Aktivitas politiknya di Maroko (766-776)

4. Aktivitas politiknya di Maroko (766-776)

Setelah Ibnu Khaldun sampai di Bijayah di pertengahan tahun 766 H, pemimpin daerah, abu Abdullah Hafsy menyambutnya dengan sambutan hangat yang digambarkan Ibnu Khaldun dengan ungkapannya: Sultan Bijayah mengadakan pesta dan mengerahkan masyarakat kotanya untuk menemuiku. Masyarakat kota berdesak-desakan disetiap tempatnya untuk menyentuh dan memegang segala sisiku serta menciumi tanganku. Hari itu benar- benar sejarah (Ta‟rif 97-98)

Ibnu Khaldun pun langsung menempati posisi Hijabah bagi kepemimpinan Bijayah. Jabatan Hijabah adalah jabatan tertinggi di pemerintahan. Ibnu Khaldun memberikan definisi bahwasannya jabatan ini menganugrahi tokoh yang memegangnya itu dengan kebebasan dalam pemerintahan dan keadilan bagi sultan dan warga negaranya, yang tidak ada seorang pun yang dapat berpartisipasi dengannya (Ta’rif 97). Tema yang membahas pembahasan ini adalah Perjalanan dari Andalusia ke Bijayah dan jabatannya sebagai hijabah di Bijayah.

Ibnu Khaldun pun menggambarkan apa yang dilakukannya dalam jabatan ini dengan ungkapannya: Aku akan mulai memegang jabatan ini mulai besok. Sultan telah memerintahkan warga negaranya untuk mengenang ayahku dan akupun diberi kebebasan dalam mengendalikan kekuasaannya serta mengerahkan segala usahaku dalam politik dan mengatur kepemimpinannya.

25 LIhat Naskah secara lengkapnya akan penggambaran ini di Ta’rif, hal 92-93

Ia memberikan tawaran padaku untuk berpidato di Universitas Qasbhah, sedang aku pada saat itu berniat –setelah kepergianku dari mengurus kerajaan musuh- untuk mempelajari ilmu disiang hari di Universitas Qushbah dan aku tidak

pernah meninggalkannya (Ta‟rif 98) Demikianlah

masa-masa itu mengumpulkan antara jabatan tertinggi di pemerintahan dan juga posisi tertinggi di bidang keilmuan, dan ia pun menangani permasalahan yang ada dengan adil dan memperbaiki fitnah yang terjadi serta melakukan banyak studi banding dan inspeksi di kabilah-kabilah yang priitif untuk mengumpulkan

iuran negara dengan ketenangan dan juga ketegasanya (Ta’rif 98)

Namun musuh tidak akan tinggal diam. Ia mulai melancarkan serangannya antara Sultan Abu Abdullah, pemimpin Bijayah dengan sepupunya Sultan Abu Abbas Ahmad pemimpin Qisnitiyah. Abu Abbas berencana untuk menguasai Bijayah, lalu ia mulai mempengaruhi para pemimpin yang ada dalam setiap kabilah dan juga negara tetangganya. Pada tahun 767

H, ia bermaksud melakukan ekspansinya, lalu ia menyerang Abu Abdullah dan membunuhnya lalu memasuki Bijayah sebagai penguasa baru.

Ibnu Khaldun pada saat itu mau tidak mau akan terputus dari jabatannya. Sebagian pemimpin di negara sepakat untuk memanggil seorang anak dari anak-anak Sultan yang terbunuh dan lalu mereka memimpin atas nama anak ini. Namun ia menolak untuk melaksanakan perintah sebagian pemimpin tersebut. Ia lalu keluar untuk mengucapkan salam kepada penguasa baru dan bergabung di bawah kekuasaannya. Pada posisi seoerti ini, Ibnu Khaldun menggambarkan dengan ungkapannya: aku mendapatkan kabarnya, sedang aku saat itu sedang tinggal di ibukota, di istana sultan. sebagian Ibnu Khaldun pada saat itu mau tidak mau akan terputus dari jabatannya. Sebagian pemimpin di negara sepakat untuk memanggil seorang anak dari anak-anak Sultan yang terbunuh dan lalu mereka memimpin atas nama anak ini. Namun ia menolak untuk melaksanakan perintah sebagian pemimpin tersebut. Ia lalu keluar untuk mengucapkan salam kepada penguasa baru dan bergabung di bawah kekuasaannya. Pada posisi seoerti ini, Ibnu Khaldun menggambarkan dengan ungkapannya: aku mendapatkan kabarnya, sedang aku saat itu sedang tinggal di ibukota, di istana sultan. sebagian

