memasukan jumlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan menggunakan koefisien determinasi yang disesuaikan maka
nilai koefisien determinasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun oleh adanya penembahan variabel baru dalam model
10
Interpretasi kekuatan hubungan antara dua variabel dapat dimasukan dalam kriteria sebagai berikut sarwono 2006
0 : tidak ada korelasi antar variabel
0 - 0.25 : korelasi sangat lemah
0.25 - 0.5 : korelasi cukup
0.5 - 0.75 : korelasi kuat
0.75 – 0.99
: korelasi sangat kuat 1
: korelasi sempurna
b. Uji Statistik F Uji Simultan
Uji F pada dasarnya digunakan untuk melihat atau menguji besarnya pengaruh seluruh variabel dependen CAR, NPF, FDR dan
BOPO secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen ROA dan ROE.
Pengujian dilakukan dengan hipotesis: Ho
: nilai F hitung nilai F tabel H1
: nilai F hitung nilai F tabel
10
Amrina Rosyada, Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan Non Performing Financing Terhadap Return On Asset Perbankan Syariah, Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015, h. 67-68
Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketepatan model goodness of fit. Uji F ini juga sering disebut uji simultan, untuk
menguji apakah variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan perubahan perubahan nilai variabel tergantung atau tidak.
Untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori cocok atau tidak, kita harus membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan
derajat bebas: df: ɑ, k-1, k-n, dimana k adalah jumlah variabel
independen dan dependen, sementara n adalah jumlah pengamatan ukuran sampel. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai F
hitung F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen, tapi jika F hitung F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya bahwa variabel independen secara simultan
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
11
Pengujian juga dapat dilakukandengan cara mengamati nilai signifikansi F pada tingkat
ɑ 5. Analisis didasarkan pada pembandingan antara nilai signifikan F dengan nilai signifikan 0,05.
Pengujian dilakukan dengan hipotesis: Ho : Signifikansi F tingkat
ɑ 0,05 H1 : Signifikansi F tingkat
ɑ 0,05 Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai signifikansi
F tingkat ɑ 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak yang berarti
11
Suliyanto, “Ekonometrika Terapan Teori dengan SPSS”, Yogyakarta: CV Andi Offset, 2011, h. 61-62
bahwa variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tapi jika nilai signifikan F
tingkat ɑ 0,05 maka H1 diterima dan Ho ditolak yang artinya bahwa
variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen
c. Uji Statistik t Uji Parsial
Tujuan dari uji t yaitu untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat
dengan asumsi variabel bebas yang lain tidak berubah secara parsial individu.
Pengujian dilakukan dengan hipotesis: Ho
: nilai t hitung nilai t tabel H1
: nilai t hitung nilai t tabel Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t
tabel. Adapun nilai t tabel diperoleh dengan df : ɑ n-k di mana ɑ
adalah tingkat signifikasi yang digunakan, n adalah jumlah pengamatan ukuran sampel, dan k adalah jumlah variabel independen
dan dependen. Sehingga dapat diambil suatu keputusan, apabla nilai t hitung nilai t tabel, maka Ho ditolak yang berarti bahwa variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi jika t hitung t tabel maka H1 diterima, yang artinya variabel
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.