diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel BOPO terhadap ROE adalah negatif. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi
nilai BOPO perbankan syariah maka mengakibatkan semakin rendah ROE perbankan syariah. Begitupun sebaliknya semakin rendah BOPO maka
ROE akan mengalami peningkatan .
7. Interpretasi
Berdasarkan penelitian di atas maka penulis dapat menginterpretasikan variabel-variabel, terutama yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen
1. Capital Adequacy Ratio CAR
Nilai koefisien CAR pada variabel dependen ROA sebesar -0.753718 menunjukan bahwa adanya hubungan negatif antara CAR dengan ROA.
Sementara nilai koefisien CAR pada variabel dependen ROE sebesar -1.420662 menunjukan bahwa adanya hubungan negatif antara CAR dengan ROE.
Sehingga apabila CAR naik maka ROA dan ROE menurun, dan sebaliknya. Nilai CAR yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan dana yang menganggur iddle fund
sehingga kesempatan bank dalam memperoleh laba akan menurun, yang berakibat pada menurunnya profitabilitas bank. Dapat dilihat pada tabel 4.1
Bahwa nilai CAR tertinggi sebesar 25.91 terdapat pada bank BNI Syariah di tahun 2011 triwulan pertama, yang mana pada saat itu BNI Syariah nilai FDRnya
hanya sebesar 76.53, berbeda dengan CAR BNI Syariah pada triwulan ke II 2011 yang memiliki nilai CAR lebih rendah 22,24 namun FDRnya lebih
tinggi 84,46 dari triwulan pertama, ini menandakan bahwa pada triwulan
pertama terdapat iddle fund, karena pada triwulan pertama nilai CAR lebih tinggi sementara pembiayaan lebih rendah sehingga laba yang di dapat pada triwulan
pertama di tahun 2011 hanyalah sebesar 40 milyar, berbeda dengan triwulan kedua pada tahun yang sama dimana nilai CAR lebih rendah akan tetapi
pembiayaan lebih tinggi sehingga pada triwulan kedua laba bersih meningkat menjadi 52 milyar.
Hubungan yang negatif ini sesuai dengan penelitian Ishmah Wati 2012 yang berjudul “Pengaruh Efisiensi Oprasional Terhadap Kinerja Profitabilitas
Pada Sektor Perbankan Syariah Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2007-
2010” dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara CAR terhadap profitabilitas bank syariah.
Karena profitabilitas bank sangat berpengaruh terhaap CAR sebab CAR adalah salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesehatan permodalan bank.
2. Non Performing Financing NPF
Nilai koefisien NPF pada variabel dependen ROA sebesar -0.170614 menunjukan bahwa adanya hubungan negatif antara NPF dengan ROA.
sementara pada variabel dependen ROE sebesar -0.449336 menunjukan bahwa adanya hubungan negatif antara NPF dengan ROE. Sehingga apabila NPF naik
maka ROA dan ROE menurun, dan sebaliknya. Dapat dilihat pada tabel 4.1 bahwa nilai NPF tertinggi sebesar 4,76 terdapat pada bank Muamalat Indonesia
tahun 2014 triwulan keempat dan nilai ROA sebesar 0,17 dan ROE sebesar 2,13 dengan jumlah laba sebesar 57 milyar. Kemudian pada awal tahun 2015
triwulan pertama nilai NPF mengalami penurunan sebesar 4,73 dan nilai ROA