negara barunya (Ta‟rif 99) Abu abbas menghormati Ibnu Khaldun dan meletakkan posisinya sebagaimana sebelumnya. Namun hal itu tidak

berlangsung lama hingga datangnya keraguan dalam dirinya. Ia lalu mengingkarinya dan tidak menyukai bantuannya. Mulailah Ibnu Khaldun merasa takut dalam hatinya. Ibnu Khaldun pun lalu meminta izin untuk pergi mengunjungi kerabatnya terdekat. Namun yangterjadi setelahnya adalah penahanan bagi Ibnu Khaldun. Ibnu Khaldun lalu melarikan diri ke Baskarah, karena persahabatan yang ada antara dirinya dan pemimpij Baskarah. Abu Abbas menahan saudara kecilnya, Yahya dan

mengasingkannya di negara Buna. 26 Ibnu abbas pun memeriksa kediaman Ibnu Khaldun selama ia tinggal di Bijayah, Ia mengira banyak harta karun dan juga uang, namun perkiraannya salah (ta‟rif 99)

Ibnu Khaldun pun tinggal di Baskarah mengamati setiap kejadian yang terjadi. Sebelumnya, Abu Hamuw, sultan Thalmasan (di Maroko bagian tengah. Ia merupakan anggota keluarga Bani wad) dan ipar sultan bijayah yang terbunuh, berkeinginan untuk membuka Bijayah. Namun setelah mendengar kematian iparnya, ia mengirim tentaranya ke Bijayah untuk kembali menguasai daerah itu. Namun tentaranya dihantam oleh tentara Abu abbas dengan hantaman yang keras. Abu Hamuw berpikir untuk membantu Ibnu Khaldun yang telah mendamaikan para kabilah dan menghimpunnya untuk menghadapi Abu Abbas, itu karena ia mengetahui kemampuannya di Bijayah dan

26 Bonne atau Bona yang disebut juga sebagai Negara anggur, suatu kota di Al Jazair di tepi laut putih 26 Bonne atau Bona yang disebut juga sebagai Negara anggur, suatu kota di Al Jazair di tepi laut putih

Allah memuliakanmu wahai ahli fiqih, Abu Zaid. Aku telah memutuskan dan melihat akan kemampuanmu dan kecintaanmu akan negri kami serta selalu loyal disamping kami. Isu yang ada sejak dulu dan sekarang dan juga yang kami ketahui akan kebaikanmu yang meliputi semua sifat yang ada dalam dirimu serta banyaknya pengetahuan yang mengokohkan pandanganmu juga kemampuanmu dalam menguasai banuak bidang keilmuan, kesenian dan juga sastra arab. rencana hijabah tetap pada prioritas kami hanya dikhususkan bagi orang-orang sepertimu, rencana ini butuh banyak pandangan orang- orang sepertimu agar bisa makin mendekatkan hubungan yang ada diantara kita dan kekhususan yang ada untuk kita dengan banyak mengetahui banyak rahasia-rahasia kami. Pengaruhmu masih kuat pada kami dan kami menyuguhkan

dengan penuh pertimbangan. Ketahuilah hal ini untuk dapat mencapai pintu kami yang tertinggi, yang Allah sebut sebagai penobatan dengan kemampuan kenabian menuju pintu kami dengan menjaga segala rahasi-rahasia kami dan menjadi orang yang mulia adalah tanda-tanda yangada pada kami, hingga beragam kenikmatan yang datang, juga kebaikan yang berbentuk serta perhatian, kemuliaan yang tidak dapat seorang pun menyamainya ataupun dipenuhi oleh banyak orang...

jabatan

itu untukmu

Penggambaran ini ditulis dengan tulisan seorang penulis (sekretaris), namun menyusul setelahnya secara bertahap tulisan Abu hamuw secara langsung, dengan naskah:

