Impor Fungsi Harga Kedelai Impor Penawaran

4.2.4 Konsumsi Fungsi Konsumsi Kedelai Nasional

KKN t = c + c 1 HKN t + c 2 SKN t + c 3 PNPK t-1 + c 4 HKI t + c 5 KIK t + c 6 KKN t-1 + µ 5 …7 Dimana: KKN t = konsumsi total kedelai nasional pada tahun ke-t ton HKN t = harga kedelai nasional di tingkat produsen pada tahun ke-t Rpton SKN t = penawaran kedelai nasional pada tahun ke-t ton PNPK t-1 = pendapatan nasional per kapita pada tahun sebelumnya Rptahun HKI t = harga kedelai impor pada tahun ke-t Rpton KIK t = kuantitas impor kedelai pada tahun ke-t ton KKN t-1 = konsumsi total kedelai nasional pada tahun sebelumnya ton c = intersep c i = dugaan parameter i = 1, 2, 3, 4, 5, 6 µ 5 = peubah pengganggu Nilai parameter yang diharapkan c 2 , c 3 , c 4 0; c 1, c 5 0; 0 c 6 1

4.2.5 Harga Fungsi Harga Kedelai Nasional

HKN t = d + d 1 KKN t + d 2 HKI t + d 3 SKN t + d 4 KIK t + d 5 HKN t-1 + µ 6 .........................8 Dimana: HKN t = harga kedelai nasional tahun ke-t Rpton KKN t = konsumsi total kedelai nasional pada tahun ke-t ton PRKN t = produktivitas kedelai nasional pada tahun ke-t tonha HKI t = harga kedelai impor pada tahun ke-t Rpton SKN t = penawaran kedelai nasional pada tahun ke-t ton HKN t-1 = harga kedelai nasional di tingkat produsen pada tahun sebelumnya Rpton d = intersep d i = dugaan parameter i = 1, 2, 3, 4, 5 µ 6 = peubah pengganggu Nilai parameter yang diharapkan d 1, d 2, d 4 0; d 3 0; 0 d 5 1

4.3 Penentuan Model

Penentuan model berdasarkan kriteria statistik secara umum, yaitu penilaian terhadap slope koefisien F-value yang berarti paling tidak ada 1 variabel bebas yang mempengaruhi secara nyata terhadap variabel terikat, nilai signifikansi yaitu Prob [T], dan nilai kesesuaian model atau goodness of fit R 2 , serta penilaian terhadap autokorelasi DW atau DH statistik, dimana DH-stat jika terdapat lag endogen dalam suatu model. Terlepas dari ada tidaknya masalah serial korelasi yang serius, Pindyck dan Rubinfield 2008 membuktikan bahwa masalah serial korelasi hanya mengurangi ke-efisiensi-an estimasi parameter dan serial korelasi tidak menimbulkan bias parameter regresi.

4.4 Metode Peramalan

Peramalan produksi dan konsumsi kedelai nasional dilakukan selama periode 2013 – 2020. Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2SLS, dengan beberapa pertimbangan yaitu: penerapan 2SLS menghasilkan penafsiran yang konsisten, lebih sederhana dan lebih mudah, sedangkan metode 3SLS dan FIML menggunakan informasi yang lebih banyak dan lebih sensitif terhadap kesalahan spesifikasi model, sedangkan OLS tidak dapat digunakan dalam peramalan dengan persamaan ssimultanis Gujarati 2003.

4.5 Analisis Simulasi Kebijakan

Simulasi dilakukan untuk menghasilkan alternatif kebijakan dalam meningkatkan produksi kedelai nasional. Untuk melihat pengaruh perubahan dampak kebijakan dan faktor ekonomi terhadap keragaan produksi kedelai dalam penelitian digunakan simulasi. Simulasi kebijakan dibuat untuk menentukan alternatif apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi kedelai nasional, dimana produksi kedelai nasional yang digunakan adalah sesuai hasil peramalan yang dilakukan dalam penelitian ini. Kebijakan alternatif dibuat berdasarkan uraian permasalahan serta hasil estimasi parameter, untuk meningkatkan produksi sebesar hasil proyeksi produksi dan konsumsi yang dilakukan, dengan justifikasi bahwa jika produksi sama dengan konsumsi, maka Indonesia akan dapat berswasembada kedelai. Sehingga simulasi kebijakan yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Simulasi pertama : LATKN naik 5 – 10 persen. 2. Simulasi kedua : HKI naik 15 – 100 persen. 3. Simulasi ketiga : HKN naik 15 – 100 persen