sehingga untuk mengetahui keragaan produksi kedelai juga melalui fungsi perkalian antar kedua variabel tersebut, seperti pada hasil penelitian oleh Sastra et al 2012 bahwa produksi kedelai nasional dipengaruhi oleh produktivitas dan luas area tanam kedelai nasional, serta kebijakan impor seperti tarif dan harga impor kedelai, dan teknologi. Luas area tanam dipengaruhi oleh variabel seperti harga kedelai nasional, harga jagung nasional, serta harga benih kedelai nasional. Sedangkan produktivitas kedelai nasional dipengaruhi oleh jumlah ketersediaan benih kedelai nasional, jumlah ketersediaan pupuk urea, upah buruh tani kedelai, serta luas area tanam kedelai itu sendiri. Berikut secara rinci keragaan dari luas area tanam dan produktivitas kedelai nasional yang dipengaruhi berbagai variabel bebas yang mana fungsi kedua variabel tersebut mempengaruhi produksi kedelai.

5.1.1 Keragaan Luas Area Tanam Kedelai Nasional

Hasil estimasi menunjukkan bahwa luas area tanam kedelai nasional LATKN dipegaruhi secara signifikan oleh harga kedelai nasional HKN, harga jagung nasional HJN dan teknologi, serta luas area tanam kedelai nasional tahun sebelumnya LLATKN pada taraf nyata 1, 5 dan 10 persen. Penelitian sebelumnya oleh Sastra et al 2012 juga menyimpulkan bahwa luas area tanam kedelai nasional secara nyata dipengaruhi oleh tingkat konsumsi dan luas area tahun sebelumnya. Begitupun hasil penelitian Zakiah 2011 mengenai keragaan luas area tanam kedelai dipengaruhi secara nyata oleh harga kedelai, harga pupuk urea, harga jagung dan luas area tanam sebelumnya, begitupun hasil penelitian oleh Kumenaung 1994 bahwa LATKN dipengaruhi oleh HKN HJN, tingkat suku bunga, UBTK, harga faktor produksi kedelai lainnya.