Segala puji bagi Allah atas segala nikmat, syukur kepada allah atas apa yang telah diberikan. Agar diketahui oelh ahli Fiqih yang mulia Abu Zaid Abdurrahman bin Khaldun - semoga Allah menjaganya- bahwasannya dirimu mempunyai keterkaitan dengan kedudukan kami yang mulia, dimana kami telah mengkhususkan dirimu untuk menduduki posisi terbaik dan juga martabat yang tinggi dan inilah konsep kekhalifahan kami. Keteraturan dalam prilaku pemimpin kami, kami beritahukan itu semua padamu. Hal ini ditulis dengan tulisan tangan hamba Allah yang bertawakkal kepada Allah, Musa bin Yusuf –semoga Allah bersikap lembut padanya dan memilihnya-

Lalu setelahnya kembali dengan tulisan tangan penulisnya dengan naskah: tertanggal 17 Rajab 769 H, Allah mengetagui yang terbaik bagi kita (Ta;rif 102, 103)

Tulisan ini lalu diberikan kepada Ibnu Khaldun melalui utusan dari kementrian Abu Hamuw. Ibnu Khaldun meminta maaf akan ketidak bisaannya dalam menerima jabatan itu kali ini. Ia lalu mengutus saudaranya Yahya sebagai perwakilan darinya (pada saat itu sultan Abu Abbas telah melepaskannya dari tempat hukumannya di Bona). Ibnu Khaldun mengatakan sebab penolakannya adalah keinginannya untuk terlepas dari masalah politi dan keinginan kuatnya untuk kembali mempelajari pelajaran. Dalam hal ini ia mengungkapkan: saudaraku Yahya telah bebas dari tempat pengasingannya di Bona. Ia lalu datang ke Baskarah dan aku pun kemudian mengutusnya untuk Tulisan ini lalu diberikan kepada Ibnu Khaldun melalui utusan dari kementrian Abu Hamuw. Ibnu Khaldun meminta maaf akan ketidak bisaannya dalam menerima jabatan itu kali ini. Ia lalu mengutus saudaranya Yahya sebagai perwakilan darinya (pada saat itu sultan Abu Abbas telah melepaskannya dari tempat hukumannya di Bona). Ibnu Khaldun mengatakan sebab penolakannya adalah keinginannya untuk terlepas dari masalah politi dan keinginan kuatnya untuk kembali mempelajari pelajaran. Dalam hal ini ia mengungkapkan: saudaraku Yahya telah bebas dari tempat pengasingannya di Bona. Ia lalu datang ke Baskarah dan aku pun kemudian mengutusnya untuk

Namun demikian, Ia telah melaksanakan apa yang diminta oleh Abu Hamuw dalam menyiarkan seruan kepada setiap kabilah dan mengalihkan mereka dari kekuasaan Abu Abbas. Ia lalu bekerja mengamati hal tersebut dengan cermat. Ia kemudian keluar bersama pemimpin Baskarah dan sebagian pemimpin yang mengerahkan kekuatan mereka untuk membantu kemenangan tentara yang diutus oleh Abu Hamuw untuk kedua kalinya untuk memerangi musuhnya Abu Abbas pada tahun 771 H. Namun tentara Abu Hamuw kali ini memenangkan pertarungannya melawan tentara Abu Abbas.Ibnu Khaldun lalu kembali ke Bskarah untuk kembali memulai usahanya dalam mempersiapkan dirinya untuk berkeliling dan memastikan kabilah-kabilah ada di pihak Abu Hamuw. Di tahun berikutnya, Ibnu Khaldun atas nama utusan para pemimpin mengunjungi Abu Hamuw dan mengadakan satu kesepahaman dengannya dalam pengaturan rencana kelilingnya untuk selanjutnya. Ia menemuinya di Jazair, yang lalu ia di muliakan disana dan tinggal dalam jangka waktu yang lama.

