Penelitian Kedelai di Negara Lain

parameter kedelai dengan harga minyak kedelai di pasar domestik. Hal ini dikarenakan harga minyak kedelai lokal bergantung pada harga minyak kedelai internasional. Harga komoditi kedelai di India sangat berfluktuasi, karena sebgian besar dipengaruhi oleh harga dan pasokan minyak kedelai Brazil dan Argentina yang berlaku di pasar internasional. Sedangkan pengaruh dari harga sawit Malaysia dan Indonesia dipengaruhi oleh intervensi pemerintah berupa tarif impor. Formasi harga di pasar minyak kedelai dunia, dalam sebuah analisis ekonometrik oleh Sekhar 2008 menganalisis mekanisme pembentukan harga di pasar minyak kedelai dunia untuk melihat tingkat kompetitifnya. Dengan menggunakan model persamaan simultan struktural disimpulkan bahwa faktor penentu utama harga minyak kedelai dunia sebagai substitusi minyak kelapa sawit dunia dengan simulasi proyeksi permintaan minyak kedelai dunia hingga tahun 2015 adalah terdapat kesenjangan antara pasokan dan permintaan minyak dunia, karena produksi menurun sedangkan permintaan meningkat di negara-negara pengekspor minyak sawit dunia. Simulasi ini juga mengkombinasikan penurunan harga minyak sawit dunia, dan hasilnya ketika harga minyak sawit dunia menurun menyebabkan kuantitas dan harga ekspor kedelai dunia juga menurun. Menurunnya harga minyak sawit dunia menyebabkan kuantitas impor minyak sawit ke India juga semakin menurun, implikasinya adalah kehidupan petani kedelai di daerah kering ini semakin sejahtera, karena penggunaan minyak kedelai akan semakin meningkat. Cooke and Robles 2009 menginterpretasikan bahwa sebelum dan sesudah krisis pangan, aktivitas yang banyak spekulasi nya pada saat krisis sedang berlangsung tidak mempengaruhi pembentukan harga kedelai di Mexico. Namun bukan berarti sebelum dan sesudah krisis spekulasi harga tidak terjadi. Namun tidak menyebabkan pergeseran harga kedelai. Dari analisis deret waktu dapat disimpulkan bahwa kegiatan di pasar berjangka yang sifatnya spekulasi mempengaruhi perilaku harga komoditas kedelai dalam beberapa tahun ini. Pada kenyataannya, harga kedelai mulai pertengahan 2005 hingga Desember 2007 menunjukkan peningkatan kedelai ekspor dunia yang disebabkan meningkatnya harga kedelai dunia. Hal ini juga dipengaruhi oleh kegiatan di pasar saham untuk komoditi pertanian walaupun sifatnya spekulasi. Sebuah analisis ekonometrik hubungan antara ethanol, jagung dan kedelai serta harga minyak dunia di USA oleh Savernini 2009 menyimpulkan bahwa harga jagung dan produksi ethanol di USA memiliki hubungan yang negatif. Karena sebagian besar produksi ethanol di USA berbahan baku jagung, sehingga ketika harga jagung dunia meningkat, maka produksi ethanol menurun. Harga minyak dunia memiliki hubungan negatif dengan harga jagung dan kedelai. Dimana harga minyak yang lebih tinggi menyebabkan permintaan bensin menurun, sehingga permintaan ethanol berkurang. Akibatnya produksi jagung menurun, maka harga jagung juga akan menurun. Implikasinya adalah produksi kedelai meningkat dan harga kedelai akan menurun. Berdasarkan hasil estimasi, karena shock harga minyak dunia baik menurun atau meningkat akan berpengaruh kepada minyak jagung dan minyak kedelai di USA. Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Argentina dalam meningkatkan produksi kedelai adalah dengan cara adopsi teknologi melalui pakan ternak. Meningkatnya penggunaan pakan ternak yang berbahan dasar kedelai digunakan untuk sapi perah. Produksi sapi perah ditingkatkan, sehingga kebutuhan akan pakan ternak yang berbahan dasar kedelai meningkat, maka permintaan akan kedelai semakin meningkat, pada akhirnya produksi kedelai semakin meningkat. Kebijakan ini telah dilakukan sejak tahun 2000, dan terus mengalami kinerja yang semakin baik Lence 2010. Harga kedelai telah naik tajam sejak pertengahan Desember 2011 ketika pasar berjangka menetapkan perdagangan kedelai rendah tepat di bawah 11 US per gantang. Harga kedelai dunia diakhir Desember 2011 terkait dengan beberapa permintaan kedelai yang meningkat dari Cina. Keuntungan juga didorong oleh berita bahwa, cuaca panas dan kering di Argentina menyebabkan kerusakan pada tanaman jagung dan kedelai. Harga kemudian kembali meningkat tajam karena cuaca panas dan kering yang berkelanjutan di Argentina dan Brazil Selatan yang tampaknya menyebabkan kerugian yang signifikan, karena produktivitas kedelai tidak potensial. Kemungkinan terjadi risiko di USA yang mana ketika harga kedelai dunia meningkat, maka dampaknya permintaan kedelai dari Brazil dan Argentina pun semakin berkurang, sehingga ekspor dari USA ke kedua negara tersebut semakin menurun Agroclipping 2012 2 .

