Rencana musuhnya dalam menyerangnya dan pendapat orang- orang adil akan pemboikotan haknya

8. Rencana musuhnya dalam menyerangnya dan pendapat orang- orang adil akan pemboikotan haknya

Tampak bahwasannya Ibnu Khaldun –selama masa tinggalnya di Mesir- banyak menghadapi serangan dari musuh-musuhnya hingga ia pernah diminat –setelah pengunduran dirinya yang kedua kalinya- untuk berhadapan dengan banyak orang yang menuduhnya dan mencelelanya. Dalam hal ini, ibnu Hajar dan sakhawy

akan banyak permasalahan yang tidak bisa diselesaikannya -yang sebagian besar darinya adalah fiktif, dan ia pun banyak menerima celaan karenanya. Sedangkan Ibnu Qadhi Syuhbah dalam sejarahnya menuliskan tentang peristiwa pada 803 sebagai berikut: sebab pengucilannya adalah karena ia terlalu berlebih-lebihan dalam menghukum dan juga dengan proses yang sangat cepat. Ia pun dicela dan minta kepada perwakilan Ibnu Hajib untuk menemuinya di aklibisy dan menemuinya dan mengambarkan atasnya dan hal ini menimbulkan kemarahannya. Ibnu Hajib pun lalu melepaskan sebagian tahanan Ibnu Khaldun.

Dari sini tampak akan kegilaan musuh dan juga rivalnya yang kesemuanya itu disebbkan oleh rasa iri dan dengkinya, dan cara yang mereka lontarkan membuat mereka tidak panytas untuk menyandang gelar ulama. Sebagian penulis mengungkapkan akan banyaknya tuduhan padanya; bahkan Ibnu Hajar Atsqalani, Dari sini tampak akan kegilaan musuh dan juga rivalnya yang kesemuanya itu disebbkan oleh rasa iri dan dengkinya, dan cara yang mereka lontarkan membuat mereka tidak panytas untuk menyandang gelar ulama. Sebagian penulis mengungkapkan akan banyaknya tuduhan padanya; bahkan Ibnu Hajar Atsqalani,

dan akhirnya terungkaplahpenipuan ini. Ketika sultan mengetahuinya, ia mengucilkannya dan mengembalikan posisinya kepada Ibnu Khair. Hal ini terjadi pada bulan Jumadil awwal 787 H. Ibnu Khaldun pun bertekad dengan pakaian Marokonya dan menolak untuk berpakaian layaknya seorang hakim, yang kesemuanya ini karena kesenangannya dalam melanggar. Ia pun banyak berbuat baik pada Ibnu Hajar padahal ia adalah rivalnya. Ibnu Khaldun banyak menukil di kitabnya Raf‟ul ashar „an qudhatul misr akan banyaknya tuduhan dan sebab yang ada dalam pikiran dan juga lisan para musuhnya. Ia menukil dari sebagian ulama Maroko, bahwasannya mereka ketika mendaoatkan posisinya di kehakiman, mereka terkejut dan menisbatkan orang-orang Mesir dengan kecetekan pengetahuannya hingga Ibnu Arafah berkata: kami mempersiapkan untuk mendapatkan posisi hakim yang merupakan posisi tertinggi. Ketika ia menjabatnyasebgaian dari kami, ini ternyata bertentangan dengan apa yang ada. Dan dinukil dari Badruddin aini: Sesunggunyaia telah di

membacanya

fatwanya

tersebyt

tuduh dengan masalah-masalah buruk Ia pun menukil dari Basybisyi,

terakhirnya bersenang-senang

dan banyak mendengarkan penyanyi serta berinteraksi dengan sesuatu yang baru. Ia menikah dengan seorang wanita yang mempunyai seorang sudara laki-laki yang paling durhaka. Ia banyak berinteraksi dengan manusia, namun ia hanya bisa berbuat baik pada mereka disaat ia mengasingkan dirinya. . bila ia memegang kendali, maka banyak pertentanga, karenanya ia tidak terlalu suka berinteraksi dan seyogyanya ia tidak terlihat. Ibnu Hajar mengatakan tentang Lisanuddin: sesungguhnya Lisanuddin telah menjelaskan tentang Ibnu Khaldun dalam sejarah Granadanya dan ia tidak sedikitpun mensifatinya dengan ilmu sedang Lisanuddin bin Khatib adalah oran yang paling suka menyebut Ibnu Khaldun sebagai ilmuwan yang cemerlang dan juga cerdik.

Bisa jadi semua ini hanyala usaha para musuhnya dalam menjatuhkan reputasinya. Lisanuddin berkata dalam kitabnya Ihathah: sungguh mulia kedudukannya dari orang-orang yag cemerlang karena ia jauh dari menunggu dan jugakemampuannya dalammemahami dan menalar; sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu muridnya di Mesir, Maqrazy –seorang sejarawan: ...sesunggunya, ia banyak kemuliaannya dan posisinya yang tinggi dan sangat dihormati, yang tidak akan mampu menghilangkan musuh ataupun orang yang dengki atasnya dan ia pun tidak pernah kehilangan waktu melawan orang yang iri.

Walaupun semuanya itu, namun itu tidak mengahalangi Ibnu Hajar untuk dapat berpartisipasi dalam pelajaran Ibnu Khaldun dan mengambil manfaat darinya, sebagaimana yang dikatakannya: aku selalu berkumpul dengan Ibnu Khaldun dan mendengarkan banyak manfaat keilmuan darinya dan juga mempelajari karyanya, khususnya yang berkaitan dengan Walaupun semuanya itu, namun itu tidak mengahalangi Ibnu Hajar untuk dapat berpartisipasi dalam pelajaran Ibnu Khaldun dan mengambil manfaat darinya, sebagaimana yang dikatakannya: aku selalu berkumpul dengan Ibnu Khaldun dan mendengarkan banyak manfaat keilmuan darinya dan juga mempelajari karyanya, khususnya yang berkaitan dengan

Sesungguhnya ibnu Khaldun berada di posisi yang kuat diantara para pemikir mesir lainnya, khususnya ia dalah pemimpin kelompok sejarawan TaqiyuddinAl Maqrizi. Maqrizy telah mempelajari banyak hal darinya dan ia pun kagun pada keluasan ilmuanya dan muhadharahnya yangmenarik serta keoriginalam pendapat dan teorinya. Maqrizy mengatakan tentang syeikhnya Ibnu Khaldun dengan penuh rasa hormay dan kemuliaan dan menambahkan gelarnya syeikh kami al a‟lam al allamah, alustadz qadhi qudhot. Ia selalu mengikuti kabarnya , baik ketika ia di Mesir ataupun Sya, dan menuisknnya dalam bukunya Suluki dn menuliskan biografi tentangnya dalam bukunya daurul uqud al faridah bi ishaabi

wa i‟jab. Sejarawan lainnya adalah abu Mahasin bin Tugry bardy yang menggaris bawahi pernyataan syeikhnya Maqrizy atas

penghormatannya kepada Ibnu Khaldun dengan menggambarkan kemampuannnya di wilayah kehakiman, ia mengungkapkan: hakim langsung dengan kehormatannya yang penuh dan kemuliaannya yang makin bertambah dan kehidupannya yag disyukuri. Dan tampak pengaruh Ibnu Khaldun ini dibanyak buku para pembesar mesir kontemporer dengan menukil sebagain yang ada dalam Mukaddimah dan kitab sejarahnya; diantara mereka adalah Abu abbas Qalqasynidi, dengan karyanya Shubhul „asya; dimana ia banyak menukil dari karya Ibnu Khaldun di berbagai ensiklopedianya.