Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi
akan membuat petani kedelai semakin bergairah untuk meningkatkan produktivitas usahatani kedelainya. Untuk itu, diperlukan analisis mengenai
tingkat perkembangan harga kedelai yang selalu bergejolak di Indonesia dan selalu dipengaruhi oleh harga kedelai dunia. Perilaku tingkat perubahan harga
kedelai dapat dilihat dari suatu indeks harga.
Kenaikan harga-harga yang terjadi dari satu periode ke periode lainnya tidak berlaku secara seragam. Kenaikan tersebut biasanya berlaku untuk banyak
komoditas pertanian, tetapi kenaikannya berbeda antar komoditas. Berlakunya tingkat perubahan harga yang berbeda tersebut menyebabkan perlunya indeks
harga dibentuk untuk menggambarkan tingkat perubahan harga yang berlaku dalam suatu wilayah pada periode tertentu. Indeks Harga Konsumen merupakan
salah satu indikator ekonomi yang populer digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga dan tingkat inflasi Rizqal 2010.
Konsumsi kedelai oleh masyarakat Indonesia dipastikan akan terus meningkat setiap tahunnya mengingat beberapa pertimbangan seperti:
bertambahnya populasi penduduk, peningkatan pendapatan per kapita, dan kesadaran masyarakat akan gizi makanan. Sehingga tingkat konsumsi masyarakat
terhadap jenis makanan berupa kacang-kacangan juga dipengaruhi oleh ketersediaan jenis makanan lain seperti umbi-umbian dan jagung. Karena pola
fikir masyarakat Indonesia saat ini dalam hal kandungan gizi dalam makanan sudah lebih baik. Sebagai contoh dalam penelitian Arini 2003 dikatakan bahwa
dahulu masyarakat cenderung mengkonsumsi makanan dengan kandungan dominan karbohidrat, karena lebih cepat mengenyangkan. Namun sekarang
masyarakat Indonesia cenderung mengkonsumsi makanan yang kandungan gizinya dominan protein nabati, karena khasiat bagi kesehatan lebih baik.
Konsumsi kedelai tidak ada batas maksimal karena dapat dikategorikan sebagai pangan fungsional. Artinya pangan yang boleh dikonsumsi tanpa takaran
saji, berapapun boleh dikonsumsi, yang menentukan nantinya adalah selera Diennazola dan Ratna 2011
4
. Hal ini juga ditunjang oleh sasaran pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah prilaku hidup sehat yang salah
satunya meningkatnya jumlah penduduk dengan gizi seimbang. Data Departemen Kesehatan tahun 1999 dalam Nurmalita 2011,
menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia yang mengalami perimenopouse akan bertambah jumlahnya hingga 80 juta orang pada tahun 2025. Implikasinya adalah
pada pola hidup masyarakat yang semakin natural, dimana salah satunya adalah mengkonsumsi kedelai yang juga sering dikampanyekan mengenai manfaat
kedelai yang begitu banyak untuk kesehatan, diantaranya untuk anti oksidan, meningkatkan daya tahan tubuh, mereduksi kadar kolestrol dalam darah,
mengobati penyakit semacam ginjal dan impotensi, menghaluskan kulit, menyuburkan rambut, mengurangi potensi penuaan dini, pembentukan kecerdasan
genetik manusia khususnya anak-anak, menanggulangi penyakit diabetes, dan sebagainya.
4 Diennazola, Renda dan Ratna B. Wulandari. 2011. Sehat dengan Cara Murah ? Kedelai [Artikel]. Tabloid Agrina 9 Mei 2011.
http:www.agrina-online.comredesign2.php?rid=12aid=2985