Kitab Ibr
1. Kitab Ibr
Peninggalan berharga Ibnu Khaldun adalah buku besarnya tentang sejarah yang ia namakan: Kitabul Ibr wa diwaanul
mubtada wal khabar, fi ayyamil „arab wal „ajm wal barbar, wa man „asharahum min dzawi sulthon al akhbar‟ yang sering disingkat dengan dua kalimat saja „kitabul ibr‟
Tulisannya ini tercetak dalam bentuk tujuh jilid sebagaimana yang diterbitkan oleh penerbit Bulak (dicetak pada tahun 1868 M). Dalam kitab ini mencakup didalamnya Kata
Muhammad Jamil Bihim, Al Aruubat wa Syuubiyyat l Haditsah, hal 53,54 89 Lihat pembahasan akan hal ini dalam dua makalah; pertama makalah
Sati’ Al Hasry dalam bukunya ‘Diraasat an mukaddimah Ibnu Khaldun‟ hal 151-168, kedua; tulisan yang ditulis oleh Muhammad Abdul Ghany Hasan di edisi Mei 1961 pada majalah “Majallah‟ dengan tema ’Ibnu Khaldun baina Asy Syairiyyah wa Syuubiyyah wa Tasawwuf‟ Sati’ Al Hasry dalam bukunya ‘Diraasat an mukaddimah Ibnu Khaldun‟ hal 151-168, kedua; tulisan yang ditulis oleh Muhammad Abdul Ghany Hasan di edisi Mei 1961 pada majalah “Majallah‟ dengan tema ’Ibnu Khaldun baina Asy Syairiyyah wa Syuubiyyah wa Tasawwuf‟
menjadikan Kata pengantarnya sebagai bagian tersendiri dan tiga bagian lainnya. ia menjadikan kata pengantarnya menjelaskan tentang keutamaan ilmu sejarah dan dan ralat akan kesalahan yang dilakukan oleh para sejarawan; laku kitab pertamanya menjelaskan tentang peradaban kebutuhan primer akan raja, penguasa, nafkah, kehidupan, industri dan banyak ilmu dengan disertai sebab dan akibatnya (Kata pengantar ini dan jilid pertama serta sambutan penulis dikumpulkan menjadi satu jilid yang kini lebih dikenal dengan nama Mukaddimah Ibnu Khaldun), sedang kitab kedua dan ketiganya menjelaskan tentang penelitian-penelitian sejarah secara murni.
Pada kitab kedua, ia banyak menjelaskan akan berita- berita tentang Arab, generasi-generasinya, negara-negaranya sejak awal kemunculannya hingga saat ini, didalamnya juga mencakup tentang negara-negara yang dikuasai oleh negara terkenal seperti Tibet, Suryaniyin, Persia, Bani Israel,
Qibti, Yunani, Romawi,Turki dan Eropa. 90 Kitab ini terbentuk atas empat jilid yang diambil dari jilid kedua hingga jilid kelima dari Kitabul Ibr.
Ibnu Khaldun memberikan pengantarnya dalam kita ini – sebagaimana yang dilakukan para sejarawan muslim sebelunya- dengan pembahasanya akan awal penciptaan dan nasab dari setiap kelompok masyarakat yang berbeda, yang ia nukil dari banyak riwayat di masa lampau dan juga israilliyat dan juga apa yang pernah ditulis oleh para sejarawan Yunani Herdath
Diungkapkan sendiri oleh Ibnu Khaldun dalam Mukaddimahnya (Bayan 271)
(Hersyius), walau semua itu tampak menjadi sumber yang diragukan kebenarannya. Lalu ia melanjutkan pembahasannya tentang sejarah bangsa Arab di masa Jahiliyah, juga Yahudi, Yunani, Persia yang kesemuanya ini banyak ia nukil dari Ibnu Amid
Penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya tidak berpengaruh banyak dalam penulisan kitabnya itu, kecuali sebagian kecil saja yang hampir mencapai seperempat dari jilid keduanya.
Sedang sisanya, yaitu tiga perempat dari jilid keduanya (sebagian dari juz dua dan keseluruhan jilid tiga, empat dan lima), ia telah menuliskan semua penelitian dan pengamatannya akan negara-negara Islam dan negara-negara yang berhubungan dengannya pada masa-masa kejayaan Islam. Iapun mengemukakan akan fenomena kemunculan agama Islam dan juga kehidupan Rasulullah Saw, masa khulafau Rasyidin, masa bani Umayyah, masa bani Abbas, sejarah Fathimiah di Maroko dan juga Mesir, bani Qaramithoh, sejarah Andalusia sejak pertama dibuka oleh Islam hingga permulaan kedaulatan bani Ahmar di Gharnathah, kedaulatan Islan di Shaqliah, sejarah kerajaan-kerajaan nasrani di Spanyol, sejarah bani bawiyyah, bani Sabkatikin, Turki, Salajifah, Perang Salib dan kedaulatan kerajaan-kerajaan di Mesir.