Disaat ia tinggal di daerahnya tersebut, Sultan Persia, Abdul Aziz bin Abu abbas dari Bani Maryan, Sultan Maroko

bagian atas pada saat itu 27 (dahulu pernah menjabat sebagai raja pada tahun 767 dibawah kekuasaan mentri Umar bin Abdullah. Lalu keadaan bertambah kacau, ia lalu menghampiri mentri Umar bin Abdullah dan membunuhnya secara keji dan akhirnya ia memiliki semua kekuasaan secara seutuhnya) keluar bersama pasukannya berperang di Thalmasan dan mengembalikan kekuasaan yang ada dari genggaman Bani Wad. Ketika Ibnu Khaldun dikabari akan kedatangan penguasa Maroko bagian atas, dan melihat jalan ke Baskarad telah tertutup baginya dan ia pun melihat fitnah telah merebak di setiap penjurunya, dan kekuasaan Abu Hamuw tergoncang dan hancur dibawah kekuasaannya, ia lalu takut hal ini akan berpengaruh pada dirinya. Ibnu Khaldun pun lalu meminta izin kepada Abu Hamuw untuk pergi ke Andalusia. Ia lalu diberi izin dan dikirim bersama dengan kepergiannya surat kepada raja Granada. Ibnu Khaldun pun langsung pergi menuju Pelabuhan

Hunain 28 . Untuk pergi mengendarai kapal laut. Sedang raja Maroko bagian atas telah menyiapkan tentaranya di Thalmasan. Lalu Abu Hamuw pergi ke padang pasir untuk mengumpulkan tentaranya dan kekuatannya. Ia memberitakan kepada raja Maroko bahwasannya Ibnu Khaldun berada di pelabuhan Hunain dan ia membawa titipan dari Abu Hamuw. Dalam permintaannya, ia minta dikirimi tentara rahasianya untuk menjemputnya secara tiba-tiba. Mereka lalu memeriksa Ibnu Khaldun, namun tidak menemukan apapun darinya, ia lalu dibawa menghadap sultan dan menyelidiki masalahnya. Mereka menyiksanya atas

27 Ia adalah AbuFaris Abdul Aziz bin Abu Abbas bin Salim Al Maryani yang memerintah pada tahun 767 dan wafat pada tahun 773 H. ia bukanlah Abu

Faris Abdul aziz bin Abu Hasan bin Abu Said Maryani yang merupakan sultan Maroko bagian atas yang memerintah pada tahun 796 H dan wafat tahun 799 H, yang mana Ibnu Khaldun menghadiahinya Mukaddimah yang ditulisnya, setelah ia matangkan konsepnya selama ia di Mesir.

28 Hunain adalah kota di tepi pantai yang terletak di barat laut Thalmasan. Di tempatnya sekarang ada satu kota yang bernama Bani saf

peperangan yang terjadi atas Bani Maryan dan juga karena ia lebih memilih untuk bernaung di bawah kekuasaan musuh Bani Maryan. Ibnu Khaldun meminta maaf dan mengatakan bahwasannya semua ini terjadi karena apa yang terjadi antaranya dirinya dan mentri Umar bin Abdullah. Ia lalu dimaafkan oleh para petinggi pemerintahan yang hadir dan mereka menyebutkan akan pengorbanannya kepada Bani Maryan sebelumnya, hingga akhirnya sultan menerima permohonan maaf baginya. Ibnu Khaldun menggambarkan apa yang terjadi antara dirinya dan sulatn dengan ungkapannya: Anggota Majlis menanyakan padaku akan permasalahan Bijayah, dan aku paham mereka ingin sekali menguasainya. Kemudian kuberikan kemudahan jalan dalam mencapainya dan juga kekupas habis akannya. Malam itu aku tinggal di tahanan, namun kemudian aku dilepaskan di keesokan harinya. Kueratkan hubunganku dengan Syeikh Abu Madyan dan aku selalu berpihak disisinya. Karena aku akan terputus dari ilmu pengetahuan apabila aku meninggalkannya

