Ibnu Khaldun dan ilmu linguistik

5. Ibnu Khaldun dan ilmu linguistik

Ibnu Khaldun sebenarnya sangat pakar dalam ilmu linguistik, yangmencakup didalamnya ilmu-ilmu bahasa arab dan juga sastra arab. Ia sangan intens dalam mempelajarinya semasa hidupnya dan mencurahkan hampir sebagian besar waktu dan tenaganya dalam mempelajari ilmu ini dalam setiap fase kehidupannya.

Ibnu Khaldun menyebutkan dalam auto-biografinya ‘Ta‟rif’ bahwasannya ia -sejak mudanya di Tunis ataupundi Maroko- telah mempelajari banyak referensi penting yang

berkaitan dengan keilmuan bahasa arab; baik dari kaidah dan sastranya. Iapun banyak belajar dari banyak pakar linguistik. Diantara banyak buku yang dipelajarinya: kitab Tashil karya Ibnu Malik, Syarhul hushairy ala tashil, muallaqat, kitabul hamasah lil a‟lam, diwanu abi hatim dan juga Aghany yangmerupakan kumpulan syir dan banyak buku syair lainnya. sedang diantara banyak guru yang ia banyak belajar darinya: bapaknya, Muhammad bin Saad bin Baral, Muhammad bin Araby Al Hushairy, Ahmad bin Qushar, Muhammad bin Bahr, Muhammad bin Jabir Al Qaisy, Muhammad bin Abdul Muhaimin Al Hadromy, Muhammad bin Ibrahim Al Abily, Abdullah bin Yusuf bin Ridwan Al Maliqi, Ahamad bin Muhammad Adz zawawy dan Abu Abbas Ahmad bin Syuaib.

Di akhir bab keenam buku Mukaddimahnya, Ibnu Khaldun menuangkan dua belas bagian pembahasan yang berkisar sekitar

seratus halamanyang berkaitan dengan ilmu linguistik Araby. Ia menjelaskan hampir keseluruhan cabang keilmuan bahasa Arab dan juga sastranya juga tema dan perkembanganya. Ia pun menyebutkan banyak buku penting yang ditulis sejak zaman dahulu hingga pada masa kontemporer sekarang ini.; bahkan ia pun menuliskan bahasa ammiyah (pasar) dan syair-syair yang berkaiatn dengannya yang ditulis pada masanya. Ia pun banyak membahas akan Nahwu, bayan, sastra, Natsr, syair, Azjal, Musyihaat, matan bahasa dan juga Fiqh bahasa. Ia pun membahas kemunculan bahasa arab dan perkembangannya, juga pergelutannya dengan bahasa Amminyah (bahasa pasaran) serta adab dan etika bahasa Ammiyah tersebut; ia pun menjelaskan akan syair-syair Al Hilaliah dan Az Zanatiah dan syair jenis lainnya yangmerupakan jenis syair Ammiyah ini. Dalam pembahasannya ini, ia pun mengemukakan penelitian penting yang berkaitan dengan ilmu linguistik arab dan juga sastranya seperti penafsiran Dzauq dalam definisi dan istilah ahli Bayan, serta mengemukakan artiny dan maknanya yang sesungguhnya ia tidak akan dimiliki oleh orang asing yang bukan asli arab. sesungguhnya orang asing (yang dimaksudkan disini adalah orang non arab yang tidak berbicara bahasa arab) apabila ia mempelajarinya, ia hanya mendapatkan ilmunya saja dari pakar dan juga masyarakat Arab.. sesungguhnya bahasa adalah kemampuan yang bisa dicapai. Dan sesungguhnya kemampuan berbahasa Arab bukanlah kemampuan yang bisa diciptakan oleh orang arab itu sendiri dan ia tidak hanya cukup untuk dipelajari saja. Kemampuan ini hanya bisa dimiliki apabila ia banyak mengahapl dan kualitasnya dalam memiliki kemampuan ini (Dzauq) tergantung atas kualitas hapalannya. Penjelasan akan kata-kata yang dibuat atau diciptakan dan cara mengetahui kualitasnya ataupun keburukannya. Ibnu Khaldun pun banyak membahas seratus halamanyang berkaitan dengan ilmu linguistik Araby. Ia menjelaskan hampir keseluruhan cabang keilmuan bahasa Arab dan juga sastranya juga tema dan perkembanganya. Ia pun menyebutkan banyak buku penting yang ditulis sejak zaman dahulu hingga pada masa kontemporer sekarang ini.; bahkan ia pun menuliskan bahasa ammiyah (pasar) dan syair-syair yang berkaiatn dengannya yang ditulis pada masanya. Ia pun banyak membahas akan Nahwu, bayan, sastra, Natsr, syair, Azjal, Musyihaat, matan bahasa dan juga Fiqh bahasa. Ia pun membahas kemunculan bahasa arab dan perkembangannya, juga pergelutannya dengan bahasa Amminyah (bahasa pasaran) serta adab dan etika bahasa Ammiyah tersebut; ia pun menjelaskan akan syair-syair Al Hilaliah dan Az Zanatiah dan syair jenis lainnya yangmerupakan jenis syair Ammiyah ini. Dalam pembahasannya ini, ia pun mengemukakan penelitian penting yang berkaitan dengan ilmu linguistik arab dan juga sastranya seperti penafsiran Dzauq dalam definisi dan istilah ahli Bayan, serta mengemukakan artiny dan maknanya yang sesungguhnya ia tidak akan dimiliki oleh orang asing yang bukan asli arab. sesungguhnya orang asing (yang dimaksudkan disini adalah orang non arab yang tidak berbicara bahasa arab) apabila ia mempelajarinya, ia hanya mendapatkan ilmunya saja dari pakar dan juga masyarakat Arab.. sesungguhnya bahasa adalah kemampuan yang bisa dicapai. Dan sesungguhnya kemampuan berbahasa Arab bukanlah kemampuan yang bisa diciptakan oleh orang arab itu sendiri dan ia tidak hanya cukup untuk dipelajari saja. Kemampuan ini hanya bisa dimiliki apabila ia banyak mengahapl dan kualitasnya dalam memiliki kemampuan ini (Dzauq) tergantung atas kualitas hapalannya. Penjelasan akan kata-kata yang dibuat atau diciptakan dan cara mengetahui kualitasnya ataupun keburukannya. Ibnu Khaldun pun banyak membahas