2.5.2 Penelitian Kedelai di Indonesia

Analisis dampak kebijakan ekonomi terhadap industri komoditi kedelai di Indonesia oleh Kumenaung 1994 bertujuan membentuk model permintaan dan penawaran komoditi kedelai Indonesia, dapat melihat perubahan kesejahteraan para pelaku ekonomi karena adanya kebijakan ekonomi. Kebijakan ekonomi melalui kebijakan peningkatan harga dasar petani, peningkatan tarif impor terkait quota impor dan peningkatan harga impor kedelai. Menggunakan model persamaan simultan 3SLS disimpulkan bahwa produksi kedelai Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan kedelai yang terus meningkat, dimana kebutuhan kedelai dalam negeri 35 persen masih berasal dari impor, nilai tukar dan pendapatan per kapita, serta jumlah penduduk. Kebijakan tarif impor dan quota impor mempengaruhi perdagangan luar negeri, namun permintaan kedelai di dalam negeri tidak terpengaruh. Luas areal tanaman kedelai dipengaruhi oleh harga kedelai, harga jagung, tingkat suku bunga, tingkat upah pada usahatani kedelai dan harga faktor produksi kedelai, luas lahan dan mempengaruhi jumlah produksi kedelai. Ketika harga kedelai domestik meningkat, maka jumlah permintaan kedelai dalam negeri akan menurun terhadap kedelai lokal, dan akan membuat permintaan terhadap kedelai impor meningkat dengan catatan harga kedelai impor lebih murah. Penyelesaian simultan persamaan-persamaan regresi rekursif dibakukan oleh Budiwinarto 1999 menggunakan analisis lintas dengan sistem rekursif atau one way causal, yang merupakan analisis regresi linier dengan peubah-peubah baku, dengan konteks persamaan simultan yang digunakan adalah 2SLS dan 3SLS. 2 Agroclipping. 2012. Soybean Supplies Could Get Tight [Article]. http:www.agroclipping.com.ar20120328Soybean-supplies-could-get-tight Secara ringkas hasilnya adalah bahwa peubah pendapatan rumahtangga memberikan pengaruh yang besar baik pengaruh langsung terhadap total pengeluaran maupun pengaruh tak langsung terhadap peubah endogen lainnya, yaitu pengeluaran pangan dan non pangan, nilai konsumsi pangan, dan saldo. Sedangkan rantai hubungan yang paling lemah adalah rantai hubungan peubah banyaknya anggota rumahtangga yang mempengaruhi secara tak langsung terhadap peubah endogen yaitu pengeluaran pangan dan non pangan, nilai konsumsi pangan dan saldo. Pendekatan sistem persamaan simultan yang dilakukan dalam penelitian dampak kebijakan produksi dan perdagangan terhadap permintaan dan penawaran kedelai di Indonesia oleh Hadipurnomo 2000 menggunakan model overidentified dengan model pendugaan yaitu 2SLS. Secara ringkas hasilnya adalah bahwa respon luas areal panen lebih besar daripada respon produktivitas terhadap perubahan harga produsen, harga benih, harga pupuk, upah tenaga kerja dan harga pestisida. Areal panen dan produktivitas bersifat responsif terhadap intensifikasi produksi. Impor hanya responsif dalam jangka pajang terhadap tarif impor, tetapi kurang responsif baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek terhadap harga pedagang besar, harga impor, nilai tukar Rupiah, GNP dan dalam jangka pendek terhadap tarif impor. Kebijakan produksi berdampak lebih besar pada perubahan luas areal panen, produktivitas dan produksi, terutama di wilayah potensial luar Pulau Jawa daripada di Pulau Jawa. Penerapan intensifikasi produksi dan peningkatan harga dasar berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani produsen kedelai dan industri konsumen kedelai. Penghapusan subsidi pupuk atau benih dan kombinasi keduanya berdampak pada penurunan kesejahteraan petani dan industri. Peningkatan kuota impor berdmpak pada peningkatan kesejateraan industri, tetapi menurunkan kesejateraan petani. Sebaliknya, penerapan tarif impor berdampak pada penurunan kesejahteraan industri tetapi meningkatkan kesejahteraan petani. Penghapusan tarif impor berdampak pada peningkatan kesejahteraan industri, tetapi menurunkan kesejahteraan petani, yang mana penurunan kesejahteraan petani itu dapat mengkombinasi penghapusan tarif impor dengan peningkatan harga dasar. Penelitian oleh Simatupang, Marwoto dan Swastika 2005 mengenai Pengembangan Kedelai dan Kebijakan Penelitian di Indonesia yang menggunakan