(Ta‟rif 134) Namun kenyataanya ia tidak meninggalkannya; itu karena

ketika sultan Abdul aziz menguasai Thalmasan setelahnya, ia memanggil Ibnu Khaldun dari kesendiriannya dalam ikatan Abi Madyan dan memberikan tugas padanya untuk menyebarkan seruannya diantara para kabilah dan membawa mereka untuk menolongnya dan membunuh semua musuh Abu Hamuw. Ibnu Khaldun menerima tugas ini, ia pun berusaha menyatukan kabilah dan memalingkan mereka dalam memerangi saudaranya sendiri seperti sebelumnya. Ia pun mulai menyusun dirinya dalam membawa seruan yang diemban dari sultan abu hamuw. Ia tetap mengemban tugas ini hingga ia menemukan jejak Abu Hamuw di tengah padang pasir dan kemudian kacaulah tentaranya. Terbanglah perkemahan, tentara dan juga hartanya, ia hanyalah seorang yang selamat dibawah naungan malam. hancur ketika sultan Abdul aziz menguasai Thalmasan setelahnya, ia memanggil Ibnu Khaldun dari kesendiriannya dalam ikatan Abi Madyan dan memberikan tugas padanya untuk menyebarkan seruannya diantara para kabilah dan membawa mereka untuk menolongnya dan membunuh semua musuh Abu Hamuw. Ibnu Khaldun menerima tugas ini, ia pun berusaha menyatukan kabilah dan memalingkan mereka dalam memerangi saudaranya sendiri seperti sebelumnya. Ia pun mulai menyusun dirinya dalam membawa seruan yang diemban dari sultan abu hamuw. Ia tetap mengemban tugas ini hingga ia menemukan jejak Abu Hamuw di tengah padang pasir dan kemudian kacaulah tentaranya. Terbanglah perkemahan, tentara dan juga hartanya, ia hanyalah seorang yang selamat dibawah naungan malam. hancur

Ibnu Khaldun meninggalkan keluarganya saat itu selama beberapa hari lamanya di Baskarah. Lalu ia pergi menuju Sulatn Abdul aziz di Thalmasan dan iapun disambut dengan baik dan memuliakan kedudukannya. Ia lalu diutus untuk menjinakkan sebagian pendatang asing di maroko bagian tengah dan mengembalikan mereka kepada ketaatan. Ia lalu mulai mengerti permasalahnnya. Namun semua ini tidak mencapai kesuksesan yang diharapkan dalam tugasnya, ia lalu kembali ke Baskarah dan menghentikan dirinya menjadi utusan sultan.

Ketika sultan mengumpulkan seruan untuk memerangi revolusi kepemimpinan mentrinya Abu Bakar bin Ghazy, ia menugaskan Ibnu Khaldun untuk mengerahkan kabilah-kabilah. Ibnu Khaldun menjalankan tugas ini dan pergi mendatangi mentri di tempatnya di Padang pasir bersama para syeikh yang memimpin setiap kabilah dan menyusun rencana kerja bersama, lalu setelahnya, ia pun kembali ke Baskarah.

Namun masa tinggalnya di Baskarah kali ini tidak lama; dari satu sisi, ia mengetahui dari pemimpinnya Ahmad bin Yusuf bin mazny akan kecenderungannya untuk melakukan revolusi; sedang pada sisi lain, ia merasa dikuasai olehnya. Ibnu

Khaldun menggambarkan perasaannya ini dengan ungkapannya: aku belum merasakan sesuatu apapun kecuali telah terjadi persaingan dalam kepemimpinan Arab dan adanya permusuhan dalam dadanya dan segala pikiran dan perkiraanya terbukti, adanya persetujuan atas apa yang dilancarkan oleh para tukang fitnah, baik itu adalah basa basi ataupun kabar yang dibuat- buat. Hatinya tenggelam melihat semua itu‟ (Ta‟rif 216). Hinga tidak ada lagi yang bisa dilakukan Ibnu Khaldun selain pergi meninggalkan Baskarah.

Ibnu Khaldun pun lalu pergi meninggalkan Baskarah bersama keluarganya dan sebagian pengikutnya ke Thalmasan, dimana disana didapati Sultan Abdul aziz. Namun ia tidak pernah sampai kepada impiannya untuk mendapatkan pekerjaan di

pertengahan perjalanannya, ia mendaoat kabar bahwasannya Sultan Abdul aziz meningal dan digantikan oleh anaknya, Said dengan dibawah pengawasan mentri Ibnu Ghary, dan terjadi perpindahan pusat kota dari Thalmasan ke Vas pada tahun 774