Apa yang ditulisnya dalam setiap pembahasan yang ada bukan hanya bukti akan kemampuannya dalam mempelajari dan menguasai ilmu linguistik arab saja, namun juga telah memposisikannya di posisi pakar dah spesialis dalam bidang keilmuan ini.

Ini pun ditunjang dengan tugas dan jabatan yang diembannya di Maroko bagian bawah, tengah dan juga atas, dimana ia bertanggung jawab dalam pengirimn, penulisan dan juga tanda tangan para raja dan juga menteri. Tugas inilah yang akhirnya mengharuskannya untuk banyak membaca dan mempelajari ilmu linguistik arab dan juga sastranya; dan tidak ada seorang pun yang bisa sejajar denganya, kecuali mereka yang telah mengkhususkan dirinya dalam mempelajari ilmu ini. Telah dijelaskan sebelumnya pula, bahwasannya Ibnu Khaldun merupakan pemuka dan juga pembaharu dalam penulisan bahasa arab dan semua ini sudah demikian jelasnya hingga wajar apabila tiada seorang punyang dapat menandinginya kecuali mereka yangmengkhususkan dirinya dalam keilmuan ini.

Demikianlah; Lisanuddin bin Khatib telah menyebutkan dalam kitabnya Al Ihathah fi Akhbar Gharnathah bahwasannya Ibnu Khaldun telah menuliskan syarh penjelasan akan kitab Burdah. Yaitu kitab yang berisi akan qasidah-qasidah yang menarik karya Abwashiry dalam puji-pujian kepada rasulullah Saw. Namun Ibnu Khaldun puntidak mengisyaratkan akan adanya penulisan ini dalam auto-biografinya Ta‟rif. Bisa jadi semua ini merupakan petualangan iliahnya di masa muda, hingga ia berpikir untuk

namun biar bagaimanapun, ini semua menunjukkan akan perhatiannya yang sanagt besar akan sastra Arab sejak masa mudanya.

tidak

menuliskannya