dan mengantisipasi eksposur risiko dimasa mendatang. Desi Ariyani 2009 semakin tinggi rasio ini maka semakin kuat kemampuan bank
tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit aktiva produktif yang beresiko, begitupun sebaliknya.
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No.610PBI2010 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, semakin tinggi nilai
CAR menunjukkan semakin sehat bank tersebut. Adapun penilaian rasio CAR berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.12 11 DPNP tanggal
31 Maret 2010, Kriteria Hasil Rasio CAR dikatakan sehat apabila CAR ≥8, dan apabila 8 maka digolongkan Tidak Sehat.
CAR =
d. Non performing Finance NPFNPL
Non performing Finance NPFNPL atau variabel independen.
Ismah Wati 2012 NPF adalah tingkat pengembalian kreditpembiayaan yang diberikan deposan kepada bank, dengan kata lain NPFNPL
merupakan tingkat kredit macet pada bank tersebut. Apabila NPF semakin rendah, maka bank tersebut akan semakin mengalami
keuntungan, sebaliknya bila tingkat NPF tinggi maka bank tersebut akan mengalami kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian pembiayaan
macet. NPF =
e. Financing to Deposit Ratio FDR
Financing to Deposit Ratio FDR atau Loan to Deposit Ratio LDR atau variabel independen ini adalah perbandingan antara jumlah
pembiayaan yang disalurkan dengan total deposit yang dihimpun oleh bank. FDR akan menunjukan tingkat kemampuan bank dalam
menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Besarnya LDRFDR menurut peraturan pemerintah
maksimum adalah 110.
2
FDR =
f. Biaya Oprasional terhadap Pendapatan Oprasional BOPO
Biaya Oprasional terhadap Pendapatan Oprasional BOPO atau
variabel independen ini menurut kamus keuangan adalah kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan
dengan jalur membadingkan satu terhadap lainnya. Berbagai angka pendapatan dan pengeluaran dari laporan rugi laba dan terhadap angka-
angka dalam neraca. Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi.
3
BOPO =
2
Kasmir, Manajeme Perbankan, h. 272
3
Lukman dendawijaya, Manajemen Perbankan Ed. 2, Galia Indonesia: Bogor, 2005, h.116
E. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisis data panel. Data panel merupakan gabungan antara data time series dan
cross section data, yakni sejumlah variabel diobservasi atas sejumlah kategori dan dikumpulkan dalam suatu jangka waktu tertentu. Uji regresi
data panel ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen CAR, NPF, FDR dan BOPO terhadap variabel depeden
ROA dan ROE, yang mana dalam menguji regresi ini peneliti menggunakan software Miscrosoft Excel dan Eviews 9.0.
Ada beberapa keuntungan menggunakan data panel. Pertama, data panel yang merupakan gabungan antara dua data time series dan cross
section mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan menghasilkan degree of ferrdom yang lebih besar. Kedua, menggabungkan
informasi darti data time series dan cross section dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah penghilangan variabel ommited
variable.
4
Adapun model regresi dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut: lnYit = C +
β1 lnX1it + β2 lnX2it + β3 lnX3it + β4 lnX4it + eit
Y = Return On Aset Return On Equity Ln = Logaritma Natural
C = Konstanta
4
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Applikasi, Yogyakarta: Ekonisia, 2009, h. 229
X1 = Capital Adequacy Ratio X2 = Non Performing Financing
X3 = Financing to Deposit Ratio X4 = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
e = Variabel pengganggu atau faktor-faktor diluar variabel yang tidak dimasukan sebagai variabel model di atas kesalahan residual
F. Uji Asumsi Klasik
Suatu penelitian harus memenuhi asumsi regresi linier, yaitu dengan memiliki data yang berdistribusi normal ataupun mendekati normal, serta
tidak mengalami multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen memiliki
distribusi data yang normal atau tidak. Data yang terdistribusi normal dianggap dapat mewakili suatu populasi. Pada Eviews uji validitas
yang sering digunakan dapat dilihat dari nilai Jarque-Bera, menurut Winarno 2011 untuk menguji normalitas salah satunya yaitu dengan
menggunakan uji Jarque-Bera test mempunyai distribusi Chi Square dengan menggunakan derajat bebas dua. Dasar pengambilan
keputusannya sebagai berikut: Jarque-Bera Chi Square, maka data berdistribusi normal
Jarque-Bera Chi Square, maka data berdistribusi tidak normal
Pengambilan keputusan dapat juga dilihat dari tingkat signifikan 5. Sehingga dapat diambil kesimpulan:
Nilai probabilitas nilai signifikan 5, maka data berdistribusi normal
Nilai probabilitas nilai signifikan 5, maka data berdistribusi tidak normal
b. Uji Multikolinearitas
Interpretasi dari persamaan regresi ganda secara implicit bergantung pada asumsi bahwa variabel-variabel bebas independent
dalam persamaan tersebut tidak saling berkorelasi. Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinearitas di antara variabel bebas.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dilihat dari nilai ρ 0.8 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi multikolinearitas Winarmo, 2011
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda atau berubah-ubah disebut heteroskedastisitas model