Upaya peningkatan produksi kedelai nasional dapat ditempuh dengan tiga pendekatan, yaitu peningkatan produktivitas, peningkatan intensitas tanam, dan
perluasan areal tanam. Pemerintah telah mencanangkan Program Khusus Kedelai Bangkit Kedelai atau Program Peningkatan Produksi Kedelai Nasional P2KN.
Potensi lahan untuk perluasan kedelai di lahan sawah cukup besar. Daerah-daerah yang pernah menjadi sentra produksi kedelai di era tahun 1980-1990-an terutama
merupakan lahan sawah di mana kedelai ditanam setelah musim tanam padi pada MK-1 danatau MK-2. Telah tersedia inovasi teknologi produksi hasil penelitian
untuk mendukung pengembangan budidaya kedelai di lahan sawah di antaranya melalui pengembangan varietas-varietas unggul kedelai yang sesuai di lahan
sawah yang sudah dihasilkan saat ini. Perkembangan harga kedelai yang baik saat ini sangat memungkinkan dan merangsang petani untuk mau menanam kedelai
dan hal ini merupakan peluang perluasan penanaman kedelai di lahan sawah Rachman 2012.
3.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Produktivitas kedelai dipengaruhi oleh ekspor impor kedelai, ketika impor kedelai semakin banyak, maka kedelai lokal akan semakin kalah saing dengan
kedelai impor, baik dari aspek harga maupun kualitas. Dampaknya, produksi kedelai lokal akan menurun. Indonesia memiliki prospek pengembangan kedelai
di dalam negeri untuk menekan impor. Mengingat ketersediaan sumberdaya lahan yang cukup luas, iklim yang cocok, teknologi yang telah dihasilkan, serta
sumberdaya manusia yang cukup terampil dalam usahatani. Disamping itu, pasar komoditas kedelai masih terbuka lebar. Sehingga, dengan besarnya peluang
ekspor kedelai, akan membuat gairah petani semakin baik dalam meningkatkan produksinya, karena harga kedelai ekspor lebih bagus daripada harga kedelai lokal
yang diterima petani. Upaya untuk menekan laju impor, salah satunya dapat ditempuh melalui strategi peningkatan produktivitas.
Indonesia mempunyai potensi untuk meningkatkan produkivitas kedelainya. Lebih banyak kedelai dapat diproduksi dengan menanam di luar
musim dengan sistem non-tradisionil, tumpangsari, dan penanaman di lahan marjinal dimana tanaman lain sulit tumbuh. Cara-cara ini dapat di kombinasikan,
tetapi tumpangsari cocok terutama untuk Jawa, sedangkan cara-cara lainnya untuk luar Jawa. Fluktuasi hasil produktivitas makin berkurang, disebabkan semakin
baiknya teknologi produksi di luar Jawa. Secara keseluruhan, ada kecenderungan yang tetap mengenai peningkatan hasil per satuan hektar are CGPRT Center
1986.
Produktivitas kedelai yang rendah tidak bisa membuat produksi mencukupi kebutuhan kedelai lokal. Rendahnya produktivitas dan daya saing
kedelai yang diusahakan menyebabkan turunnya minat petani untuk mengembangkan usaha budidaya kedelainya, sehingga dalam skala luas
mempengaruhi produktivitas nasional. Faktor dominan penyebab rendahnya produktivitas tanaman pangan adalah a Penerapan teknologi budidaya di
lapangan yang masih rendah; b Tingkat kesuburan lahan yang terus menurun Adiningsih S dkk 1994, c Eksplorasi potensi genetik tanaman yang masih
belum optimal Gurdev S Kush 2002.
Upaya peningkatan produktivitas kedelai juga dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan petani dalam berbudidaya suatu komoditas tertentu, termasuk dalam
hal ini, yaitu kedelai. Salah satu indikator kesejahteraan petani adalah Nilai tukar Petani NTP, yakni indeks rasio harga yang diterima dengan harga yang dibayar
oleh rumah tangga tani. Artinya, tingkat kesejahteraan petani dapat dilihat dari tingkat pendapatannya melalui usaha budidaya tersebut. Pendapatan petani adalah
produktivitas tenaga kerja yang diukur sebagai nilai PDB per tenaga kerja di sektor pertanian. Ukuran keberhasilan pertumbuhan pertanian dapat dilihat dari
tingkat pertumbuhan produksi komoditas pertanian. Kontribusi sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi nasional, dapat dilihat dari PDB nasional
Departemen Pertanian 2006.
Produktivitas kedelai yang efisien, dipengaruhi juga oleh tenaga kerja. Tenaga kerja akan merasa sejahtera ketika upah yang diterima dapat mencukupi
kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, tingkat efisiensi dalam penggunaan input dan saprodi. Beberapa diantaranya dijabarkan oleh Departemen Pertanian 2007
mengenai strategi pengembangan sistem produksi kedelai dapat ditempuh melalui penerapan teknologi budidaya tepat guna, pemanfaatan lahan yang masih luas
untuk perluasan areal tanam kedelai, baik sebagai tanaman utama maupun tanaman sela, penyediaan kredit lunak yang mudah diakses petani, penyediaan
kredit dan pendampingan untuk penerapan teknologi PTT, penanaman kedelai pada Musim Kering di lahan tidur, pelatihan penyuluh dalam identifikasi dan
penanggulangan OPT Organisme Pengganggu Tanaman serta anomali iklim.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas secara ringkas yaitu harga output, dalam hal ini merupakan harga kedelai itu sendiri, harga input tidak tetap,
seperti upah tenaga kerja, harga teknologi yang digunakan, namun karena data harga teknologi tidak dipublikasikan dan biasanya bersifat confidential
perusahaan, penggunaan teknologi, sumberdaya manusia, iklim, perdagangan kedelai, NTP, serta pelatihan dan penyuluhan.
3.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi
Faktor yang mempengaruhi konsumsi kedelai nasional berdasarkan hasil penelitian Ariani 2003, Kustiari et al 2009 dan Adetama 2011 serta
Handayani et al 2011 yaitu harga kedelai nasional, pendapatan per kapita, jumlah penduduk, harga kedelai impor dan kuantitas kedelai impor, serta harga
komoditas substitusinya, yang utama adalah umbi-umbian dan jagung. Secara ringkas dibuktikan oleh hasil penelitian tersebut bahwa ketika harga kedelai impor
meningkat, maka harga kedelai dalam negeri juga meningkat. Namun permasalahannya adalah harga kedelai dalam negeri lebih tinggi dibanding harga
kedelai impor, sehingga, konsumen industri maupun rumahtangga cenderung membeli kedelai impor yang kualitasnya juga lebih bagus dibanding kedelai lokal.
Untuk itu, kuota impor kedelai seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah, agar masuknya kedelai impor bisa dibatasi dan tidak melebihi jumlah produksi
kedelai nasional. Dengan begitu, harga kedelai impor akan semakin melambung karena jumlah ketersediaannya di dalam negeri semakin sedikit. Implikasinya
adalah permintaan akan kedelai di dalam negeri akan berpindah pada kedelai lokal, sehingga dengan harga kedelai lokal yang sama dengan harga kedelai impor