Tidak pernah terlintas sedikitpun dalam pikirannya ketika memulai tulisannya itu untuk menulis sejarah akan umat musli di Timur ataupun umat lain yang berhubungan dengannya; atau belum terlintas sedikitpun dalam pikirannya untuk menuliskan apa yang ia tulis dalam kitab jilid keduanya ini. Namun yang dihasilkannya sungguh sejarah yang sanagt menyeluruh pada neara-negara ini, sebagaimana yang pernah ia isyaratkan dalam percakapannya tentang fase penulisan kitab ini.
Setelah kepergiannya ke Mesir, Ibnu khaldun kembali merevisi apa yang pernah ditulisnya lalu mematangkannya dan menambahkan beberapa bagian di dalamnya. Ia menambahkan banyak kenyataan yang ia lihat direferensi; dimana sebelumnya ia belum melihatnya sebelumnya, lalu kemudian menambahkannya lagi dengan sejarah akan fase-fase yang ia lihat selama ia tinggal dalam waktu yang cukup lama di Mesir, dimana ia banyak mendapatkan banyak berita, informasi dan juga akan negara Mesir, Turki hingga pada tahun 794 H. Setelah menuliskan tentang dua negara besar ini, tulisannya terhenti pada saat ia sedang menuliskan halaman pertamanya tentang Tunis pada akhir tahun 783 H, sebagaimana yang ia isyaratkan di tengah percakapannya tentang fase tinggalnya di Mesir
Sedangkan kitab ketiganya, ia banyak menuliskan tentang sejarah barbar dan yang termasuk didalmnya seperti Zanatah serta menyebutkan pemimpin dan generasi-generasinya; juga sebagian dari mereka yang tinggal di Maroko khususnya yang
duduk di kerajaan dan juga pemerintahan. 91 Atau dengan kata lain, ia banyak menulis pada bab ini tentang apa yang disebut saat ini sebagai Afrika utara, sejak kemunculan suku bangsanya hingga saat dimana Ibnu Khaldun hidup. Buku ini tertulis dalam dua jilid, yaitu jilid keenam dan ketujuh dari keseluruhan kitabul ibr.
Ibnu Khaldun memberikan pengantarnya pada kedua jilid ini –jilid keenam dan ketujuh dari kitabul ibr- dengan pembahasannya tentang bangsa Arab dan pengaraban di Maroko; lalu ia kemudian mennjelaskan tentang sejarah barbar serta kabilah dan kelompok barbar yang terkenal seperti Zanatah, Magrawah, Nawata, Mashmuda, Baranis, Kitamah Shanhajah mulai
seperti yang diungkapkan oleh Ibnu Khaldun sendiri (Bayan: 271) seperti yang diungkapkan oleh Ibnu Khaldun sendiri (Bayan: 271)
Disaat Ibnu Khaldun menuliskan kata pengantarnya, sebenarnya ia hanya bermaksud menuliskan sejarah tentang Maroko secara ringkas sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Maka tujuan dari tema yangada pada kitab ketiga ini, maka sama dengan tujuan tema pada awalnya; sedang tema pada kitab kedua merupakan perluasan dari pembahasan dan penambahan dari pembahasan akan tema ini.
Sedang yang Ibnu Khaldun lakukan selama ia menulis kitab keduanya setelah kepergiannya ke Mesir, sama dengan apa yang ia tulis pada kitab ketiganya, dengan revisi dan juga adanya kematangan konsep serta menambah beberapa bagian, lalu kemudian memyempurnakannya dengan sejarah akan fase-fase yang di alami Maroko –dimana ia menuliskan semua ini ketika ia tinggal di waktu yang cukup lama di Mesir sekitar 25 tahun lamanya. Kemudian ia menyambungkan lagi dengan pembahasan akan kedaulatan bangsa barbar, dari sejarahnya pertama hingga tahun 796 H, setelah pembahasan ini sempat terhenti dalam copi pertama yang ditulisnya di tunis hingga tahun 783 H, sebagaimana hal ini telah
dijelaskan sebelumnya. 92
Lihat akhir paragraph 1 dari bagian ketiga bab pertama