H, sebagaimana ia ketahui bahwasannya Abu Hamuw mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan kembali kekuasaan Thalmasan. Ibnu Khaldun pun lalu memutar arahnya menuju Vas. ketika kabar ini sampai ke telinga Abu Hamuw, ia memerintahkan penjahat dari bani Yagmur untuk menemuinya. Mereka pun lalu menangkapnya di padang pasir dan mencuri barang-barangnya dan barang-barang yang ikut dengannya. Tidak ada seorang pun yang selamat dari mereka kecuali dengan perjuangan keras. Ibnu Khaldun menggambarkan kejadian ini dengan ungkapannya: Abu Hamuw memberikan isyarat pada Bani Magmur untuk mengganggu kami bila telah melewati perbatasan negara mereka

di Ra‟sul Ain 29 , tempat keluarnya dari bukit Za 30 . Mereka menggangu kami disana. Selamatlah dari kami orang-orang yang

mampu melarikan diri dengan kuda mereka menuju gunung Dibdow 31 . Mereka mengambil semua yang kami miliki. Banyak dari kuda kami yang kabur termasuk kudaku dan aku ada diatasnya. Aku lalu tinggal selama dua hari di persembunyian

yang gelap 32 hingga akhirnya aku mampu mencapai suatu bangunan. Kemudian aku menyusul teman-temanku di bukit

29 daerah ini kini lebih dikenal dengan nama Ain Bani Madzhar, ia adalah pertambangan di timur kota Dibdow

30 terletak di utara kota Ain bardil 31 Dibdow adalah kota perbatasan di timur Maroko bagian atas. 32 Gelap karena tidak ada sinar matahari

Dibdow. Akhirnya Ibnu Khaldun dan keluarganya sampai di Vas dengan keadaan yang sangat menyedihkan. Namun namun mentri Ibnu Gazy mengantikan semua musibah yang dialaminya dengan banyak kebaikan; ia benar-benar memuliakan Ibnu Khaldun dan sangat memperhatikan semua kebutuhannya. Ibnu Khaldun pun lalu tinggal di Vas dalam waktu yang lama. Ia diberikan posisi dalam tingkatan yang lumayan, diberikan tempat tinggal dan juga ditawarkan untuk menjadi anggota dalam dewan pemerintahan. Ia lalu berkonsentrasi dalam membaca dan mempelajari ilmu pengetahuan, walau pada masa ini ia tidak

mendapatkan posisi jabatan kepemerintahan. (Ta’rif 218, 224) Pada tahun 776,tersebar fitnah di Maroko bagian atas,

yang semuanya ini berakhir dengan turunnya sultan Said dari jabatannya dengan menyingkirkan mentri yang bertanggung jawab atasnya Ibnu Ghazy dan lalu kekuasaan di pegang oleh sultan Abu Abbas Ahmad (anak dari sultan sebelumnya; sultan Abu salim) di Vas.

Sedang Ibnu Khaldun pada saat itu sedang tinggal di Vas. ketika terjadi penggulingan kekuasaan, tersebar fitnah akan jabatan barunya di pemerintahan baru; ia pun lalu di tangkap dan kemudian dilepaskan.

Dari sini tampak bahwasannya ia menghabiskan waktunya di Maroko setelah kembalinya ia dari perjalanannya yang pertama ke Andalusia sekitar sepuluh tahun ( dari pertengahan tahun 766 H ke pertengahan tahun 776), diantaranya, sekitar satu tahun (dari pertengahan tahun 766 ke pertengahan tahun 767), ia habiskan di Bijayah dengan jabatannya sebagai Hijabah bagi Abu Abdullah Muhammad Hafsy lalu bagi sepupu Abu Abdullah; Abu Abbas. Inilah tahun Dari sini tampak bahwasannya ia menghabiskan waktunya di Maroko setelah kembalinya ia dari perjalanannya yang pertama ke Andalusia sekitar sepuluh tahun ( dari pertengahan tahun 766 H ke pertengahan tahun 776), diantaranya, sekitar satu tahun (dari pertengahan tahun 766 ke pertengahan tahun 767), ia habiskan di Bijayah dengan jabatannya sebagai Hijabah bagi Abu Abdullah Muhammad Hafsy lalu bagi sepupu Abu Abdullah; Abu Abbas. Inilah tahun