diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel NPF terhadap ROE adalah negatif. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai
NPF perbankan syariah maka mengakibatkan semakin rendah ROE perbankan syariah, begitupun sebaliknya, jika nilai NPF rendah maka
ROE perbankan syariah akan naik.
c. Pengaruh FDR terhadap ROE pada bank umum syariah
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai t-statistik sebesar 0.162361 yang artinya 0.162361 t tabel 1.980. dilihat juga dari nilai signifikansi
sebesar 0.8713 0.05. Dari hasil uji hipotesis ini disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel FDR terhadap ROE. Dan
berdasarkan persamaan regesi terlihat bahwa koefesien untuk variabel ini bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan
oleh variabel FDR terhadap ROE adalah positif. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai FDR perbankan syariah maka
mengakibatkan semakin tinggi ROE perbankan syariah. Begitupun sebaliknya, jka nilai FDR rendah maka ROE juga akan rendah.
d. Pengaruh BOPO terhadap ROE pada bank umum syariah
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai t-statistik sebesar -11.19041 yang artinya nilai t statistik 11.19041 t tabel 1.980, sedangkan dilihat dari
nilai signifikansi sebesar 0.0000 0.05 . Dari hasil uji hipotesis ini disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel BOPO secara parsial dan
signifikan terhadap ROE. Dan berdasarkan persamaan regesi terlihat bahwa koefesien untuk variabel ini bernilai negatif, sehingga dapat
diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel BOPO terhadap ROE adalah negatif. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi
nilai BOPO perbankan syariah maka mengakibatkan semakin rendah ROE perbankan syariah. Begitupun sebaliknya semakin rendah BOPO maka
ROE akan mengalami peningkatan .
7. Interpretasi
Berdasarkan penelitian di atas maka penulis dapat menginterpretasikan variabel-variabel, terutama yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen
1. Capital Adequacy Ratio CAR
Nilai koefisien CAR pada variabel dependen ROA sebesar -0.753718 menunjukan bahwa adanya hubungan negatif antara CAR dengan ROA.
Sementara nilai koefisien CAR pada variabel dependen ROE sebesar -1.420662 menunjukan bahwa adanya hubungan negatif antara CAR dengan ROE.
Sehingga apabila CAR naik maka ROA dan ROE menurun, dan sebaliknya. Nilai CAR yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan dana yang menganggur iddle fund
sehingga kesempatan bank dalam memperoleh laba akan menurun, yang berakibat pada menurunnya profitabilitas bank. Dapat dilihat pada tabel 4.1
Bahwa nilai CAR tertinggi sebesar 25.91 terdapat pada bank BNI Syariah di tahun 2011 triwulan pertama, yang mana pada saat itu BNI Syariah nilai FDRnya
hanya sebesar 76.53, berbeda dengan CAR BNI Syariah pada triwulan ke II 2011 yang memiliki nilai CAR lebih rendah 22,24 namun FDRnya lebih
tinggi 84,46 dari triwulan pertama, ini menandakan bahwa pada triwulan